"hari ini kak Adit ultah kan?" Tanya Icha pada Rara yang sedang menghabiskan nasi goreng miliknya.
Rara mengerutkan dahi "Lo tau dari mana?"
"Gue liat di kalender kamar" jawab Icha yang sedang memakai kaos kaki untuk berangkat ke sekolah.
Rara selalu menandai hari - hari spesial di kalender yang ada di kamarnya, mulai dari ultah sahabatnya, tanggal jadiannya dengan Adit, terutama hari ultah Adit.
"Terus, kenapa?" Tanya Rara heran.
"Gpp, gue cuma ingetin.. siapa tau lo lupa" jawab Icha yang kini sudah menyujud ayah dan bunda, berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
"Kak Adit tuh" ujar icha yang sudah masuk kembali memberitahu Rara.
Rarapun bergegas berjalan mengekor icha dari belakang.
"Ada yang ultah, jangan lupa traktiran nya ya kak Adit cakep" ledek icha yang sekarang mengikat tali sepatunya.
"Udah sana pergi" usir Rara yang mulai risih melihat icha yang mulai bersikap centil.
"Kamis ya" jawab adit sambil mengerlingkan sebelah matanya.
Plak...
"Kebiasaan mukulin aku kamu tuh" gerutu Adit yang sedikit meringis kesakitan.
***
Rara heran melihat Adit yang sepanjang jalan tanpa suara "Kamu kenapa? Diem aja dari tadi?" Tanya rara.
Adit hanya bergumam entah apa maksudnya.
"Aku buat salah sama kamu?" Tanya rara sembari mengingat kesalahan apa yang sebenarnya sudah dia lakukan pada adit sehingga adit diam tanpa suara.
Adit masih tetap diam.
"Ya udah aku turun disini aja" rara mulai kesal dengan sikap adit.
Adit memutar kepalanya menatapi rara "kenapa malah kamu yang marah sama aku?" Adit ikut kesal.
"Kamu diemin aku gini, mending aku naik angkot" gerutu rara.
"Ini nih kebiasaan kamu, aku marah, kamu malah marah balik" adit masih kesal.
"Kan dari tadi aku udah tanya sama kamu, aku salah apa?" Rara sedikit menekankan cara bicaranya.
"Aurora renata pacarku tercinta, aku hari ini ultah tapi dari tadi malem sampe sekarang kamu tuh gak ada niat sama sekali ya buat ngucapin apa kek" gerutu adit yang sudah menggenggam sebelah tangan rara.
Tubuh rara bergetar menahan tawanya yang sudah hampir pecah "jadi kamu dari tadi malem nungguin aku ngucapin ultah ke kamu" rara menatapi wajah adit yang masih fokus mengemudi.
Adit hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Astagaaaa... Aku kira seorang adit, yang jago berantem gak perlu ucapan itu" ledek rara
"Oke oke... Happy b'day pacarku yang nyebelin, ngeselin, lucu, cakep, pokoknya semuanya deh ya, semoga makin pinter dalam segala hal, makin ganteng, dan semoga di umur kamu yang sekarang makin berkah" ucap rara
"Ups 2 hal lagi, semoga makin sayang sama aku dan bisa selalu jaga kepercayaan aku" tambah rara.
Adit menarik senyumnya, sembari mengacak kecil rambut rara.
"Kan kalo senyum gini enak liatnya, tambah ganteng" puji rara.
"Terus, kado buat aku mana?" Tanya adit sembari menadahkan tangan kirinya.
"Nanti ya" jawab rara kikuk.
"Awas, aku tagih lagi nanti" ancam adit.
Rara memelototi adit "yang namanya kado itu harus ikhlas, masa' minta kayak mau nagih hutang" gerutu rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Teen FictionIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...