#3

150 9 0
                                    

Langit kelabu, matahari mengumpat dibilik awan hitam. Tak lama hujanpun turun membasahi bumi. Membentuk genangan, menjadikan udara disekitarnya seketika menjadi dingin.

Ponsel rahel berbunyi, terdapat notif dari nomor yang tak ada nama yang tertera disana.

Rahel membuka ponselnya dengan malas, karna udara dingin yang membuatnya tak ingin melakukan pergerakan apapun."duh siapa sih, ganggu gue aja" mengambil ponsel yang tak jauh dari dirinya. "awas aja kalo ini al" rahel mulai mengomel, mengira-ngira bahwa alfy lah yang telah mengirim pesan diponselnya.

"siapa sih kok nomor baru, orang jail pasti" dia mulai membuka pesan masuk dari nomor yang tak diketahui dalam whattshap nya.

"Hallo rahel, sorry gue ganggu. Gue bagas, yang minggu lalu ketemu di Bittersweet"

Rahel membulatkan matanya, lalu merubah posisinya menjadi duduk. "Haaa? Demi apa ini bagas?" gumamnya tak percaya. Raut wajahnya berubah seketika, tapi anehnya dia tak langsung membalas pesan laki-laki yang ditemuinya di Bittersweet itu melainkan langsung menghubungi al.

Berdering .

Tak lama terdengar sambungan dari ponsel yang ia hubungi itu.

"Hallo kenapa sih, gue lagi tidur" suara al terdengar serak, karna benar alfy sedang tidur. Dan harus terbangun karna mendengar ponselnya yang berdering.

"al lo harus tau ini penting banget banget!!!" suara girang terdengar.

"hmm apaan?" jawabnya malas.

"lo inget gak cowok yang ketemu kita di Bittersweet?"

"bang burhan, riko, apa bang haikal? banyak kali laki-laki"

"ih dasar oncom, maksud gue yang gak sengaja numpahin boba dibaju gue itu?" jelasnya lagi.

"oh itu, terus kenapa?" jawabnya sembari mengingat

"dia whattshap gue, gue harus gimana al bantuin gue"

"ya kalo dia whattshap tinggal bales aja susahnya dimana sih heran gue" jawabnya semakin malas, karna ternyata yang rahel sampaikan bukan hal yang penting baginya.

"udah ah ganggu gue tidur aja lo. Lo kalo bingung balesnya sharching aja di google" alfy meneruskan ucapannya.

"hiss gak asik lo, yaudah gue sharching aja deh" menuruti perkataan al yang konyol. Kemudian mematikan sambungan telvonnya.

Jangan heran yaa rahel emang polos bingbing hehe...

Rahel membalas whattshap dari bagas.

"oh bagas, iya ada apa ya?" jawaban ini lah yang ia kirimkan kepada bagas. Hasil ia memutar otaknya beberapa menit.

Tak lama setelah ia membalas pesan bagas, ponselnya kembali bergetar.

Bagas membalasnya lagi. "lusa ada acara ga? Bisa ketemu di bittersweet?"

Rahel menatap ponselnya sangat lama dengan bola matanya yang kini berbinar jantungnya yang entah bagaimana bisa berdetak tak beraturan. "mampus gue, jawab gimana dia ngajak gue jalan" dia berpindah, menuju kamar mandi lalu mencuci mukanya dan kemudian menatap kaca, melihat wajahnya sendiri didepan cermin.

Sesekali menampar wajahnya, memastikan. Apakah dia sedang bermimpi atau hanya berhalusinasi saja.

Terasa ngilu saat ia menampar pipinya sendiri, kemudian berlari menuju ranjangnya lalu mengambil ponselnya dan membalas pesan dari bagas.

"lusa keknya gue gaada acara sih, boleh."

Rahel menyukai bagas, dari pertemuan awalnya di Bittersweet. Menurut rahel, bagas sosok laki-laki yang bertanggung jawab. Aneh, baru pertama bertemu tapi rahel memiliki rasa yang berbeda.

Setelah pertemuannya itu, dia sering mencaritahu dan bahkan mengumpulkan informasi tentang bagas. Mulai dari stalking medmos bagas sampai ke akar-akarnya.

Tampan, berbadan tinggi, anak band yang cukup populer di kampusnya, bergabung dalam suatu organisasi yang sering membantu anak-anak yang kurang mampu, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dan mungkin masih banyak lagi yang belum rahel ketahui tentang bagas. Dia tertarik untuk tau lebih dalam tentang bagas ardhito alaska.

____

"Ya Tuhan, besok gue harus gimana?" mondar mandir didalam ruang kamar, sembari mencari pakaian yang pas baginya saat dikenakan untuk bertemu dengan bagas.

Terdengar pintu kamar yang bergerak, tanpa permisi al masuk begitu saja kekamar rahel.

"gila berantakan amat kamar lo" menatap rahel heran, karna tak biasanya kamar sahabatnya ini berantakan seperti ini.

"untung lo dateng"

"lo ngapain sih hel?" tanya nya makin penasaran

"gue besok mau ketemu sama bagas al, gue bingung mau pakek baju apa"

"Dih lebay banget sih lo, tinggal pakek baju yang nyaman lo pakek aja kali" ujar alfy.
"Nanti kalo dia ilfil liat gue gimana?"

"Gausah lebay, lo mau gimana juga cantik" alfy memuji, entah ada angin apa tiba-tiba perkataan itu muncul dari mulut al.

"Dih bisa aja lo kecambah!! Gue sih emang udah cantik dari masih di proses nyokap bokap gue"

"Goblog!!!" Merasa jijik mendengar pernyataan yang keluar dari mulut rahel.

***

Dering pintu Bittersweet terbuka, wanita manis berlesung pipi, berambut sebahu yang biasa ia kuncir kini ia urai dengan cantik. menggunakan pakaian casualnya.

Jangan heran, rahel emang jarang banget pakek dress hihi.

Menghampiri laki-laki berkaus hitam dan bercelana jeans selutut yang sudah lebih dulu sampai dibittersweet menunggu rahel datang.

"sorry gue lama ya" ucapnya, merasa tidak enak

Bagas menatap rahel lekat-lekat seakan terpana melihat paras cantik gadis yang ada dihadapannya sekarang ini.

"hmm cantik" ucapnya lirih, namun terdengar samar ditelinga rahel.

"apa gimana?" tanya rahel

"Haaa? Engga-engga, silahkan duduk"

"lo udah lama ya disini?" masih merasa tidak enak kepada bagas.

"engga kok santai aja lagi" tersenyum melihat tingkah rahel yang sedikit gugup.

"udah ini minum dulu, tadi udah gue pesenin boba kesukaan lo" menyodorkan boba kepada rahel.

"hehe thanks gas" tanpa aba-aba rahel langsung mengambil boba dihadapannya itu dan meminumnya. "eh gas btw kok lo tau gue suka boba yang ini sih?" lanjutnya, setelah merasa aneh, karna selama ini yang biasa memesankan boba adalah alfy.

"Haha gue nanya mbah google tadi" ucap bagas sembari terkekeh saat rahel menatapnya aneh.

"serius mbah google bisa tau gue suka boba masa" dengan tatapan polosnya yang menggemaskan membuat orang lain ingin mencubit pipinya saat melihat ekspresi rahel.

Tanpa sadar tangan bagas melayang mengacak-ngacak kepala rahel, seakan gemas melihat kepolosan gadis yang berada dihadapannya ini.

Lanjutannya di capter #4 yaa teman-teman...

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang