"kenapa lo?" Tanya rara pada ecy yang sudah senyum senyum gak jelas sembari memandangi sesuatu.
Ecy mengerucutkan mulutnya sembari memainkan kedua alisnya mengisyaratkan sesuatu. Rarapun mengerti maksud ecy kemudian memutar pandangannya ke arah yang di maksud ecy.
"Gemes" ucap ecy
"Yang mana?" Tanya rara masih belum menemukan seseorang yang di maksud ecy
"Itu yang pake kemeja kotak warna merah" ucap ecy masih fokus dengan orang tersebut.
"Oh yang itu, biasa aja menurut gue" ucap rara yang ikut melihat ke arah cowok yang duduk di dekat jendela kaca yang berada berseberangan dengan ruangan kelas mereka, dengan tubuh yang sedikit gempal, dan dengan tinggi 165cm, rambut sedikit ikal, dan ada tahi lalat di pipi sebelah kanan yang terlihat jelas.
"Tapi manis" ucap ecy masih terpesona
"Anjir dia nengok kesini, berhenti nengok dia" suruh rara yang menyadari lelaki itu sudah memandangi ke arah mereka berdua dengan senyuman melengkung di wajahnya. Ecy pun ikut kikuk kemudian memutar pandangannya ke arah lain.
Mata rara menangkap seseorang yang baru masuk ke ruangan mereka dengan baju kaos berwarna hijau, di lapisi cardigan rajut berwarna abu tua, kulit putih, punya lesung pipi sebelah kanan, tingginya hampir kurang lebih sama seperti adit "Tuh cakep, manis, cool" bisik rara pada ecy, membuat ecy ikut melirik lelaki yang di maksud rara yang kini sudah duduk di kursi belakang mereka.
"Selera lo yang modelan adit semua ya, tinggi tinggi gitu?" Tanya ecy
"Gak juga sih, mungkin kebetulan aja" jawab rara
"Tapi kalo di pikir pikir zaky tinggi, adit tinggi, joe tinggi. Nyatanya memang cowok yang gue suka punya badan yang rata rata tinggi sih ya" umpat rara sambil berpikir
"Woi, Ngelamunin apa lo?" Suara faiz membuat lamunan rara buyar.
"Bisa biasa aja gak, gak usah ngagetin orang!" Ucap rara yang sudah hampir mengeluarkan tanduknya.
"Sorry, makan yuk" ajak faiz
"Dimana?" Tanya ecy
"Dimana lagi? Selain gedung belakang" ucap faiz
Gedung belakang yang di maksud faiz adalah mall.
"Oke" jawab ecy
"Bareng" jawab agil
"Gue juga ikut ya" ucap adam
"Yoi bro" sahut faiz
***
"Iya sayang" sapa rara pada adit dari seberang telepon"Lagi dimana?" Tanya adit
"Lagi makan sama anak anak, kamu di kampus?" jawab rara sembari mengaduk mie ayam miliknya
"Iya habis dari perpustakaan" jawab adit
"Ngapain ayo? Pasti tidur di perpus ya?" Tebak rara
"Sok tau.. lagian aku gak pernah tidur di perpustakaan" jawab adit
"Gak usah ngeles, jelas jelas dulu tiap aku ketemu kamu di perpus lagi tidur" rara mengingat kelakuan adit.
"Aku gak tidur, aku cuma pura pura tidur karena aku tau kamu juga ada di perpus" jawab adit
"Oh jadi, waktu itu kamu ngerjain aku heh!" Ucap rara berdecak
"Tiap kali ada kamu mana bisa aku tidur, aku cuma pura pura biar kamu bisa duduk lama deket aku" jawab adit
"What? Berarti sering banget ya! Waktu di perpus, waktu di kelas pas aku gak ikut upacara, waktu malem tahun baru itu juga?" Tanya rara penasaran
Adit bergumam kecil "waktu di mobil guru saat study tour juga" jawab adit
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Fiksi RemajaIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...