chapter fifteen

2K 389 71
                                    

tiga puluh menit berlalu jeongwoo berjalan tanpa arah sampai akhir nya ia memilih berhenti di salah satu taman tempat nya menghabiskan waktu dengan haruto kemarin

jeongwoo menghela nafas sambil menatap ponsel nya yang menampakkan kontak haruto, jeongwoo lalu menghubunginya

"halo" 

"gue ada di taman yang kemarin, gue kangen"

"sorry, bukan ngga mau ketemu. tapi gue lagi bantu bunda packing orderan buat besok" tolak haruto 

"sebenatar aja, ngga bisa. gue yakin bunda juga ngizinin" minta jeongwoo

"gue ngga tega ninggalin bunda sendiri! ngerti dong, jangan egois!" bentak haruto

"ohh, okay. maaf ganggu"

sedetik kemudian sambungan terputus sepihak oleh haruto, jeongwoo kecewa lagi. dari pada terus berlarut larut dengan kekecewaannya jeongwoo memelih kembali pulang

lima belas menit berjalan jeongwoo tak sengaja menoleh ke sebrang di salah satu cafe yang dulu nya sering ia kunjungi dengan haruto

jeongwoo masuk, mata nya memanas melihat fakta yang ia lihat dengan mata nya sendiri. haruto berbohong, dia disini dengan yedam bukan seperti yang ia katakan di telepon tadi

"ohh, yedam sekarang bunda lo?" jeongwoo mengejutkan kedua nya

"lo kenapa ada di sini?" tanya haruto terkejut

"ngga boleh?" jeongwoo menatap datar haruto lalu beralih menatap yedam seakan tak peduli dengan apa yang terjadi

"lo kenapa telahir sebagai manusia sih, jahat nya lo setan aja kalah" jeongwoo

yedam lalu berdiri dan mendekat ke jeongwoo, "yang gue lakuin ini, lo lebih dulu. selamat menikmati pertengkaran yang ngga ada ujungnya" bisik yedam ke jeongwoo

yedam hendak keluar tapi di tahan haruto, "kenapa?" yedam

"tunggu di luar, ini bentar doang. jangan pulang sendiri" haruto

jeongwoo tertawa miris, setelah kedapatan berbohong jeongwoo masih harus melihat hal menjijikan ini. "mau pulang sekarang, boleh?" yedam beralih menggandeng haruto dan bergelayutan di lengan itu

jeongwoo ingin menampar yedam bahkan ingin membantingnya ke luar, tetapi melihat haruto yang mengelus sayang rambut yedam jeongwoo semakin membeku

"iya, kita pulang sekarang" haruto lalu membawa yedam keluar dan meninggalkan jeongwoo tanpa bicara sepatah kata pun

air mata jeongwoo lolos begitu saja. marah, kecewa, luka bercampur aduk dalam hati jeongwoo

•°•°•

setelah mengantar yedam pulang, haruto tak langsung pulang kerumah ia duduk di taman yang kemarin ia kunjungi dengan jeongwoo yang beberapa saat lalu ada jeongwoo disini

"gue disini sekarang jeongwoo, lo dimana" haruto tertunduk menatap ponsel nya yang menampakkan kontak jeongwoo

"kalo gue telpon lo masih sudi ngga jawab?" tanya haruto

haruto menutup mata nya, rasa sakit hati nya menjalar ke selutuh tubuh nya ingin marah pada diri sendiri bisa bisa nya ia melakukan hal seperti itu pada orang yang ia cinta

kemudian ponsel haruto berdering, itu jennie bunda nya

"halo, kenapa bunda?" haruto berusaha menetralkan suara nya

"kamu di mana, kan udah sore sayang kenapa belum pulang?" 

"iya bunda, haruto pulang. tapi bentar lagi ya" haruto

"kenapa ngga sekarang?"

"haruto ada urusan sebentar bunda, ngga bisa ditinggal. bentar lagi ya bunda" haruto

"bunda kangen, pulang sekarang ya" 

haruto menghela nafas, "iya bunda, haruto pulang sekarang" haruto

"hati hati di jalan ya, ngga usah ngebut" 

"iya bunda" lalu sambungan terputus

haruto lalu menyeka kasar air mata yang masih bergantung dipelupuk mata nya dan pergi meninggalkan taman menuju rumahnya

continued

511 word

Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang