31. MURID BARU

133 28 3
                                    

Jira menuruni tangga dengan tas yang disampirkan dipundak kanannya. Bising dari arah ruang makan berhasil mencuri atensinya, tumben sekali, biasanya rumah ini begitu senyap dipagi hari. Sepertinya mama dan papanya belum berangkat bekerja. Demi apapun Jira sebenarnya malas  sarapan bersama keluarganya, tapi masalahnya, ia ini tipe manusia yang tak bisa jalani hari tanpa sarapan, maka dengan langkah lunglai ia pun pergi ke ruang makan dan duduk bersama orang tuanya disana.

"Wah.. anak mama cantik banget, gimana pas kan seragamnya?" Seru Yira ketika melihat putri sulungnya muncul dengan balutan seragam yang membuatnya berbeda kali ini.

Jira menoleh kebelakang mencari siapa yang dipuji oleh sang mama.
Ah, ternyata kakaknya yang juga baru turun.

Semua mata disana juga ikut memandang gadis itu, yang mana hari ini begitu cantik dengan seragam yang dipakainya.

Jira sebenarnya malas untuk ikut mengagumi kakaknya, tapi tak bisa ia pungkiri bahwa kakaknya itu begitu cantik, tapi ia juga tak kalah cantik.
Sepertinya gadis itu akan kesulitan nantinya menghadapi siswa siswa Andus, terutama para kaum Adam berspesies Crocodylus, Jira yakin Jihan juga nantinya akan masuk list barunya Hyunaka, si cassanova SMA Andus.

"Pagi mah. pah. Ji." Sapanya dengan keceriaan yang sama seperti biasanya.

"Pagi sayang..." Balas kedua orang tuanya, sedangkan Jira hanya membalasnya dalam hati.

"Ji, nanti bareng ya, aku juga sekelas sama kamu loh." Ucapnya sembari menarik kursi disamping Jira dan mendudukinya.

Jira sedikit terkejut saat tau Jihan akan sekelas dengannya, pasti jihan sendiri yang meminta pada papanya, dan papanya itu akan menuruti semua keinginannya.

"Aku bareng sama temen, udah janjian." Jawabnya yang masih sibuk mengoles selai pada rotinya.

"Oh, yaudah kalo gitu, nanti kita ketemu disekolah aja."

"Hm."

"Ji, nanti jihannya dibantu ya buat adaptasi disekolah barunya. Dia pasti asing sama lingkungan sekolah." Tutur mamanya.

"Nanti jangan sibuk sendiri sama temen temen kamu ka—"

"Iya. Aku berangkat..." Jira memotong paksa omongan papanya yang sedang bertutur. Ia beranjak dari kursinya dan pergi sembari menyantap rotinya.

"DASAR ANAK GAK SOPAN!" Jira mendengar teriakan papanya. namun begitu malas rasanya untuk kembali dan meminta maaf, toh ia akan selalu salah dimata papa-nya.

***

Jira mengernyit melihat mobil Porsche merah yang sangat ia kenali siapa pemiliknya, tumben sekali sepagi ini sudah siap menunggu, dan hampir Jira lupa, bahwa kemarin mereka sempat bercek Cok ria, bahkan semalam mereka tak saling mengirim pesan seperti biasanya.

"Ngapain berdiri doang? Cepetan masuk." Seru Hyunaka dari dalam mobil.

"Sabar elah!" Tukasnya lalu lanjut mencomot kembali rotinya, sebelum masuk ke mobil.

Setelah Jira masuk dan menutup pintunya, tanpa intro Hyunaka langsung melajukan mobilnya  membuat Jira terlonjak kaget.

"Kampret banget Lo! Untung roti gue nggak jatuh!"

"Minta rotinya." Bukannya minta maaf, dia lebih tertarik dengan roti selai coklat yang dibawa Jira.

"Nggak."

"Pelit banget elah! Gue gak pernah tuh pelit ke elo."

"Bodo."

IYAgpp Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang