#24

54 3 0
                                    

Hi semua, terimakasih banyak untuk yang setia membaca hingga capther ini dan akan seterusnya. Jujur aku seneng banget kalau kalian betah untuk singgah di cerita ini. Terimakasih banyak yaa.

.

.

.

Riri dan Rahel tengah sibuk menyiapkan sarapan dan kue pagi ini. Rahel yang kini mengenakan baju kaos milik Riri, dengan rambut yang ia kuncir kuda. Wajahnya yang kini terkena sedikit adonan kue, membuat Rahel tampak sangat menggemaskan. Sedangkan Riri kini tengah memasak sarapan kesukaan Alfy yaitu sup ayam.

"Muka cemong aja, lucu banget si Rahel" Ujar  Riri saat melihat wajah Rahel.
"Hah? cemong banget ya kak?" Rahel langsung mengelap tangannya dan mencoba membersihkan wajahnya, namun tampaknya kini adonan yang menempel bukannya menghilang malah semakin banyak.

"Hahaha,, udah-udah nggak papa masih cakep kok"
"Ih kak Riri, aku kan jadi malu...."
"HAHAH Rahel-rahel" Riri terkekeh.

Rahel memasukan adonan kue ke dalam oven. Sembari membereskan bekas adonan, dan Riri mulai menata sup ayam di atas meja makan.

"Uhmmm,, wangi banget kak Riri, pasti enak banget sup buatan kak Riri"
"Bisa aja kamu Rahel, makanan udah siap nih. Mana si Alfy belom turun juga"
"Masih tidur kali dia kak, nanti biar Rahel aja yang panggilin kak, semalem dia tidur di sofa atas soalnya Rahel ketiduran di kamar Alfy" Jelas Rahel kepada Riri, yang sebenarnya Riri pun sudah mengetahui hal itu.

"Okedehh, kue nya biar kakak yang tungguin"
"Okee kak, Rahel ke atas dulu ya?..."
Riri mengangguk meng-iyakan. Rahel berjalan menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar Alfy. Masıh dengan mengenakan celemek di badannya.

*Tokk,,,tokk,,,tokk

Rahel mengetuk pintu kamar Alfy.

"Al???"
"Al bangun woii..."
Masih tak ada jawaban dari dalam.
"Alfy, gue masuk nih. Dasar kebo!" Rahel membuka pintu kamar Alfy dengan cepat.

"HAAA!!! ASTAGA ALFY BEGO!" Rahel berteriak. Rahel dibuat terkejut bukan main, ia menutup kedua matanya dengan tangannya. Sembari membalikkan badan.

Sedangkan Alfy yang juga terkejut hanya terdiam dan menyernyitkan alisnya memperhatikan tingkah Rahel.

"Makanya kalo lagi mandi pintu di kunci aja kek" Omel Rahel yang masih tetap menutupi matanya.
"Pokoknya ini salah lo, gue kan udah ketok udah manggil juga. HIHH! Alfy kebiasaan banget!!" Lanjut Rahel.
"Husst!!! brisik tau..." Sahut Alfy sembari mengusap rambutnya dengan anduk.

"Dihh minggir ah gue mau keluar, nggak jelas lo" Rahel mulai mengambil bantal untuk menutupi matanya dan berjalan sedikit menyerong.
"Kenapa sih lo, gue udah pakek celana anjir. Cabul banget isi otak lo" Alfy yang tetap tenang sembari mengusap bagian rambutnya yang masih basah didepan cermin kamarnya.

"Enak aja mulut lo ya bener-bener Alfy!!!" Rahel yang mulai membuka matanya sembari memukul bagian tubuh Al dengan bantal. Dan berjalan keluar dari kamar Alfy.
"Buruan kebawah nggak pakek lama ya Al!" Teriak Rahel dari balik pintu.
"Iyaa bawel, brisik banget lo" Seru Alfy dari dalam kamar, masih dengan wajah yang menahan tawa melihat tingkah Rahel.

"Dasar cewek cabul" Ujar Alfy pelan, sembari tersenyum.

Di lantai bawah, Riri hanya terkekeh heran mendengarkan Alfy dan Rahel yang selalu saja ribut. Sejak kecil mereka berdua memang selalu bertengkar meski sebenarnya saling menyayangi satu sama lain.

Rahel bagi Riri sudah seperti adik kandungnya sendiri. Sejak orang tuanya meninggal, Alfy menjadi sangat tertutup, cuek dan dingin. Dan hanya Rahel yang mampu menghibur Alfy saat itu.

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang