"hari ini kita sampai disini dulu ya, kebetulan saya ada kepentingan keluarga. Nanti kita jumpa di kelas tambahan, untuk jam dan hari nya nanti saya infokan kembali" ucap pak Didi mengakhiri jam mata kuliahnya.
"Yes" sorak agil pelan kegirangan
Tak lama pak didi pun meninggalkan ruangan.
"Makan dulu yuk, laper. Lo juga pasti belum ngabarin adit kan" ajak ecy
"Lo tuh ngajak ke tempat lain kek, tiap buka suara makan, makan. Sekali kali ajak gue ke toko buku gitu" ejek rara memasukkan bindernya ke dalam tas
"Bawel, udah yuk" rengek ecy menyiku rara
"Iya"
"Lo gak makan nasi?" Cuma pesen spaghetti aja?" Tanya budi
"Rara gitu lo" ledek ecy
"Faiz kenapa gak masuk-masuk sih" rara bingung karena sudah lama faiz tidak pernah datang ke kampus.
"Rindu lo ya" ledek agil
"Nanya!" Rara membelalakkan matanya ke agil
"Rindu bilang" ledek budi
"Tuh orangnya panjang umur" budi menunjuk faiz yang baru saja masuk lalu berjalan menghampiri mereka
"Heh?ini kebetulan atau gimana sih" rara bingung
"Sehat?" Tanya faiz mengacak rambut rara
"hemm" rara agak kikuk dan canggung jika harus bertemu faiz secara langsung, setelah tau jika faiz menyukainya.
"Gak makan lo?" Tanya ecy
"Gak, gue cuma mau pinjem rara bentar" cicit faiz
Rara melirik faiz dengan tanda tanya besar di kepalanya. Ada kepentingan apa faiz mau bertemu dengannya.
"Sms adit gak ya? Jangan-jangan bisa-bisa mereka berantem lagi. Sebaiknya nanti kalo sudah selesai baru aku hubungi adit" umpat rara sembari berpikir.
"Ayo" suruh faiz dengan suatu isyarat agar rara naik ke motornya.
"Emm...gak bisa bicara disini aja?" Ucap rara
"Gak usah takut. Gue gak bakal culik lo kayak di film-film" cicit faiz dengan senyum samar
"Oke" rara naik ke atas motor faiz.
Sepanjang jalan mereka hanya saling berdiam satu sama lain. Rara merasa canggung dan tidak tau ingin membuka obrolan seperti apa. Pada akhirnya mereka tiba di taman yang tidak begitu sepi, tapi biasanya jika sore taman ini ramai dengan muda mudi.
"Yuk kesana" ajak faiz menunjuk sebuah kursi panjang di dekat pohon yang menghadap ke kolam.
"Rindu gak sama gue?" Ucap faiz
Rara tersenyum segaris "gak usah kepedean" cicit rara menatap lurus ke arah kolam
"Kenapa gak masuk-masuk kuliah?" Tanya rara.
"Gue stop" jawab faiz
"Stop? Maksudnya berhenti?"
"Iya"
"Kenapa?"
"Lagi ikut tes akpol kayak yang lo bilang"
"Heh? Gue gak nyuruh lo iz, gue cuma tanya waktu itu" rara mencoba mengingat perkataannya pada faiz waktu di rumah faiz.
"Ya gue tau, gue cuma mau coba" jawab faiz
Faiz meraih tangan rara "ada yang mau gue bilang ke lo, ya mungkin lo udah tau lebih dulu sebelum gue bilang. Tapi gue cuma mau bilang secara langsung, biar perasaan gue sedikit tenang" ucap faiz dengan nada bicara yang serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Fiksi RemajaIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...