#2

176 13 0
                                    

Rahel menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, melurusukan kakinya, dan mencoba membuat hatinya tenang. Berusaha sebisa mungkin untuk melupakan kejadian tadi, namun tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Ia berkali-kali menghapus air matanya yang telah berhasil membuat genangan pada lesung pipinya.

"mau sampek kapan, gue capek!!!" ucapnya lirih.

Dia mengecek ponselnya yang sedari tadi mati, karna dia lupa mengecasnya semalam. Saat ia mengaktifkan ponselnya, dia menatapnya heran karna ada banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari alfy malik, dia menatapnya jijik, kemudian terkekeh. Pesan-pesan itu berhasil membuat rahel sedikit melupakan kejadian yang dia hadapi tadi.

Tak pikir panjang rahel langsung berdiri dan menuju garasi rumahnya, mengeluarkan motor vespanya yang berwarna biru muda untuk pergi kerumah sahabatnya itu. Mamanya sedang tak berada dirumah, setelah pulang dari rumah neneknya, mamanya langsung pergi kebutik karna ada banyak pesanan, ujarnya saat memberitahu rahel. Karna memang mamanya lebih sering sibuk dengan pekerjaannya.

____

Dia menekan bel yang menempel pada dinding tembok berwarna abu-abu, tak lama setelah ia menekan bel, terdengar suara seseorang membuka pintu.

Tampak wanita cantik berkacamata yang keluar dari rumah tersebut.

"Eh rahel, ayo masuk" rahel menyalaminya dan tersenyum. "iyaa kak" Lalu masuk kedalam rumah bercat abu-abu yang cukup besar. "kakak lagi masak buat makan malem nih, nanti kamu makan disini aja ya?"

"dengan senang hati kak Riri ehehe"

Riri adalah kakak dari alfy malik, wanita berusia 25 tahun. Cantik dan smart seperti alfy tentunya. Yang kini sudah seperti ibu bagi alfy karna hanya Riri satu-satunya keluarga alfy yang tersisa, setelah kedua orangtuanya meniggal saat alfy berumur 8 Tahun. Berprofesi guru Matematika di salah satu SMA favorite di malang.

Riri sudah sangat mengenal rahel, bagaimana tidak sejak dulu rahel selalu berkunjung kerumahnya ini. Bahkan alfy belum pernah mengajak teman wanitanya kerumah selain rahel.

Riri dan rahel memasak sup dan ayam balado kesukaan alfy.

"alfy kemana kak? Kok gak keliatan?" tanyanya, sembari menata makanan yang sebagian telah selesai dimasak.

"diatas anaknya hel, dia barusan juga balik. Gak tau dari mana, mukanya panik gitu tadi" rahel mendengar pernyataan itu rasanya ingin tertawa terbahak-bahak dan tak sabar ingin melihat ekspresi sahabatnya itu.

Setelah selesai memasak dan makanan telah siap diatas meja rahel beranjak menuju kamar alfy diatas. Ia mengetuk pintu kamar alfy.

"Tokkk....tokkkk...tokkkk" terdengar suara dari dalam kamar.

"kenapa kak? Bentar lagi nyalin" jawabnya. Alfy pikir kakaknya lah yang mengetuk pintu kamarnya. Rahel menahan tawanya saat mendengar suara dari dalam kamar. Ia kembali mengetuk pintu kamar alfy tanpa mengeluarkan suaranya sedikitpun. Dia hanya ingin membuat sahabatnya itu keluar dan membukakan pintu kamarnya dengan ekspresi jengkel yang akan membuat rahel tertawa puas.

"Apasih kak, sabarr!" alfy mulai sedikit mengeraskan suaranya.

Lalu dia membuka pintu kamarnya, dan yang ia lihat bukanlah kak riri melainkan wanita berlesung pipi yang sedari tadi ia cemaskan.

"bego!!!" dengan tangan yang mencubit pipi rahel sedikit kencang. "gak ada kerjaan ya lo, ngapain kesini sana balik!" tambahnya mengusir karna kekesalannya kepada rahel.

Namun dalam hatinya ia merasa lega karna sahabatnya ini baik-baik saja.

Rahel mengeluarkan tawanya yang membeludak tanpa merasa bersalah, dengan sedikit menahan sakit atas cubitan tangan alfy dipipinya. Dia tau persis bahwa sahabatnya ini pasti sangat jengkel kepadanya.

"Ntar gue balik lo nyariin lagi haha" jawabnya jahil. "cihh mau lo kemana kek terserah!!" sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Rahel duduk diatas kasur, memperhatikan sahabatnya dengan sesekali tertawa tanpa henti rasanya melihat muka alfy ribuan kupu-kupu menggelitiki perutnya tak bisa dia tahan rasa tawanya.

"lo abis dari mana sih, tumben ga nyuruh gue nganter?" tanyanya mulai penasaran dengan wanita berlesung pipi yang seharian tak bisa dihubungi. Kedekatan mereka terkadang membuat orang lain mengira mereka adalah sepasang kekasih.

"gue dari rumah nenek gue" memakan coklat yang berada dimeja kamar alfy. "btw enak coklatnya, dari siapa lagi ini" lanjutnya mengalihkan agar alfy tak banyak tanya, karna rahel tak ingin membahasnya lagi.

Alfy menoleh, mengira-ngira apa yang sebelumnya terjadi. Karna saat menjawabnya nada suara rahel berubah. Alfy tau bahkan faham sifat sahabatnya ini, cara mengalihkan.

Tapi pada ujungnya juga dia akan tetap menceritakannya pada al.

"dapet dari cewek waktu pertandingan kemaren, gue lupa mau bawain ke lu kemaren" ujarnya, karna setiap al mendapatkan sebuah bingkisan dari seseorang ia selalu memberikannya kepada rahel sahabatnya ini.

"Al, hel turun yuk makan dulu" terdengar suara dari lantai bawah. Kak riri memanggil mereka berdua untuk turun makan malam bersama.

____

Selesai makan malam, al meminta rahel untuk menemaninya pergi kesebuah toko perlengkapan basket. Dengan di iming-imingin boba tentuntya, wanita berlesung pipi ini tak mampu untuk menolak tawaran yang begitu menggiurkan baginya.

Duduk disebuah kursi depan toko bersama boba yang sudah ia genggam dan telah siap ia minum, rahel menunggui al belanja baju basket.

"Hel tunggu ya gue gak lama kok"

"iya mau lu lama juga gapapa deh, yang penting bobanya nambah satu lagi ya hehe"


Segini dulu yaa teman-teman...

Kurang panjang ga sih? Boleh komen yaa kalo yang mau kasih saran.

Maaf masih belajar aku hehe....

ANALOGI GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang