35. DEJAVU

169 31 52
                                    

Jangan lupa vote dan ramein y.

"Gerimis, kita neduh dulu ya." Ujar Hyunaka yang ditengah jalan di terpa gerimis.

"Iya, neduh di sana aja." Sahut Jihan menunjukkan warung rumah makan Padang di sebrang jalan.

Hyunaka mengangguk dan melipirkan motornya. Mereka segera turun dari motor dan bergegas masuk ke dalam, berusaha menghindari gerimis.

Netra keduanya tengah menyapu sekitar untuk mencari tempat kosong. Hingga kedua netra Hyunaka berhenti bergerak karena menangkap sosok yang tak asing baginya. Tanpa sadar kakinya melangkah menghampiri orang tersebut.

"Katanya sakit, bukannya di rumah sakit malah dirumah makan Padang." Cibirnya pada seseorang yang tengah sibuk dengan makannya di meja.

Orang itu spontan menoleh, "Cih, segitunya Lo perhatiin gue, sampai sampai Lo tau gue gak masuk karena sakit." Cibirnya balik ketika tau bahwa Hyunaka orang yang mencibirnya.
"Dan perlu Lo tau, orang sakit nggak cuma butuh obat, tapi juga makan." Hyunaka mendengus kasar mendengarnya.

"Zero?" Panggil Jihan yang baru menyusul.

"Lo juga disini han?"

"Iya, aku nebeng Hyunaka." Zero mengernyit bingung, bukankah Jira tadi bilang akan pulang bersama Hyunaka, tapi kenapa Jihan yang bersama Hyunaka. Matanya masih menelisik ke belakang, mencari sosok Jira. Ia masih berpikir positif bahwa mungkin saja Hyunaka menumpangi kedua gadis itu karena membawa mobil.

"Jira mana? Dia nggak bareng Lo?" Tanya Zero akhirnya.

"Ngapain Lo tanya tanya? Bukan urusan Lo." Jawab Hyunaka tak santai.

"Jira tadi milih naik taksi online, karena Hyunaka boncengin aku." Sahut Jihan membuat Hyunaka mendengus kecewa.

Zero tak percaya, langsung beranjak dari duduknya. Ia masih ingat betul, Jira mengatakan ponselnya lowbet, bahkan whatsapp nya tak aktif sejak satu jam lalu. Jira tak mungkin bisa memesan taksi online.

"Jira masih di sekolahan?" Tanya Zero pada jihan.

"Nggak tau, Tadi kita duluan dan Jira masih nunggu taksinya Dateng."

"Kalian yang mesanin taksinya?" Tanyanya lagi.

"Nggak, Jira sendiri yang mau pesen taksinya."

Zero menoleh ke Hyunaka dengan wajah tak santainya, "Lo goblok!" Ucapnya lalu segera manyaut kunci mobilnya di meja, dan pergi begitu saja meninggalkan makanannya yang bahkan baru beberapa sendok ia makan.

Mendengar umpatan dari Zero, Hyunaka mengangkat alisnya bingung, namun setelahnya ia ganti merasa kesal.
Ia pun segera memalingkan pandangannya dari punggung Zero yang sudah menjauh.

***

Jira berdiri di bawah pohon Ketapang yang rindang sembari menodongkan tangannya kedepan membuat tangannya basah terkena gerimis. Ia terlalu hanyut akan suara gerimis saat itu, hingga tak sadar akan kehadiran seorang yang ada disampingnya.

Setelah menghabiskan beberapa menit mencari, akhirnya Zero menemukan Jira di tengah gerimis berdiri dibawah pohon Ketapang. dengan segera ia pun menghampirinya.

"Kenapa masih disini, gerimis ji." Zero merutuki dirinya sendiri dalam hati, mengapa ia masih bertanya pertanyaan yang ia sendiri tau jawabannya. Sebut saja Zero bodoh, karena untuk kali ini ia akan menerimanya.

Jira menoleh pada suara yang tak asing bagi telinganya. Sedikit terkejut saat ia tau siapa orang itu, namun dengan segera ia alihkan kembali pandangannya kembali ke depan.

IYAgpp Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang