chapter four

2.2K 439 71
                                    

“ma.. pa.. nilai aku di bawah jeongwoo lagi” ucap yedam kecewa setelah selesai makan malam

“anak itu lagi!” tangan junhoe mengepal

“dia belum pulang?” tanya rose

“belum ma, tadi aku liat dia asik jalan sama temennya” yedam

Junkyu hanya diam mengamati drama baru yang di buat oleh yedam, selang beberapa menit jeongwoo masuk dengan wajah lesu

PLAK!

wajah jeongwoo menoleh ke kanan karena kerasnya tamparan junhoe, “dari mana kamu?!” teriakan junhoe menggema

“apa perlu langsung di tampar gini?” suara jeongwoo melemah

“jawab aja!” desak rose yang duduk tak jauh dari sana

“ikut ekskul musik dan nunggu bis nya lama” jeongwoo

“bohong pa! Aku liat dia jalan sama temennya tadi” yedam

“terus maksud lo gue ngerangkak?!” ketus jeongwoo menatap tajam yedam

“ma..” lirih yedam pura pura ketakutan dengan tatapan jeongwoo

“mata lo, ngga usah tajam gitu” tegur junkyu

Jeongwoo memutar bola matanya malas, “kenapa sekali aja kamu ngga bisa ngalah sama kakak mu?” tanya junhoe

“ngalah soal apa lagi, masih kurang setelah semua nya?” jeongwoo menatap datar ke wajah junhoe

“turunkan nilai mu, kau tau kan kalau nilai kakak mu ada di bawah mu kesehatan dia juga turun!” bentak rose

“jadi aku lagi yang salah?” jeongwoo

“turunin aja apa susah nya sih?! Ngga usah ngelawan. Masuk kamar lo sana!” bentak junkyu

Jeongwoo menatap junkyu tak percaya, entah apa yang ada di pikiran kakak nya ini.

Jeongwoo langsung masuk ke kamar mandi dan menguyur tubuh nya yang masih mengenakan seragam dengan air dingin yang mengalir dari shower

“betapa ngga adil nya hidup ini, nilai gue lebih tinggi dari yedam malah gue yang di tampar” gumam jeongwoo seorang diri

“KELUAR!” suara itu dari luar, tanpa berpikir panjang jeongwoo langsung membuka pintu memperlihatkan junkyu yang berdiri melipat tangan depan dada

“lo ngga usah sok sad! Cepetan, gue mau ngomong sama lo” selesai dengan ucapannya, junkyu lalu menarik keras pintu kamar mandi hingga menimbulkan suara

Beberapa menit kemudian Jeongwoo keluar, “mau nyalahin gue juga?” jeongwoo duduk di sofa yang ada di kamar itu

“turunin nilai lo!”

“kenapa harus gue yang turunin nilai gue, kenapa ngga dia aja yang berusaha naikin nilai nya?!” jeongwoo

“dada yedam sesak lagi jeongwoo, lo mau dia mati cuma karena masalah nilai?! Lo tau kan setiap ada ujian dan nilai lo lebih tinggi dia pasti sesak dan sakit berminggu-minggu” junkyu

“gue ngga tau cara nya, gue jawab yang gue tau tapi nilai gue lebih tinggi. gue ngga bisa pura pura ngga tau apa yang sebenarnya gue tau” jeongwoo

“masalah nya apa lo ngga sakit setiap ada ujian dan nilai lo lebih tinggi dari yedam lo kena pukul kena tampar apa ngga sakit?!”

Jeongwoo diam, sakit pasti ia rasakan tapi ia tak mau nilai nya sengaja diturunkan oleh diri sendiri ia tak sebodoh itu.

“pasti sakit kan, untung ada gue jadi lo cuma kena tampar kalo ngga ada gue gimana jeongwoo?!” junkyu mulai tersulut emosi karena adiknya ini sangat keras

“gue pasrah, mau gue di pukul atau diapain pun sama siapa pun hanya karena nilai gue tinggi gue beneran pasrah kak. Setidaknya gue bisa lakuin yang terbaik meski cuma terbaik di mata gue” jeongwoo lalu ke meja belajar nya

“tapi ini bukan yang terbaik buat lo!” junkyu masih mencoba menyadarkan jeongwoo

“lo sayang sama gue?” jeongwoo

“ngga usah bahas yang lain!” junkyu mencoba mengembalikan topik

“kalo iya tolong tetep lindungi gue dengan sikap abu abu lo, kalo ngga lo ngomong! biar gue ngga berharap sama lo lagi kak” jeongwoo berbalik menatap junkyu

“cukup lo dengerin gue dan hidup lo akan baik baik aja” junkyu

“selama itu menurut gue bener gue dengerin kalo ngga ya ngga, gue siap terima resiko nya apa pun itu” jeongwoo



Continued


606 words

Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang