33. RUMAH

212 38 23
                                    

Sesuai rencana, saat ini Jira sudah berada di rumah besar nan mewah milik Hyunaka.

Sunyi, adalah kesan pertama saat memasuki rumah besar tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunyi, adalah kesan pertama saat memasuki rumah besar tersebut. Bahkan derap kakinya yang beralaskan sendal rumah dapat terdengar saking senyapnya rumah itu. namun kesunyian itu tak bertahan lama Karena keributan yang dibuat Jira dan Hyunaka berhasil menciptakan suasana bising dalam rumah itu. Sekarang Jira paham mungkin inilah yang membuat Hyunaka lebih suka menginap di basecamp. Mungkin rumah besar nan mewah yang di idam idamkan banyak orang bukanlah yang Hyunaka inginkan,— tidak. Bukan rumahnya, mungkin lebih tepatnya arti sebuah rumah untuk pulang yang tak dapat Hyunaka temukan dirumahnya.
Jika Jira mencari itu, ia sebenarnya juga tak menemukannya pada rumahnya.

Saat disana kedatangan Jira langsung disambut oleh mbok Yuyun dengan senyum ramahnya. Mereka sudah saling mengenal karena ini memang bukan kali pertamanya bertamu dirumah ini. Jira kenal betul siapa beliau, orang yang begitu dihormati Hyunaka seperti orang tuanya sendiri.

Dengan senyum yang tetap, tak luntur sedikitpun. ia mempersilahkan Jira.
"Neng Jira mau dibuatin minum apa? Nanti sekalian makan disini ya biar mbok masak yang banyak." Tawarnya masih dengan senyumnya walau ia tengah bicara.

"Gak usah repot-repot mbok, nanti kalo Jira mau apa apa bisa ambil sendiri kok, kata mbok kalo Jira main kesini suruh anggep rumah sendiri."

"Iya mbok, mbok istirahat aja, Lagian anak gak tau diri ini tau kok gimana seneng seneng dirumah ini." ujar Hyunaka menyakinkan, sembari mengiring mbok Yuyun untuk kembali istirahat. karena tubuhnya yang sudah berumur, mbok Yuyun memang kerap kali dilanda rasa lelah dan sakit di bagian tertentu seperti pinggulnya yang sering ia pegang seraya memijitnya. Karna itulah Hyunaka lebih sering memintanya untuk istirahat dibanding bekerja.

Mbok Yuyun pasrah akan perintah putra tuannya yang ia tau semua itu adalah rasa peduli. "Iya udah, kalo ada yang dibutuhin bilang ya, atau minta tolong sama pelayan lain.
"Neng Jira, anggap aja kayak rumah sendiri."

"Siap mbok." Balas Jira dengan senyum lebar meyakinkan.

Sepeninggal mbok Yuyun, Hyunaka diikuti Jira berjalan menuju kamarnya, yang berada dilantai dua rumah itu. Hyunaka sedikit terkejut saat akan masuk kamar, melihat Jira dibelakangnya. Ternyata gadis itu mengintilinya sejak tadi. Padahal kan ia berniat untuk ganti baju.

"Lo ngapain ngikut ji? Sono diruang tamu aja. Gue mau ganti baju."

"Yah, masa gue harus turun lagi gak mau ah." Ucapnya yang sudah nyelonong masuk kedalam kamar Hyunaka. Debaman kasur terdengar saat Jira menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk Hyunaka, berguling guling mencari sisi ternyamannya. Rasanya ia ingin terlelap saat itu juga karena terlalu nyaman.

"Sengaja kan Lo mau liat perut sixpack gue?" Sahut Hyunaka menggoda.

"Dih, nggak ya! Kalo Lo mau ganti baju tinggal ke kamar mandi aja!"

IYAgpp Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang