"hei" sapa dea yang sudah ikut berjalan bersama faiz dan rara memasuki kampus
"Hei, apa kabar?" Tanya rara pada dea yang memang baru ketemu lagi dengan dea setelah ospek waktu itu
"Baik, lo apa kabar iz?" Tanya dea sudah melirik faiz
"Seperti yang lo liat" jawab faiz singkat
"Ra bagi nomor ponsel lo dong, waktu itu gue lupa minta" dea mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.
Rara menyebutkan nomor ponselnya satu persatu pada dea.
"Ok, gue duluan ya" ucap dea ketika sudah tiba di lantai 2
"Bye faiz" dea melambaikan tangannya pada faiz membuat rara menahan tawanya.
"Apa lo ketawa?" Tanya faiz berkerut dahi
"Kentara banget ya kalo dea tuh suka sama lo dari kita ospek kemarin"
"Eheem" ecy menatapi rara dan faiz ketika berada di anak tangga terakhir lantai 3
Rara hanya menundukkan pandangannya, tidak berani melihat wajah ecy.
"Kesini kalian berdua" panggil ecy menepuk kursi, menyuruh rara dan faiz duduk di kursi panjang sebelahnya
Rara mendorong faiz agar duduk lebih dulu, sekarang rara bingung apa yang harus dia katakan pada ecy. Semoga ecy tidak bertanya macam-macam.
"Apa?" Rara memberanikan diri untuk bersuara
"Jelasin ke gue, kata-kata adit kemarin" pinta ecy sudah menatapi rara dengan mata 4 nya.
"Itu ng--"
"Rara sama gue pacaran" sahut faiz membantu rara menjelaskan pada ecy
"Lo selingkuhin adit? Dan lo, lo rebut rara dari adit iz?" Ecy sudah menghakimi keduanya dengan sorotan mata tajamnya.
"Ng-gak gitu ci, gue sama faiz jadian baru kok setelah putus sama adit" jawab rara terbata
"Argh, kok jadi gue di tuduh selingkuh sih!!" Umpat rara kesal
"Kapan kalian jadian?" Tanya ecy lagi
"Kemarin"
"Kemarin lusa"
Jawab rara dan faiz berbarengan dengan jawaban berbeda. Membuat ecy berkerut dahi.
"Kemarin lusa beib, pelupa banget kamu tuh" faiz meluruskan agar ecy tidak curiga
"Apa sih pake panggil gue beib beib segala" umpat rara kesal
"I-iya maksud gue kemarin lusa, gue salah" rara nyengir kuda, memukul kecil kepalanya
"Kalian lagi gak bohongin gue kan?" Ecy mulai curiga
"Ya gak lah ci, dah ah yuk masuk" ajak rara mencari cara agar obrolan mereka tidak semakin panjang.
"Lo duduk sana, gue mau duduk sama pacar gue" suruh faiz pada ecy
Ecy melirik faiz dengan bibir yang sudah dia cibirkan, kemudian pindah duduk di sebelah agil.
"Ngapain lo?" Rara berbisik sepelan mungkin agar tidak di dengar anak lain
"Biar dia gak banyak tanya" jelas faiz ikut berbisik
"Bener juga sih apa yang di lakukan faiz, tapi rasanya duduk sama faiz itu akan terasa membosankan" umpat rara
"Sama-sama" ucap faiz
"Nyindir terus" gerutu rara kesal karena dia belum mengatakan terima kasih pada faiz
"Catatan lo" faiz memberikan binder milik rara

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Teen FictionIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...