chapter eighteen

2K 409 66
                                    

haruto menyeritkan keningnya binggung, "ini..." haruto menggantung kalimatnya

"punya jeongwoo" sambung doyoung

"kok lo tau?" haruto menatap doyoung

"itu botol minum kesayangan dia kan?" bukan menjawab doyoung malah balik bertanya

"iya, lo tau dari mana?" tanya haruto lagi

"itu gue yang kasih dua hari sebelum kita bener bener udah ngga ada apa apa"

haruto menatap doyoung marah, "jeongwoo suka ke roof top di jam olah raga, kalo lo mau tau"

"jadi bukan tanpa alasan jeongwoo datang ke sini" lanjut doyoung, haruto masih menatap doyoung

"lo punya tugas lain selain natap gue atau marah sama gue atau dorong gue, lo susul jeongwoo ke kelas sekarang"

seketika haruto tersadar dan berlari menyusul jeongwoo, saat sampai tepat haruto di depan pintu dan jeongwoo di depan meja yedam

"ngga ada cara yang lebih bersih apa!" bentak jeongwoo

haruto terkejut karena ini pertama kali nya ia mendengar suara jeongwoo sekeras itu, "biarin aja dulu" junghwan menahan haruto tetap depan pintu

"lo kenapa datang datang main mukul meja orang, suara lo juga gue bisa tuli tau gak!" suara yedam menggema di kelas menarik perhatian orang yang ada di dalam nya

"orang?" jeongwoo tertawa remeh, "emang lo pantes di sebut orang?" jeongwoo menatap yedam tajam

"seharusnya lo tanyain itu ke diri lo sendiri" yedam

jeongwoo masih menatap tajam ke yedam, "dulu lo mau perhatian mama papa, lo dapet bahkan sampe gue dibenci dan dipukul. lo mau dimanjain kak junkyu, lo dapet bahkan sampe kak junkyu diam saat gue dipukul. setelah itu lo mau doyoung, lo dapet juga. sehebat itu seorang yedam"

ucapan jeongwoo berhasil membuat orang dikelas berbisik bisik membicarakan keburukan yedam dari mulut adik nya sendiri

"dan sekarang, lo mau haruto buat lo. ambil, bajingan!" umpat jeongwoo

mata yedam mulai berkaca kaca malu akan tatapan orang orang, "setelah ini lo bisa bilang apa lagi yang lo mau dari gue" jeongwoo

"jeongwoo udahlah, dia kakak lo ngga perlu malu maluin dia gini" jihoon sedikit menarik jeongwoo menjauh dari meja yedam

"gue ngga pernah minta keluarga, apalagi seorang kakak kaya yedam"

yedam yang tadi nya berdiri, terkejut dengan ucapan jeongwoo sampai ia terduduk

"jeongwoo udah!" haruto menarik jeongwoo kasar, ia takut yedam sakit hanya karena ucapan jeongwoo

"liat kan, lo dapetin apa yang lo mau" jeongwoo masih menatap yedam tajam

"jeongwoo udah lah" haruto

"minggir lo, ini ngga ada urusannya sama lo" jeongwoo balik mendorong haruto menjauh

"asal lo tau sejahat jahat nya lo, gue bisa jauh lebih jahat dari yang lo pikirin" ucap jeongwoo penuh penekanan

"lo lebih dulu jahat ke gue, lo dorong gue makanya gue sakit kaya gini" yedam menyeka air mata nya

"oh ya? kasian banget, kenapa lo ngga mati? setau gue saat itu lo bunuh diri tapi gagal dan malah nyalahin gue" jeongwoo

air mata yedam semakin deras, haruto lalu beralih duduk di sebelah yedam dan membiarkan yedam menangis di bahu nya

"dia yang buat aku jadi gini haruto, kamu percaya kan?" yedam

haruto mengangguk, jeongwoo hanya diam dan merampas botol minum miliknya yang ada di tangan haruto

"gue benci sama lo" setelah itu jeongwoo keluar mengabaikan segala tatapan atau panggilan yang ia dengar

continued

514 words

Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang