"nanti malem bunda mau ke rumah tante Dila, kamu mau ikut?" Tanya bunda pada rara yang sedang asik menonton televisi.
Hari ini rara tidak ada mata kuliah. Jadi hanya di rumah menghabiskan waktu sembari menunggu sore tiba.
"Rara nanti sore mau jalan bun sama anak- anak" jawab rara
"Jam berapa?" Tanya bunda lagi
"Tunggu cici pulang kuliah bun, kata cici dia pulang jam 3an. Mungkin berangkat jam 4an" jawab rara lagi.
"Tapi sama Adit juga kan?" Tanya mama memastikan.
"Iya bun Adit yang mau teraktir"
"Oh ya udah, suruh Adit makan siang kesini ya" suruh bunda
Rara memutar kepalanya ke arah bunda.
"Sekarang?" Tanya rara lagi
"Iya" jawab bunda yang kembali melangkah menuju ke dapur.
Rara memutar bola matanya menuju ke jam dinding yang ada di dekat televisi yang kini menunjukkan pukul 10.45, rara buru-buru meraih ponselnya yang ada di atas meja, mencoba menghubungi Adit tetapi nomor Adit tidak dapat di hubungi.
"Ya udah lah, bentar lagi gue telepon lagi. Mau mandi dulu lah" Gerutu rara sambil meletakkan kembali ponselnya ke atas meja depan televisi, kemudian melangkah untuk mandi.
30 menit kemudian..
Rara melenggang dengan santai kembali ke ruang keluarga tempat rara meletakkan ponselnya, berniat ingin menelpon adit kembali. Tetapi Adit sudah berada disana, duduk sembari menonton televisi.
"Udah lama?" Tanya rara kaget melihat Adit yang sudah duduk santai.
"Kira kira 10 menit yang lalu" jawab Adit dengan senyuman melengkung di wajahnya
"Aku baru mau telepon kamu, nyuruh kesini" ucap Rara
"Tadi aku telepon kamu, tapi bunda yang angkat. Bunda nyuruh kesini" jawab Adit
"Tadi aku telepon kamu, tapi nomor kamu gak aktif" ucap Rara.
"Aku bantu bunda di belakang dulu ya" ujar rara kemudian pergi meninggalkan adit.
Rarapun menata lauk pauk di atas meja makan, membantu bunda yang memang sedang menyiapkan makan siang.
"Wah... Ada capcay kesukaan Adit" gerutu rara
"Sudah sana, ajak Adit makan" suruh bunda.
Rarapun kembali berjalan ke ruang keluarga memanggil Adit.
***
"Adit kapan pulang?" Tanya bunda di sela sela makan siang mereka."Minggu sore bun" jawab Adit
"Siangnya bisa kesini? Bunda ada arisan keluarga" ajak bunda
Rara menelan cepat makanannya "arisan keluarga? Berarti ada banyak keluarga kumpul" umpat rara
"Iya bunda" jawab Adit sembari tersenyum.
"Udah?" Tanya Adit pada rara yang sudah berhenti makan.
Rara hanya tersenyum sembari menganggukan kepalanya pelan.
"Rara itu memang susah makan nasi sejak kecil, kalo makan harus di tungguin. Sampe kelas 4 SD kalo makan masih bunda suapin. Kadang kalo lengah dikit aja itu nasi dia buang ke jendela" bunda mulai bercerita tentang kelakuan rara.
"Bunda" rengek rara karena malu
"Tapi syukurnya sejak kenal kamu dia mau makan sayur, biasanya jangankan makan sayur, di sentuh aja gak" lanjut bunda kembali bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Подростковая литератураIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...