HI<3
Finally update lagi, semoga suka yaaa!
..
.
Hai Alfy!
Kalau lo tanya, apa yang gue suka dari lo jawabannya adalah semua tentang lo gue suka, suka sekali. Perihal apapun yang lo lakuin menurut gue itu luar biasa, dan gue suka.
Kenyataan yang harus gue pahami adalah lo gabisa bales perasaan gue ke lo. Dan ya itu sakit, tapi gue gabisa maksain perasaan orang ke gue.Lo ngajarin gue banyak hal, salah satunya yaitu titik mencintai adalah mengikhlaskan.
ga mudah buat gue, tapi gue juga udah ga punya banyak energi lagi untuk terus berjuang sendiri.
Ternyata dalam hal ini gue punya titik lelah yang gabisa gue jelaskan lagi. Maaf karna kali ini gue memilih berhenti, kali ini usahanya bukan lagi tentang terus mencintai melainkan belajar untuk menghilangkan perasaan yang gue sendiri ga pernah minta untuk ada.Gue mengagumi semua hal tentang lo, gue berusaha untuk bisa buat lo suka sama gue tapi perasaan memang gabisa di paksa ya? it's okey, gue baik-baik aja. Setidaknya gue bisa jujur kali ini, jaga diri baik-baik Alfy Malik. Apapun yang terjadi, gue yakin lo akan bisa lewatin dengan baik.
Terimakasih untuk beberapa kali memberikan senyuman manis yang lo tujukan ke gue. Sengaja atau engga, terpaksa atau engga itu ga pernah menjadi masalah buat gue. yang gue ingin sampaikan adalah gue seneng bisa kenal sama lo. Terimakasih and see u! Setelah ini anggap kita adalah dua orang asing yang nggak pernah saling mengenal ya.
-KaraSebuah surat telah berhasil Kara tulis, ia menulis semua perasaannya kepada Alfy.
Untuk yang terakhir kalinya, Kara menaruh surat itu ke dalam kotak sepatu untuk ia berikan langsung pada Alfy. Sepatu sneakers terbaru yang Kara beli khusus untuk Alfy. Kara telah menghubungi Alfy, meminta bertemu di sebuah café yang tak jauh dari kampus.
Kara telah sampai di café lebih dulu, memesan Strawberry Smoothie dan Cheesecake.
Perasaan Kara kali ini tidak dapat ia deskripsikan, ia mencoba tenang sebisa mungkin. Kali ini pilihan Kara bulat, ia akan mencoba pergi tak lagi mengharapkan Alfy yang sangat jelas tidak pernah tertarik padanya.
*Kringggg.....* pintu café terbuka.
Tak lama laki-laki berkaos hitam berada tepat di depan Kara.
"Sorry ya gue lama" ucap laki-laki itu kepada Kara.
"Gapapa kok Al"
"Gimana, ada apa Ra?"
"Sorry ya Al gue tiba-tiba ngajak ketemu disini"
"Iya gapapa kok, gimana?""Gue mau ngasih ini ke lo" Kara memberikan kotak yang sudah ia siapkan untuk Alfy. "Gue harap kali ini lo terima ya Al, gapapa kok kemarin nasi goreng gue bukan lo yang makan. Gue ngerti, walaupun gue sedikit kecewa tapi gapapa gue paham" lanjutnya.
Kalimat panjang yang barusan keluar dari mulut Kara membuat Alfy menatapnya dengan perasaan tak enak.
"Sorry ya Ra..."
"Gapapa kok santai aja" kalimat Alfy langsung di sela oleh Kara."Gue ngerti, nggak perlu lo jelasin. Sorry ya selama ini gue sering gangguin lo, yaudah gue cuman mau ngasih ini aja ke lo. Gue tau di mobil ada Rahel kan? gak enak nanti dia nunggu lama. Gue duluan ya"
Kara pergi meninggalkan Alfy yang kini masih tetap menatap kepergian Kara dengan tak enak hati. Bagaimanapun Kara adalah teman yang baik baginya.
Rahel melihat Kara masuk ke mobil dengan mengusap air matanya yang jatuh, Rahel sempat ingin menemui Kara namun langkah Kara begitu cepat dan langsung masuk ke dalam mobilnya, pergi begitu saja.
Rahel dibuat bertanya-tanya, ia menunggu Alfy untuk memastikan apa yang terjadi. Tak lama Alfy Malik datang dengan langkah tenang. Rahel yang kini berdiri di depan pintu mobil langsung menatap Alfy dengan tatapan tajam.
"Kenapa?" ucap Alfy.
"Lo abis ngapain?"
"Beli donat buat lo, nih!" jawabnya dengan gampang, dan langsung memberikan donat itu pada Rahel."Bukan itu maksud gue, lo nggak abis ngapa-ngapain anak orang kan?"
"Apaan sih, buruan masuk mobil deh lo brisik"
"Gue serius!!!" Rahel maju satu langkah berdiri tepat di hadapan Alfy yang tetap tenang dengan pembawaannya."Nanti gue jelasin di mobil" menarik lengan Rahel dengan hati-hati membuka pintu mobil dan menyuruhkan masuk.
Ia mulai menjalankan mobilnya. Rahel yang sedari tadi tak sedikitpun merubah posisi duduknya, tetap menghap Alfy, menunggu penjelasan yang akan ia sampaikan.
"Lo buka aja ini, dalem kotak sepatu ada surat dari Kara lo baca aja nanti lo paham" ucap Alfy pada Rahel, yang tak tunggu lama, Rahel langsung membukanya.
Membuka surat dan membacanya baris demi baris. Setiap kata di dalam surat itu membuat hati Rahel patah, entah mengapa perasaan Rahel ikut perih saat membaca isi surat yang diberikan Kara pada Alfy.
"Kara kemaren ngasih gue nasi goreng, tapi kemaren gue udah kenyang banget jadi nasi goreng dari Kara gue kasih ke Dino sama Brian" ucap Alfy menjelaskan. "Gue kan udah makan nasi goreng dari lo" lanjutnya.
Rahel jadi tak enak hati mengetahui hal tersebut.
"Ini gara-gara nasi goreng gue ya Al? kejadiannya nggak akan gini kalau lo kemarin nggak makan nasi goreng dari gue" Rahel menekuk wajahnya, perasaannya tak enak pada Kara.
"Apaan sih, bukan karna lo lagi, udahlah gue juga nggak suka sama Kara"
"Al, gue tau banget sekarang perasaan Kara lagi sakit banget. Dia suka lo dari dulu, gue nggak mau ini terjadi antara lo sama Kara. Dia temen gue juga Al, pasti nggak mudah buat dia. Lo harus ajak dia ketemu lagi Al lo harus..." Alfy menghentikan mobilnya tiba-tiba.
Rahel terdiam.
"Gue capek ya Hel bisa nggak gausah buat gue makin pening!!! Stop ngomongin Kara, gue nggak suka sama dia lo paham nggak sih!" suara Alfy terdengar meninggi.
Kalimat yang keluar dari mulut Alfy, membuat dentuman hebat pada Rahel rasanya ia seperti mengulang masa lalu dengan keluarganya. Air mata Rahel jatuh dengan sendirinya, rasanya sesak jantungnya berdetak hebat. Rahel takut, takut sekali. Tangannya gemetar hebat tak ada satu katapun yang Rahel mampu ucapkan.
Tangan laki-laki di sampingnya tiba-tiba memeluk erat Rahel, "maaf gue nggak bermaksud" ucap Alfy pelan, yang cukup jelas terdengar oleh telinga Rahel. Kini perasaan Alfy ikut sakit melihat wanita yang kini ada di pelukannya menangis tanpa suara, akibat kesalahan yang ia buat.
Ia membuat traumanya kembali dalam ingatan Rahel, kali ini Alfy nggak bisa memaafkan kesalahan yang ia buat. "Rahel maaf, gue bodoh maaf" ucapnya lagi. Alfy memeluk Rahel erat, Alfy merasakan nafas Rahel yang semakin tak beraturan. Rahel masih tetap terdiam, pikirannya kacau, hanya sesak yang ia rasakan kini.
Rahel melepaskan pelukan Alfy, "Gapapa" ucapnya singkat.
"Anterin gue balik ke kosan sekarang ya" ucap Rahel pelan penuh gemetar.
Alfy menggenggam erat tangan Rahel, "Gue nggak akan biarin lo balik kalau lagi keadaan kayak gini"
"Gue minta maaf" lanjut Alfy.
"Gue takut" sahut Rahel pelan.
"Iya gue tau, gue minta maaf gue nggak bermaksud Hel maaf"
"Lo nggak salah kok, gue yang salah seharusnya gue nggak ikut campur dan buat lo marah""Lo gak salah, gue yang salah nggak seharusnya gue bentak lo kayak tadi. Jangan pernah samain gue sama orang tua lo ya, gue bukan mereka. Gue janji ini terakhir kalinya gue ngelakuin kesalah ini. Lo nggak perlu takut lagi" Alfy menatap Rahel dan memeluknya lagi.
Aku masih ingat dihari itu tanganku tremor, nafasku sesak, mataku panas, pikiranku kacau seakan rasanya semuanya akan hancur begitu saja. Suara yang begitu keras, pecahan kaca yang berserakan. Aku hanya bisa menutup telinga adikku rapat-rapat, dengan tangan yang gemetar hebat. Trauma masa kecil ini selalu menghantuiku, setiap kali ada seseorang yang membentakku dengan suara tinggi bayangan itu akan selalu muncul tiba-tiba.
Setiap hari aku selalu berusaha untuk sembuh dari luka yang selalu menghantuiku, aku nggak punya siapa-siapa untuk aku percaya, aku sendirian. Aku selalu mencoba untuk meredam semua amarahku yang mungkin saja bisa meledak kapan saja. Aku takut, takut sekali.
-Rahel Shalsabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALOGI GARIS WAKTU
RomanceManusia hanya bisa menjalani apa yang terjadi dalam hidup. Mengisahkan banyak kisah, menunjukan banyak tantangan, membentuk emosi , tangis dan tawa yang terbentuk karna keadaan. Kisahnya tak bisa ditebak, datangnya bisa kapan saja. Hilangnyapun sama...