Beberapa keluarga sudah memenuhi rumah rara satu persatu, lebih tepatnya keluarga besar dari sebelah ayah rara.
"Pacar lo mana ra?" Tanya lina pada rara
Linanda (sapaan kecilnya lina) adalah salah satu sepupu rara yang berbeda usia 1 tahun dari rara.
"Ih apa si lo, baru ketemu udah nanyain pacar gue. Nanyain kabar gue kek" cicit rara
Lina tau pacar rara dari friendster milik rara. Sebab rara memasukkan beberapa foto adit dan fotonya bersama adit juga.
"Mau kenalan lah sama kakak ganteng kayak pemain film" Cicit Lina
"Ra ada temen-temen kamu tuh" panggil kak chika sepupu rara juga, yang sudah memiliki 1 orang anak.
Rarapun bergegas keluar, ada cici, andra, axel dan adit. Rara memang sengaja ngajak cici, termasuk indira tapi indira tidak bisa datang sebab indira masuk shift siang hari ini.
"Yuk masuk" ajak rara pada Adit dan ketiga sahabatnya.
"Buat kamu" Adit lagi-lagi memberikan sebuah bungkusan yang berisi 2 buah cokelat dan 1 ice cream cokelat dengan kacang almond.
"Makasih" ucap rara dengan lengkungan senyum di wajahnya.
"Bantuin gue di belakang yuk siapin makanan" ajak rara menggandeng tangan cici
"Aku tinggal ya" ucap rara pada adit yang sudah duduk bersama andra dan axel.
***
1 Jam kemudianRara mencari Adit yang sudah tidak terlihat di dalam rumah.
"Kak Adit? Tuh di luar" ujar lina yang seolah tau siapa yang rara cari
Rara dan cici pun berjalan ke luar, ternyata Adit sedang bermain bersama poppy dan Dino (keponakan Rara). Ada axel dan andra juga yang sedang asik ngobrol bersama kakak sepupu rara.
"Sini ra berdiri sini" suruh cici pada rara berdiri di dekat Adit yang sedang menggendong poppy.
"Haha... Kurang lebih nanti kalo udah nikah dan punya anak ya seperti ini lah" ledek cici pada rara dan adit sembari tertawa
"Apa sih lo ci" rara mencubit lengan cici pelan.
"Udah cocok ya?" Ucap Adit sembari tersenyum
"Cocok" jawab cici memberikan dua jempolnya
"Eeh eeh ngomong apa lo ci" rara kembali memelototi cici. J
"Kak makan" ajak icha pada cici, andra, axel dan adit.
Rara hanya tersenyum melihat adit yang sudah di hujani pertanyaan-pertanyaan dari kakak kakak sepupu, om, dan juga tante rara. Terkadang ledekan kecil juga dia dapati.
Begitu lah adit, adit itu cepat sekali akrab dengan orang lain. Entah karena orang orang itu juga dekat dengan rara, atau memang adit yang cepat membaur dengan orang yang baru dia kenal. Tapi dulu seingat rara adit adalah orang yang cuek pada orang lain, dia juga jarang stay di kelas. Lebih sering nongkrong di kantin belakang bareng andra dan axel.
Rara menatapi jam dinding yang berada di angka 3 sore. Waktunya adit berangkat ke bandara untuk pulang kembali ke bandung.
"Ayo, nanti telat" ucap rara pada adit yang masih duduk bercengkrama.
Adit pun berdiri sembari berpamitan pada semua keluarga rara.
"Bun, Adit pamit ya" Adit pamit pada bunda yang sedang berada di dapur sambil menyujud tangan bunda.
"Ini buat makan di jalan, hati-hati di jalan" ucap bunda sembari memberikan bungkusan kue.
"Mau ikut?" Tanya Adit pada rara
Rara menganggukan kepalanya pelan.
"Bun, rara ikut ya" ucap rara
"Ikut ke bandung?" ledek bunda
"Ke bandara bun..." Jawab rara terkekeh
"Iya, hati hati" ucap bunda
***
"Jangan nangis, awas lo!" cicit cici mengingatkan rara
Rara terkekeh malu mengingat pertama kali dia mengantar Adit ke bandara, rara malah cengeng. Adit, axel dan andra sudah ikut tertawa dari dalam mobil.
"Pulang anterin gue" ucap cici sembari memainkan ponselnya
"Naik angkot aja sendiri, kita mau balikin mobil ke rumah Adit" suruh axel
"Ya kan bisa mampir anterin gue bentar" cici protes
"Hahaha, iya gue juga bercanda kali" jawab andra
Biasa jika Adit tidak ada maura yang pakai mobil. Sedangkan motor adit titipkan pada andra atau pun axel agar ada yang mengurus.
"Pengen belajar motor, biar bisa bawa motor sendiri kayak ecy kalo kuliah" cicit rara tiba-tiba.
"Ayo gue ajarin, sekalian gue ajarin balapan" jawab axel cepat
"Sampe lo ajarin rara motor, gue patahin kaki lo" ancam Adit
"Gak ada ya belajar-belajar motor!" Ucap adit pada rara dengan nada tegas.
"Hahaha dengerin tuh ra" cici ikut memberi peringatan.
"Apa salahnya kan, motor juga di rumah suka nganggur kalo ayah ke luar kota" jawab rara
"Jangan bantah!!" Adit masih tidak ingin rara belajar motor.
"Pelit" Umpat Rara
"Bilang apa?" Tanya Adit
"Ng... Gak" Rara menggeleng cepat
Rarapun diam tidak ingin membahas hal itu lagi, dari pada adit murka.
***
"Kemari bentar" panggil adit yang masih berada di dalam mobil pada rara yang sudah berada di luar."Sana... Salam perpisahan" ledek Cici
"Asem" rara pun masuk ke dalam mobil
"Apa?" Tanya rara datar
"Buat kamu" Adit memberikan sebuah cincin berwarna silver yang terukir nama adit di sana.
Rara menatapi jari adit juga yang memakai cincin yang sama dengan ukiran nama rara disana.
"Makasih" ucap rara ketika Adit sudah memakaikan cincin tersebut ke jari rara.
"Aku kembali bulan depan" ucap Adit
"Kamu jangan sering pulang, habisin uang" Ingat Rara
"Aku mau ketemu kamu, kamu gak pernah setuju kalo aku pulang, kamu pikir enak apa mendem rindu sama kamu" Adit sudah memasang wajah kecut
"Aku cuma gak mau kamu bolos Adit" rara memberi pengertian pada Adit
"Aku gak janji" jawab adit
"Adit!" Ucap rara kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Teen FictionIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...