Mata rara menatap nanar langit-langit kamarnya, yang ada di pikirannya masih selalu tentang adit. Sudah hampir 3 minggu putus dari adit tapi ternyata untuk membiasakan diri tanpa adit itu benar- benar sulit dan tidak segampang itu. Padahal ada leo dan zaki yang mencoba mendekatinya, tapi entahlah rasanya hampa, kosong seperti itu lah rasanya hidup yang rara jalani sekarang.
Sebuah pesan masuk dari ponselnya membuat lamunan rara buyar seketika.
Paijo : Besok gue jemput
Rara : Gue naik bus aja
Paijo : belum tidur lo? Lagi apa?
Rara : denger radio
Paijo : gue telepon boleh?
Rara : ngapain?
Paijo : males ngetik
Dering ponsel rarapun terdengar begitu jelas.
"Males ngetik gak usah sms" gerutu rara ketika sudah menjawab panggilan faiz
"Makanya gue telepon"
"Ya, maksud gue gak usah ngobrol" rara mencoba menjelaskan
"Serah gue, gue yang telepon, pulsa pulsa gue. Kenapa lo yang ngatur"
"Lah kenapa jadi marah, wkwkwk" rara cekikikan mendengar faiz yang sudah terbawa emosi
"Lo yang cari masalah markonah"
"Gue naik bus aja ya besok"
"Gue jemput, dari pada lo di jemput sama leo lagi kayak tadi" cicit faiz
"Oh itu kan bukan jemput, cuma gak sengaja tadi pas gue nungguin bus dia lewat" jawab rara cekatan
"Lo nyembunyiin sesuatu ya dari gue?" Faiz mencurigai rara
"Ng-gak" rara mencoba berbohong
"Jujur aja sama gue" faiz masih menekan rara agar mengatakan sesuatu yang sejak tadi pagi rara sembunyikan darinya.
"I-itu, jadi gini" rara memukul kepalanya karena bingung
"Jangan mukul kepala" cicit faiz
"Ih kumat sotoy nya"
"Kebiasaan lo, kalo bingung mukulin kepala"
"Jadi apa?" Tambah faiz masih ingin tau
"Kak leo tau kalo kita pacaran bohongan" jelas rara mengingat kejadian tadi pagi
Flashback on
Rara berdiri di trotoar jalan sembari menunggu bus yang lewat. Seketika seseorang menyetop motornya di depan rara berdiri, lalu membuka kaca helmnya.
"Yuk bareng" ajak leo dengan senyum mengembang di pipinya
"Naik bus aja kak" tolak rara
"Udah gak usah nolak terus lah tiap di ajak bareng" cicit leo
"Ng- itu" rara bingung
"Udah naik, pacar bohongan kamu itu gak bakal marah lah. Kan cuma bohongan"
"Heh? Itu kakak tau dari mana?" Tanya rara
"Naik dulu, nanti kakak jelasin" jawab leo
Mau tidak mau rara menerima tawaran leo, dari pada nanti rahasianya sampai dibongkar.
"Kemarin kakak gak sengaja denger kamu ngobrol sama temen kamu itu, dari obrolan kalian kakak tau kalau kalian hanya pacar bohongan" leo menjelaskan
"Ah...apes banget gue" umpat rara
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA INGIN KAU TAHU
Fiksi RemajaIni kisah kelanjutan Aurora Kinandra dan Aditya Chandra Bagaskara (Satu Nama Sebuah Cerita). Disini di ceritakan kehidupan Rara dan Adit ketika mereka berada di masa kuliah dan harus menjalani LDR selama Adit berkuliah di kota lain. Tidak ada hubun...