chapter nineteen

2K 378 24
                                    

jeongwoo kembali ke roof top, duduk di bangku dan menghela nafas untuk kesekian kali nya

"kaya nya manis gue lagi ada masalah" doyoung mendudukkan diri di sebelah jeongwoo

"ini bukan masalah lagi nama nya" jeongwoo

"teus apa dong" doyoung

"'entahlah" jeongwoo

"lo nyerah sama haruto?" tanya doyoung

jeongwoo menghela nafas lagi, "udah ngga ada alasan untuk terus ada di samping dia" jeongwoo

"emang bertahan harus ada alasan?"

"harus, kalo ngga ada alasan ngapain tetep nunggu. gue ngga kurang kerjaan, menghadapi fakta kalo kedua kakak gue dan orang tua gue benci dan ngga peduli  sama gue aja udah capek" jeongwoo

"kak junkyu kaya nya peduli sama lo" doyoung

"iya, dia peduli saat gue udah selesai di sakitin. yedam peduli sama gue saat asik merancang drama baru. papa sama mama gue peduli sama gue saat mereka ngga punya pelampiasan untuk marah. haruto juga peduli sama gue saat gue udah hampir mati karena menahan sakit di hati sama fisik gue" jeongwoo

"capek?" doyoung

"banget, sampe gue pengen akhiri semua nya tanpa ada sisa" jeongwoo

"lo mau ninggalin gue juga?" doyoung

"kan semua, lo juga termasuk dong" jeongwoo

"haruto juga?" doyoung

"iya doyoung semua nya" jeongwoo

"gue jangan!"

jeongwoo reflek menoleh ke belakang di sana ada haruto

"gue tinggal ya, semoga membaik" doyoung menepuk bahu jeongwoo dan meninggalkannya di sana bersama haruto

"maaf" haruto lalu duduk di sebelah jeongwoo

jeongwoo diam, "denger?"

jeongwoo masih diam, "soal yang tadi gue takut orang tua lo nyalahin lo lagi kalo semisal yedam kenapa napa" haruto

"lo ngga perlu minta maaf atau apa pun ke gue lagi" jeongwoo

"lo serius soal lo bilang lo benci sama gue?" haruto

"ngga tau" jeongwoo

"mana mungkin lo ngga tau" haruto

"ngga semudah itu asal benci, tapi gue ingetin sekarang lo bisa lakuin apa pun yang mau lo lakuin, mau itu sama yedam atau bukan itu terserah" jeongwoo

"gue ngga bisa, lo tau itu" haruto

"lo bisa, gue bisa lindungin diri gue sendiri. masing masing dari kita punya jalan, sekuat apa pun lo berusaha lindungin gue kalo semesta bilang gue harus luka gue akan luka. gitu sebaliknya" jeongwoo

"tapi gue ngga bisa percaya kalo lo bisa sendiri" haruto

"lo terpaksa percaya, jauhin gue. kita ngga pantas saling tatap lagi" jeongwoo

"yakin lo bisa?" haruto

jeongwoo menunduk ragu untuk menjawab 'ya', "kita butuh waktu kan, jadi kita coba kalo gitu" haruto

mata jeongwoo memanas, "gue bakal selalu berusaha lindungin lo, ingetkan gue sayang banget sama lo. rasa sayang dan cinta gue ngga butuh status diantara kita" haruto kemudian berdiri

"jaga diri baik baik ya, kalo lo mau lo bisa lari ke pelukan gue kapan aja"

"tapi lo kan juga butuh pelukan" jeongwoo

haruto tersenyum, "gue bisa tahan diri" haruto

jeongwoo masih menunduk enggan menatap haruto, "jaga diri baik baik ya"

setelah mengucapkan kalimat itu haruto meninggalkan jeongwoo sendiri di roof top

continued

471 words

"to.."

"apaan?!" haruto

"ada yang nyuruh gue rebut jeongwoo dari lo" doyoung

"siapa?" haruto

"ada, gue baca di komentar" doyoung

"lo mau main rebut rebutan sama gue?" haruto

"ngga sih, tapi gue juga masih cinta sama jeongwoo. Boleh ya" doyoung

"ngga boleh! jeongwoo cuman buat gue" haruto

sekian, terima haruto untuk di gebukkin :)

sekian, terima haruto untuk di gebukkin :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang