jeongwoo duduk di sebelah junghwan, ia menatap kosong ke arah luar jendela
"lo baik baik aja kan" junghwan sedikit menyenggol lengan jeongwoo
jeongwoo yang tersadar langsung mengembangkan senyumnya, "baik kok" lalu jeongwoo kembali ke posisi semula
"lo dipanggil sama kepala sekolah, mungkin ada kaitannya sama yedam" junghwan
"sekarang?" jeongwoo
"kalo lo belum siap nanti aja" junghwan
"mati aja gue siap ya kali ketemu kepala sekolah ngga siap" jeongwoo langsung berdiri dan berjalan keluar
sepanjang jalan ia ditatap dengan berbagai macam tatapan, tapi ia tak peduli itu hanya tatapan yang bahkan tak berasa
"permisi, bapak memanggil saya?" jeongwoo
"ya, duduk" jiwoon sebagai kepala sekolah mempersilahkan
"ada apa pak?" tanya jeongwoo
"beasiswa dan keberadaanmu di sekolah ini terancam, karena kasus pertengakaran antara kau dan saudara mu" jiwoon
"apa ini pernyataan resmi?" tanya jeongwoo
"ini belum resmi, kau cukup membanggakan sekolah sejauh ini aku tak ingin kau keluar dari sekolah ini aku akan membantu mu membuktikan yang sebenarnya" jiwoon
"bagaimana jika keluarga saya mampu memberi bukti bahwa saya yang salah?" tanya jeongwoo
"jika itu benar, semua harus kau tanggung sendiri" jiwoon
jeongwoo mengangguk, "masih ada resiko lain yang harus saya tanggung atas perbuatan yang sama sekali bukan saya pelakunya?" tanya jeongwoo
"dari sekolah hanya itu" jiwoon
jeongwoo lalu berdiri, "saya permisi" saat membuka kenop pintu jiwoon kembali bersuara
"yang lain dari itu adalah kelakuan tak baik dari teman teman mu, menjauhi mu atau bahkan membully mu"
jeongwoo tak peduli dengan bully yang diucapkan jiwoon, di pukul, dilempar saja sudah biasa bagaimana mungkin dia takut dengan bullyan
jeongwoo membolos di taman belakang sekolah, ia sebenarnya hidup hanya menumpang tidur di rumah megah milik junhoe
sekolah nya ia bisa mendapatkan biaya sendiri bahkan dengan kepintarannya sekolah juga memberi nya uang saku lebih dari cukup.
soal makan, ia tak pernah lapar lagi, semakin hari tubuh nya semakin kurus. menghela nafas untuk kesekian kali nya
masalah kali ini benar benar membuatnya hilang akal, tidak takut sama sekali tapi dia kehilangan jihoon, jaehyuk, bahkan haruto di waktu yang sama
luka yang menganga semakin perih dan sakit, wajah nya masih biru karena benturan saat junkyu mendorong nya
"eh, ada pembunuh nih" ucap salah seorang dari beberapa yang lewat di sana
jeongwoo tak tau siapa mereka yang jeongwoo ingat mereka ini cukup dekat dengan yedam
"gimana nyesel? dia itu kakak lo, masa lupa sih. dulu yedam ngorbanin semua nya buat lo" ucap nya melipat tangan
"lo ngga tau apa apa, mending lo pergi. ngga usah ngerusak pemandangan yang ada depan mata gue" jeongwoo
"lo ngga tau malu ya, jangan karena lo ngelakuin itu di rumah jadi suka suka lo"
"berisik! mending lo urus urusan lo sendiri. hal yang lo ngga tau mending ngga usah ikut campur!" jeongwoo
"lo celakain temen kita jeongwoo"
telinga jeongwoo panas, malas mendengar ocehan yang tak berguna ia memilih pergi dari sana
continued
468 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka✓
Подростковая литература✎ -> end Haruto terus melakukan kesalahan di dalam hubungannya hanya untuk satu tujuan, jeongwoo yang sangat terluka, dan yedam yang terus mengontrol karena sebuah perbandingan Start : 23 sept 2021 End : 13 nov 2021