"itu kanan tembak" celoteh ecy heboh dengan tatapan fokus ke layar komputer
Rara terkekeh ketika sudah lebih dulu di tembak agil. Ya, mereka sedang bermain game counter strike sebab dosen pengajar belum masuk ke kelas.
Seseorang dengan langkah cepat masuk ke dalam kelas, menggebrak meja faiz yang juga sedang asik bermain.
"Heh anak baru, jangan belagu. Temuin gue selesai kelas, Gue tunggu di gang samping kampus!" Tantang geri sudah menatap tajam faiz sepertinya geri begitu marah pada faiz, seisi kelas pun terdiam mendengar suara geri yang begitu lantang.
Faiz merubah pandangannya yang semula berada di depan layar komputer menjadi menatap balik geri dengan senyum miring lebih tepatnya senyum meremehkan.
"Oke" jawab faiz santai dengan senyum miring yang masih terpasang di wajahnya.
"Gue tunggu lo!" Ucap geri melangkah keluar kelas sembari menunjuk faiz
"Kenapa tuh faiz?" Tanya Ecy berbisik
Rara hanya mengangkat kedua bahunya, sebab rara sendiri tidak tau apa masalah faiz dan geri. Tapi rara juga penasaran ingin tau, apa dia harus bertanya pada faiz? Akhirnya rara berdiri dari tempat duduknya mencoba mendekati faiz.
"Eheem..." Rara memberi kode pada faiz
"Apa?" Tanya faiz masih sibuk bermain
"Lo liat flashdisk gue gak? Gue lupa cabut lagi kayaknya" rara mencari alasan agar bisa bertanya pada faiz.
Faiz pun berdiri dari tempat duduknya menuju meja rara.
"Ini apa?" Tanya faiz sudah menunjuk flashdisk milik rara yang sudah terpasang di CPU komputer.
Rara nyengir malu ketika sudah mendekati faiz "lagian gue bego' kenapa tadi gak gue sembunyikan dulu itu flashdisk, payah" gerutu rara pada dirinya sendiri
"Lo punya masalah apa sama geri?" Tanya rara berbisik
"To the point aja kalo mau tanya jangan banyak alasan" celoteh faiz
"Masalah hati" tambah faiz kemudian melangkah kembali menuju mejanya
Rara bergidik geli sembari mencerna jawaban faiz, sepertinya faiz sedang bercanda pada rara. Padahal rara sudah menahan malu untuk bertanya malah di jawab dengan hal tak masuk akal.
***
Jam pelajaran selesai, budi sudah berdiri di samping meja faiz. Sepertinya budi dan faiz sudah ingin menemui geri."gak usah cari masalah, kita masih semester awal" ucap ecy menghampiri faiz dan budi yang sudah berdiri ingin meninggalkan kelas
"Gue gak pernah cari masalah" jawab faiz santai kemudian pergi bersama budi
"Anjir, keras kepala banget tuh anak" maki ecy kesal
"Yuk kita liat mereka" ajak ecy sudah menyeret rara
"Haduh gue udah lama banget gak pernah liat orang berantem tau gak" cicit rara sudah sedikit ketakutan
Merekapun berlari menuju gang yang tidak jauh dari kampus, menyusul faiz dan budi. Disana ada geri bersama 2 orang temannya yang sudah berdiri dengan tangan yang dia letakkan di pinggang. Faiz dan budi juga sudah mendekati mereka dengan jalan yang begitu santai. Sedangkan ecy masih menarik rara agar ikut berlari cepat mendekati mereka.
"Belagu banget gaya lo cih.." ejek geri menatapi faiz jijik
"Sudah kak jangan ribut, di selesain dengan kepala dingin bisa kan?" Ucap ecy dengan nafas tersengal, Geri hanya tersenyum mendengar perkataan ecy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Teen FictionIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...