14.SALING MENJAUH

155 37 1
                                        

Semoga kalian masih setia Sama cerita gajelas ini.🤗 Yok kasih VOTE dulu, sama jgn lupa ramein. Thx.

***

Jira yang sudah bersiap dengan seragam dan perlengkapan sekolahnya kini mempercepat kegiatan menali sepatunya, dan kemudian bergegas ke depan kompleks. Ia memang memutuskan untuk berangkat sekolah, walau ia tahu lukanya masih belum sembuh.

Sambil mengayun ayunkan kakinya, Jira kini sedang duduk di bangku tunggu, depan kompleks. Ia sedang menunggu ojek barunya, Zero. Cowok itu sendiri yang menawarkan diri untuk jadi tebengannya, dan dengan senang hati Jira pun menerima tawaran tersebut. Lumayan kan ia jadi tak perlu keluar uang buat bayar ojol.

Tiba tiba sebuah motor yang sudah tidak asing bagi Jira berhenti di depannya. Bukan, montor itu bukan milik Zero, melainkan milik Hyunaka.
Entah mengapa kini Jira jadi canggung bertemu dengan Hyunaka. Apalagi mereka sudah tak kontakkan selama 3 hari.

"Ngapain kesini?" Tanya Jira melihat Hyunaka yang sudah berdiri dihadapannya.

"Lo yang ngapain! Kenapa Lo ngediemin gue?!"

"Ngediemin Lo?! Nggak tuh? Emang ngediemin gimana?" Sangkal Jira yang membuat Hyunaka tambah kesal.

"Lo marah? Kenapa? Harusnya gue kan yang marah?!"

"Kayaknya Lo deh yang marah sama gue? Kenapa? Masih marah Lo sama omongan gue waktu itu? Yaudah gue minta maaf."

Hening, karena Hyunaka hanya menatap Jira dengan wajah datarnya, yang tak bisa diterjemahkan, sedangkan Jira yang enggan menatap balik Hyunaka, hanya diam mengabsen kendaraan yang melintas.

"Ayok berangkat bareng gue." Kata Hyunaka memecah keheningan.

"Gue nebeng Zero. Lo duluan aja, bukannya Lo harus jemput Lia?"

"Tadi itu bukan penawaran tapi perintah. Jadi ayok!" Tegas hyunaka menarik tangan Jira.

"Nggak, apaan sih! Gue udah janjian sama Zero mau berangkat bareng. Lepasin gak!" Berontak Jira namun tenaga Hyunaka bukan tandingannya, ia tak mampu untuk lepas dari cengkeraman Hyunaka.

Hyunaka yang melihat luka di tangan Jira ingin bertanya tentang luka itu, namun kehadiran Zero kini mengalihkan fokusnya.

"Jira berangkat bareng gue, Lo bisa duluan." Kata Hyunaka pada Zero.

"Dih Mulutnya. Nggak Zer gue bareng Lo aja, lebih enak naik montor Lo soalnya." Sanggah Jira yang langsung diberi tatapan tajam oleh Hyunaka.

"Apa?! Emang bener kok gue capek naik motor Lo karena ketinggian." Sewot Jira yang sadar akan tatapan tak santai Hyunaka.

"Kenapa sekarang? Dari dulu nebeng gue juga biasa aja. Bilang aja emang mau di bonceng Zero. Ck. Yaudah sana!" Kata Hyunaka yang sudah lebih dari kesal, lalu melepaskan tangan Jira yang digenggamnya.

Jira yang menyadari kemarahan Hyunaka kini jadi dirundung rasa bersalah. Tapi ia mencoba tetap diam dan fokus pada tujuannya untuk menjauh dari Hyunaka.
Tanpa pamit Hyunaka pun langsung melesatkan motornya menjauh dari sana.

Mencoba melupakan apa yang terjadi, Jira segera menghampiri Zero dan langsung naik ke jok montor Zero.

"Yok berangkat!" Katanya menepuk bahu Zero, membuat Zero refleks mengangguk lalu menjalankan motornya.

"Lo lagi ada masalah sama Hyunaka?" Tanya Zero yang memang pandai menganalisis suasana.

"Biasalah ribut kecil."

"Karna apa? Gue?" Tebak Zero sambil membenarkan spion kirinya agar bisa melihat wajah jira.

Mendengar pertanyaan Zero, seketika tawa Jira pun mengudara menyatu dengan suara kendaraan yang lalu lalang dijalan.

IYAgpp Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang