13. Ospek

23 2 0
                                    

Ponsel rara berdering..

AXEL

Dahi rara berkerut melihat nama axel yang muncul dari layar ponselnya.

"Kenapa pagi-pagi gini telpon gue?"

"Gue di luar cebong, buka pintu" jawab axel

Rara buru buru memutus telponnya.

"Udah bun, gini aja cukup" ujar rara pada bunda yang sedang merapikan kuncir rara.

"Rara buka pintu dulu bun, ada axel di luar", ucap rara sembari berdiri meninggalkan bunda.

Ceklek...

"Ngapain?" Tanya rara bingung melihat axel sudah berdiri di depan rumahnya.

"Di suruh adit" jawab axel singkat

Rarapun mendengus kesal, kemudian meraih ponselnya menghubungi adit.

Tahu kah engkau wahai langit
Ku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah, hanya untuk dirinya

Nada sambung milik aditpun terhenti ketika adit sudah menyambut telepon rara.

"Apa sayang?" Ucap adit dengan suara khas baru bangun tidur

"Kamu tuh ngapain nyuruh axel, ngerepotin dia aja" gerutu rara

"Gpp, udah siap berangkat?" Tanya adit

"Iya, ini juga mau berangkat" jawab rara yang sudah memakai tas ransel miliknya.

"Hati hati ya, udah sarapan?" Tanya adit lagi

"Udah kok" jawab rara sudah mencomot selembar roti tawar di atas meja

"Ya udah aku lanjut tidur, masih ngantuk" ucap adit

"Iih dasar kebo..." ejek rara

"Love u my little star" ucap adit

"Love u too" jawab rara pelan

Telepon pun terputus.

Hari ini hari angkatan rara ospek, dimana jam 6 pagi semua mahasiswa dan mahasiswi yang akan di ospek harus sudah berada di tempat.

"Bun rara berangkat ya" ucap rara sambil menyujud tangan bunda.

"Pergi dulu tante" ucap axel

"Hati-hati " ucap bunda

"Lo bawa mobil adit, emang maura gak sekolah?" Tanya rara

"Ini hari minggu oneng, amnesia lo ya" ejek axel

"Astaga lupa gue" rara terkekeh sembari memukul kecil kepalanya.

"Lo ngapain?" Tanya rara ketika axel sudah dengan diam diam memotret rara dengan kamera ponselnya.

"Kasih ke adit lah, adit pasti ngakak liat ceweknya di kuncir 2 kayak cewek desa gini" jawab axel yang sudah terkekeh geli

"Hapus gak? Bener bener ya" ucap rara kesal yang sudah memelototi axel

Kalo bukan karena peraturan yang meminta untuk menguncir dua, rara tidak akan mau menguncir rambutnya seperti ini. Sudah seperti anak TK, dan ini lagi pake kalung dari tali rapiah segala.

"Jemput temen gue dulu ya" ucap rara

"Oke, kasih tau aja alamatnya" ucap axel

Rara memang sudah berjanji pada ecy untuk pergi bersama, tadinya rara ingin meminta ayah mengantarnya ke rumah ecy, berhubung axel yang jemput jadi sekalian aja jemput ecy.

"Tuh, stop depan" tunjuk rara di depan sebuah gang, sudah ada ecy berdiri di sana.

"Ci, yuk masuk" panggil rara melalui jendela kaca

HANYA INGIN KAU TAHUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang