Mulut rara komat kamit menyanyikan lagu yang dia putar melalui ponselnya sembari merapikan kamarnya yang sedikit berantakan, setelah di rasa selesai rara melangkah keluar dengan tas kecil yang sudah dia gantungkan di bahunya.
"Mau kemana?" Tanya bunda ketika melihat rara yang sudah rapi duduk di depan televisi bersama bunda
"Ngerjain tugas sama anak anak bun" jawab rara
"Di anter adit?" Tanya bunda dengan pandangan yang sudah melirik ke rara
"Iya" jawab rara singkat
"Nanti malam habis magrib ada acara di rumah tante yuni, kamu pulang jam berapa?" Tanya bunda lagi
"Mungkin jam 4 bun" jawab rara
"Ajak adit ya nanti ke rumah tante yuni" suruh bunda
"Iya bun, nanti aku kasih tau adit" jawab rara dengan mata yang masih fokus ke layar televisi.
"Kak adit tuh" seru icha yang sudah ikut duduk di depan televisi.
Rara buru buru berjalan keluar, melihat adit yang sudah berdiri di depan pintu rumah.
"Masuk atau langsung?"
"Langsung aja, sudah jam setengah 12 juga kan" ucap adit
"Ya udah tunggu bentar aku panggil bunda" langkah rara terhenti ketika adit sudah melepas sepatu kets nya.
"Biar aku masuk aja izin sama bunda" ucap adit yang dengan cepat mengekor langkah rara.
"Bun" panggil rara pada bunda
"Bun, adit sama rara pamit keluar ya bun" adit sudah menyujud tangan bunda
"Hati hati ya" jawab bunda dengan senyuman melengkung
"Iya bunda" jawab adit lalu mengekor kembali langkah rara menuju keluar.
"Kamu nanti malam ada acara?" Tanya rara dari atas motor ketika adit masih fokus dengan pandangannya ke jalan raya.
"Gak, kenapa?" Tanya adit balik
"Habis magrib ada acara di rumah tante yuni, bunda nyuruh aku ajak kamu. Tapi kalo misalkan kamu ada kerjaan gak usah" cicit rara sedikit berbicara dengan kuat karena takut adit tidak mendengar suaranya yang memang terbilang lembut.
"Waktu aku cuma buat kamu, jadi apapun yang kamu mau aku pasti bisa. Selama aku ada di dekat kamu" jawab adit mengusap tangan rara yang melingkar di pinggangnya.
"Mulai gombalnya kan" rara mencubit kecil pinggang adit
"Sakit sayang, kamu tuh kalo aku bilang romantis gitu bilang makasih kek. Ini malah selalu bilang aku gombal" gerutu adit
"Iya, makasih" ucap rara
"Kamu tau rumah agil?" Tanya adit
"Astaga aku lupa tanya" rara terkekeh dengan tangan yang sudah memukul kepalanya yang terbungkus helm, membuat adit ikut terkekeh dengan kelakuan rara.
Rarapun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kemudian menghubungi ecy, tapi ecy tidak menjawab teleponnya.
"Coba telpon faiz" cicit adit
Tut....tut...
"Apa markonah?" Tanya faiz ketika sudah menyambut telepon rara
"Rumah agil dimana?"
"Gang samping kampus ILM, ada warung nasi padang masuk aja gak jauh dari gang"
"Oke"
Rara langsung memutus sambungan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Fiksi RemajaIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...