Dor....dor...dor...
"Ci, ndi, nyak buka pintunya" rara menggedor pintu kelas yang di kunci ketiga sahabatnya dari luar
Adit masih duduk di kursi dengan sebuah senyum melihat rara yang sejak tadi minta di bukakan pintu.
"Sudah mereka gak bakal denger, yang ada tangan kamu sakit gedor pintu dari tadi" adit berdiri menyusul rara mendekati pintu kelas yang tertutup rapat.
"Apa aku bilang, merah kan?" Adit melihat telapak tangan rara yang sudah berubah memerah.
"Kita lewat situ, oke" ajak adit menunjuk jendela kelas yang bisa di buka.
Rara melirik adit, memberikan sebuah isyarat apakah adit serius dengan perkataannya? Adit menganggukan kepalanya dengan senyum yang masih terlukis di wajahnya.
Fuih.....
Rara menghela nafas kesal, sebab untuk melompat jendela mereka harus menaiki meja lalu melompat keluar. Adit sudah lebih dulu keluar melalui jendela dan menunggu rara di luar jendela.
"Ayo lompat" suruh adit bersiap menangkap rara
"Balik badan kamu, ngadep sana" suruh rara sebab rara menggunakan dress.
Aditpun mengikuti permintaan rara, memberikan punggungnya agar rara melompat ke punggungnya.
"Aku bukan anak kecil! Aku bisa lompat ke lantai" celoteh rara.
"Nurut kenapa!" gerutu adit
Bruk...
Rara melompat langsung berpaut di bahu adit, kemudian membetulkan posisi berdirinya.
"Cie... Udah balikan nih" ledek vanya yang tiba-tiba muncul dari kelas sebelah, di ikuti cici dan indira.
"Baikan nyak bukan balikan" cici membenarkan ucapan vanya
"Iya maksud gue baikan" vanya tersenyum dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Sengaja kalian tuh ya" rara menunjuk ketiganya.
"Pulang yuk, kemana kek" ajak cici yang merasa bosan
"Habis gue nyanyi 1 lagu buat rara ya" cicit adit
"Aw so sweet... Lain kali gue mau cari cowok yang suaranya bagus dan pinter main alat musik juga lah biar bisa di nyanyiin terus" cicit vanya
"Eh udah punya pacar, masih mau cari pacar" sahut indira menyiku vanya.
"Ayo" ajak adit menggandeng tangan rara kembali menuju panggung.
"Aku disini ya, kamu naik aja sana" suruh rara, yang mengambil tempat duduk kosong di depan panggung bersama cici, indira dan vanya.
"Siap my sweet angel" jawab adit lalu berjalan menuju ke belakang panggung.
Sekarang masih di isi oleh salah satu band yang personilnya adalah salah satu senior alumni SMA mereka juga, termasuk indi band yang cukup terkenal di radio.
"Dari mana? Aku cariin gak ketemu" tanya zaki yang baru saja datang entah dari mana asalnya.
"Emm...itu dari duduk di depan koridor kelas kita" jawab rara kikuk
"Baju kamu kenapa?" Tanya zaki yang melihat dress rara yang basah di tutupi dengan jaket milik adit.
"Itu a--"
"Di guyur sama nora" jawab cici memotong perkataan rara
Zaki melirik rara "kamu gpp tapi kan? Atau ada hal lain yang dia lakukan ke kamu?" Tanya zaki
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Fiksi RemajaIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...