Jeongwoo sudah bersiap dengan pakaian sekolah nya berniat berangkat lebih awal, “sarapan dulu” suara junkyu mengalihkan perhatian jeongwoo
“nanti aja kak!” jeongwoo masih terlihat buru buru
“makan, gue yang masakin” suruh junkyu
“iya kak, nanti aja ya” jeongwoo
“sekarang, gue tunggu” junkyu lalu meninggalkan jeongwoo sendirian
Jeongwoo menghela nafas, ia tak suka sarapan pagi di rumah karena ia takut jika tiba tiba papa mama nya pulang pasti mereka marah karena beranggapan jeongwoo memperbabu junkyu
Jeongwoo sedikit terkejut karena junkyu tak sendiri ada haruto disana, “sini duduk!” junkyu menepuk bangku kosong yang ada di sebelah nya
“ngga kak, gue duluan. Telat!” jeongwoo hendak lari tapi tangannya di tahan junkyu
“lo liat kan, adik gue yang satu ini memang hobby nya ngelawan dan ngebantah” junkyu menarik paksa jeongwoo duduk di sebelahnya
“apaan sih kak, gue mau ngerjain tugas di sekolah takut telat!” jeongwoo
“perasaan ngga ada tugas” haruto
“itu kata haruto aja ngga ada, ngga usah bohong” junkyu
“gue ngga lapar kak” jeongwoo mendorong piring yang ada di depannya menjauh
“makan aja, nanti lo sakit” haruto mendorong kembali ke piring ke Jeongwoo
“ga lapar, nanti aja” tolak jeongwoo
“makan aja, gue ngga mau tiba tiba haruto maksa pake bahasa romantis nya” junkyu
“emang lo pernah denger kak?” haruto
“ngga sih, tapi yang gue tau itu menjijikkan”
“iya, kaya muka lo” haruto
“ngga gue kasih restu lo sama jeongwoo!” junkyu
“ahh, gue ngga percaya” haruto
Jeongwoo hanya diam, perasaan nya benar benar tak enak. “kenapa?” haruto
Jeongwoo menggeleng, “udah lah to, bawa dia ke sekolah aja sana dia ngga pernah ngerasa aman kalo lagi di rumah” junkyu
“ya udah, sarapannya di sekolah aja ya” haruto, jeongwoo mengangguk dan langsung pergi keluar rumah
Jeongwoo berangkat dengan haruto tapi haruto lebih dulu masuk kelas karena jeongwoo ke loker mengambil beberapa buku
Saat sampai di kelas jeongwoo mendapati haruto duduk di bangku jihoon, ya haruto duduk di sebelah bangku nya
Jeongwoo duduk tanpa bicara, “lo ngapain duduk di kursi gue!” jihoon datang
“tukeran ya, lo di belakang” minta haruto
“dih, ngga mau!” tolak jihoon
“biarin gue bahagia kenapa ji?” haruto
“ngga bisa, lo kalo ngga ada kakak nya lo tempelin adik nya kalo kakak nya muncul adik nya lo tinggal gitu aja” jihoon mengomel sambil berdecak pinggang
“gue tau lo paham kenapa harus di jelasin lagi sih!” haruto
“ya udah deh! Gue ngalah, tapi lo jangan apa apain jeongwoo ya” jihoon
Haruto tersenyum senang, “ngga kok, paling cuma di peluk aja” haruto
Jeongwoo hanya diam memikirkan perkataan jihoon barusan, jeongwoo menghela nafas dada nya terasa kosong sekarang
“kenapa?” tanya haruto
“ga papa” jawab jeongwoo membuka buku nya berusaha mengabaikan haruto
“ga papa, tapi gue di diemin” haruto
Jeongwoo mengalihkan pandangan nya ke haruto menatap dalam tepat ke mata haruto
“lo yang diemin gue, musuh aja jarak nya ngga sejauh kita haruto”
“kita kan bukan musuh” haruto membalas tatapan mata jeongwoo
“justru karena kita bukan musuh hati gue jadi bertanya apa lo masih pantas buat gue pertahanin” jeongwoo
Haruto terdiam, waktu seakan terhenti karena dinginnya topik pembicaraan mereka. “lo sama yedam aja ya, dia kakak gue. Pasti nya gue sama dia ngga beda jauh” air mata jeongwoo lolos
Haruto masih terdiam menatap mata yang mulai berair itu, “lo kebahagiaan gue tapi kalo lo gini gue jadi lelah sendiri, gue pikir rasa sakit dari keluarga gue udah cukup jangan dari lo juga”
Jeongwoo kemudian berdiri, “gue ngga maksa, tapi gue pengen lo mikirin perasaan gue” jeongwoo lalu pergi dari sana meninggalkan haruto dengan tatapan kosong
Continued
580 words
Aku ganti judul nya dari just give me a reason ke luka, soal nya lebih pas :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka✓
Teen Fiction✎ -> end Haruto terus melakukan kesalahan di dalam hubungannya hanya untuk satu tujuan, jeongwoo yang sangat terluka, dan yedam yang terus mengontrol karena sebuah perbandingan Start : 23 sept 2021 End : 13 nov 2021