Jam tangan rara sudah berada di angka 3, ketika teman-teman faiz dan rara memutuskan untuk pulang. Rara masih duduk bersama faiz di pondok depan rumah faiz.
"Bentar lagi ya tunggu yoga pulang" ucap faiz yang meminta rara untuk menunggu sebentar.
"Maaf ya ngerepotin, dan mulai besok gak usah anter gue deh iz. Jarak rumah lo sama gue itu jauh, gue naek bus aja bisa kok" ingat rara pada faiz karena rumah faiz yang memang dekat dengan kampus mereka yang di dekat mall hanya butuh 5 menit untuk sampai ke rumah faiz.
"Gpp, lagian kalo lo pulang sendiri nanti anak-anak curiga" jawab faiz cepat
"Tapi beneran gue gak enak, gara-gara gue jadi nyusahin lo gini"
"Sudah gue bilang gpp"
"Lo berapa saudara sih iz?" Tanya rara ingin tau
"Lo lagi sensus penduduk?"
"Ya kalo gak boleh tau gpp" jawab rara datar
Faiz tersenyum tipis "3 saudara cowok semua" jawab faiz
"Lo anak pertama?" Tanya rara lagi
"Nomor 2"
"Oh berarti lo punya kakak? terus lo tinggal sama nenek aja?" Tanya rara sebab sejak tadi di rumah faiz hanya ada neneknya tanpa ada orang lain.
"Iya"
"Ooh" rara hanya bergumam sembari berpikir apakah orang tua faiz sudah tidak ada.
"Orang tua gue di kampung" sahut faiz yang seolah tau isi kepala rara
"Heh?! Lo bisa baca pikiran gue ya?" Ucap rara tiba tiba
"Iya gue tau semua isi kepala lo ini" jawab faiz mengetuk pelan kepala rara dengan jari telunjuknya
Drett....drett....
CICI
"Halo sayang" sapa rara membuat faiz melirik rara dengan alis terangkat
"Dimana lo?" Tanya cici
"Rumah temen, kenapa?" Tanya rara
"Pulang, gue di rumah" cicit cici dengan nada datar
"Gak bilang kalo mau ke rumah"
"Gak usah banyak tanya, pulang sekarang ada yang mau gue omongin. Bye" cici memutus sambungan teleponnya membuat rara bengong sesaat.
"Pacar?" Tanya faiz
"Matamu" rara memelototi faiz
"Lah tadi bilang sayang"
"Sahabat gue cebong, dia lagi nunggu gue di rumah" jawab rara
"Ya udah yuk pulang" ajak faiz
"Lah katanya nunggu adek lo dulu" rara bingung
"Udah, gak usah cerewet" jawab faiz menuju ruangan samping rumah lalu mengeluarkan motor jupiter MX dengan warna ungu muda yang sudah di modif dengan jok yang lebih tinggi dari asalnya.
"Nanti adek lo marah motornya di pake', dia udah cuci susah payah malah lo pake" gerutu rara
"Ini motor gue juga cuma jarang gue pake', karena gue lebih suka pake motor yang satu nya" jawab faiz dengan maksud motor sport yang sedang di pakai yoga dengan warna yang sama dengan motor yang ini, yang biasa faiz bawa ngampus.
"Naik" suruh faiz
"Nenek?" Tanya rara dengan maksud ingin berpamitan
"Nenek kalo jam segini tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Ficção AdolescenteIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...