16. Cuma Kamu

26 3 0
                                    

Rara berjalan santai memasuki pintu kampus, sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Dengan senyuman yang sudah tampak di wajahnya ketika berpapasan dengan beberapa orang yang dia kenal. Rara mengeluarkan ponsel yang sudah berdering dari saku jeans yang dia gunakan.

"Apa cinta" sapa rara pada cici

"Pulang jam berapa?" Tanya cici

"Jam 3, kenapa?" Tanya rara balik

"Gue ke rumah ya" ucap cici

"Oke, tapi ___" ucapan rara terputus ketika langkah kakinya mulai timpang ketika menaiki anak tangga, membuat tubuhnya terhuyung ke belakang nyaris terjatuh tetapi seseorang sudah menahan tubuhnya dari belakang.

"Sama sama" ucap faiz ketika mata mereka sudah saling bertemu.

"siapa yang bilang makasih?" Umpat rara ketika faiz sudah menaiki anak tangga lebih dulu darinya.

Rara kembali melihat layar ponselnya ingin melanjutkan percakapannya bersama cici, tapi cici sudah memutus sambungan teleponnya.

"Makasih" ucap rara ketika sudah masuk ke dalam kelas melewati faiz yang sedang berdiri di samping meja adam.

Mata rara melihat ke semua isi ruangan tapi dia tidak menemukan ecy.

"Kenapa? Cari ecy?" Tanya agil

Rara mengangguk pelan

"Gak bareng lo?"tanya rara

"Ecy gak masuk, sakit" jawab agil yang duduk di depan rara

Rara hanya membulatkan mulutnya.

Rara mengerutkan dahi dengan bibir yang sedikit mencibir ketika faiz sudah mendudukan dirinya di kursi sebelah rara.

"Gak ada tempat duduk lain?" Tanya rara

"Serah gue mau duduk dimana" jawab faiz sudah memutar kepalanya menghadap rara.

"Nih flashdisk lo kemarin ketinggalan" faiz memberikan flashdisk berwarna putih dengan list biru yang dia keluarkan dari dalam tas miliknya.

"Kebiasaan ninggalin flashdisk, makanya sebelum pulang di cek dulu baru pulang", celoteh faiz

Ya, ini bukan pertama kalinya rara meninggalkan flashdisk di kelas, pernah juga tertinggal untungnya ada salah satu mahasiswa yang memulangkannya pada rara sebab setelah kelas rara selesai, anak itu yang memakai kelas rara dan duduk di tempat duduk yang rara pakai.

"Pantes gue cariin gak ada" gerutu rara dengan cepat menarik flashdisk tersebut dari tangan faiz.

"Sama sama" ucap faiz

"Gue belum bilang paijo" ucap rara

"Lo juga jarang bilang makasih sama gue, bisa di itung pake' jari" celoteh faiz

Rara berpikir sejenak lalu tersenyum, dia memang jarang bilang makasih pada faiz. Sebab faiz selalu membuatnya kesal sebelum mengucapkan terima kasih.

Faiz menutupi layar komputer rara dengan telapak tangannya yang sudah dia lebarkan.
Membuat rara kesal lalu memutar kepalanya memelototi faiz. Faiz menunjuk kedua matanya menggunakan kedua jarinya lalu menunjuk ke arah dosen yang sedang menjelaskan. Rara mengerti maksud faiz yang menyuruhnya memperhatikan dosen, bukan memperhatikan laman friendster.

Rara membuka ms.word lalu mengetik dengan ukuran font yang besar agar faiz bisa melihat dengan jelas.

GUE GAK NGERTI APA YANG DI BAHAS ITU DOSEN !!

bagaimana rara mengerti, jika yang di bahas dosen itu tentang isi dalam CPU, bagaimana cara pasang dan lainnya. Yang jelas kepala rara sudah migren.

Faiz ikut mengetikkan sesuatu di layar komputer miliknya.

HANYA INGIN KAU TAHUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang