chapter thirty

2.2K 368 53
                                    

"hal ini tak boleh kalian ulangi lagi, ini membuat kondisi pasien semakin buruk" omel suster yang merawat haruto pada junghwan dan doyoung

junghwan dan doyoung mengangguk dalam tunduk, mereka bedua juga tak mau melakukan ini tapi haruto sendiri memaksa

kini mereka berdua tak bisa bercanda dan tertawa lagi seperti biasa dengan haruto, pemuda itu kini terbaring lemah di dalam ruangan dominan putih

ini karena ia memaksa bertemu dengan jeongwoo dan melepas semua alat medis yang harus ia gunakan untuk terus hidup, tapi ia malah melepas nya lebih dari 5 jam

"mana haruto?" tanya junkyu datang dengan paniknya dan nafas yang tak teratur

"itu" doyoung menunjuk kecewa ke dalam ruangan itu

"lo jaga adik gue dulu, dia sendiri di ruangannya" ujar junkyu pada junghwan, junghwan langsung pergi dari sana

"apa kata dokter?" tanya junkyu

"lo tau itu! kenapa lo tanya lagi, gue ngga mau ngulang! keadaan dia makin parah, gue benci fakta itu" doyoung kesal

junkyu menghela nafas kasar, haruto benar benar membuatnya khawatir belakangan ini

•°•°•

dokter yang menangani haruto keluar dari ruang rawat haruto, "pasien meminta anda berdua masuk" 

"tapi dokter bukan nya haruto baru sadar?" doyoung

"ya benar, tapi tak banyak yang bisa kita harap kan. saya meminta kalian menemui nya segera" ucap dokter tersebut lalu meninggalkan junkyu dan doyoung

sehari setelah haruto memaksa untuk berbicara dengan jeongwoo ia malah tak sadarkan diri selama dua hari, kondisinya semakin buruk dan wajah yang pucat tak ada darah

haruto berusaha tersenyum seolah mengatakan ia baik baik saja pada doyoung dan junkyu yang baru masuk

"kenapa lo temuin adik gue pas kondisi lo begini?!" omel junkyu

"maaf kak, gue terlalu kangen. gue pengen peluk dia" ujar haruto pelan, sangat pelan bahkan suara nya kalah dengan suara perekam denyut jantung yang melekat di tubuh nya

"tapi ngga gini" junkyu

"udah kak" lerai doyoung

"dada gue makin lama makin sakit" keluh haruto

doyoung langsung memalingkan wajah nya, ia tak suka topik ini. "sakit doy, gue ngga yakin gue kuat" adu haruto

"jangan bahas sekarang bisa ngga sih"

"terus kapan, gue mau hidup sama jeongwoo selama yang gue bisa" haruto menutup mata nya rasa sakit di dada nya benar benar menyiksa nya

"t-tapi kaya nya gue cuma bisa sejauh ini" tanpa sadar air mata haruto mengalir tanpa izin

"gue mau titip jeongwoo, keadaan gue dari waktu ke waktu makin ngga ada yang bisa diharapin" haruto

doyoung dan junkyu sama sama terdiam, "jaga dia" lanjut haruto

"nggak! lo aja yang jaga sendiri, gue sama doyoung ngga bisa haruto! cuman lo! lo harus bertahan buat adik gue" junkyu

"gue juga mau nya gitu kak, tapi lo harus tau sejati nya manusia itu kembali ke pangkuan-Nya" haruto

"lo harus bisa jadi orang tua buat jeongwoo, sayangi dia layak nya lo mama, kasih dia perhatian layak nya lo papa, dan hibur dia layak nya lo seorang kakak. lakuin itu sepenuh hati lo" haruto

junkyu menggeleng tak percaya dengan ucapan haruto, "dan lo doy, bantu dia jalan setelah itu bawa dia lari kemana pun dia mau" haruto

"bukan gue yang dia mau to, lo harus tau dan ngerti itu" doyoung

"ngga ada jalan buat gue maksain kehendak gue doy, selama ini dia sakit dia luka karena gue. sekarang giliran gue, sakit sampe gue binggung mau nunjuk yang mana aja yang sakit, luka sampe gue ngga bisa ungkapin lagi, dan kelanjutan singkat nya terserah mau gimana " haruto

"lo ngga selemah itu to" doyoung

"ini memang akibat yang harus gue tanggung doy, gue ngga papa" haruto

"jeongwoo tanggung jawab lo sekarang, bantu dia lari sejauh yang lo bisa, bantu dia cinta dan sayang lagi sama lo sampe dia lupa di kehidupan dia dulu ada haruto" haruto kembali menutup mata nya, tersenyum sambil memegang dada kiri nya yang berdenyut sakit

"dikehidupan lain, gue bakal cintai jeongwoo dengan cinta yang sama tapi dengan fisik yang berbeda. gue bakal buang jauh jauh penyakit gagal jantung gue" gumam haruto dengan air mata yang terus mengalir


continued

654 words

Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang