Bel istirahat berbunyi membuat para murid berhamburan keluar.
Kebanyakan dari mereka memilih pergi ke kantin.
Tapi untuk kali ini Jira dan Zero terpaksa absen untuk tidak pergi ke kantin."Mau kemana ji?" Tanya Hyunaka yang tiba tiba muncul, menghentikan langkahnya yang sudah melangkah keluar kelas bersama Zero.
"lagi ada urusan."
"Lah kan Lo udah janji mau nyemangatin gue nanti tanding basket."
"Yah, gak bisa deh kayaknya. Lagian tadi gue gak janji."
"Bentar aja kali, atau entar nyusul kek."
"Urusan gue kayaknya lama deh, gue gak tau entar masih keburu atau enggak buat nonton."
"Ada urusan apasih? Sama ni anak juga?" Tanyanya menunjuk Zero dengan dagunya.
"Iya sama Zero juga. Kali ini gue gak bisa nonton lain kali aja ya."
"Gue tau ini bukan pertandingan penting, tapi gue perlu disemangatin biar bisa menang."
"Sorry gue gak bisa, gue juga buru buru." Ucap Jira yang ingin segera bergegas dari sana.
"Iya gue tau, gue emang bukan prioritas Lo, tapi apa sekedar kasih kata penyemangat Lo gak ada waktu?" Hyunaka kesal.
kalo Jira gak bisa nonton seenggaknya dia bisa kasih kata penyemangat kan? Apa sekedar mengucakpkan 'semangat ya!' akan menyita banyak waktunya? Mana dari tadi pengen banget buru buru pergi. tangannya juga pake pegangan terus lagi sama Zero.
"Duh ka gak gitu, gue gak kepikiran tadi. Lo se-"
"Jihan, Lo mau nggak nyemangatin gue, gue ada tanding basket nanti." Hyunaka tak menggubris Jira, ia ganti menghampiri Jihan yang baru keluar kelas bersama Ayu, Lia dan Chery.
"Lah? Dia marah?" Gumam Jira melihat Hyunaka yang tak menggubrisnya.
Zero melepas genggaman tangan Jira pada tangannya, dan berganti ia yang menarik tangan Jira bergegas pergi dari sana.
Mendengar ajakan Hyunaka tadi, Jihan menoleh ke teman temannya, seakan bertanya apa mereka juga mau ikut? Semuanya mengangguk karena mereka juga tertarik untuk menonton pertandingannya.
"Kenapa minta dukungan ke kita, kita udah pasti dukung anak IPA!" Ayu lah yang bicara.
"Mau IPA atau IPS tetep tim gue yang bakal menang, dan nanti tim yang menang bakal dapet uang taruhannya. Kalo kalian dukung tim gue, gue traktir sekalian.
"Dih! Lo mau provokasi kita? Sayangnya Lo berhasil, kuylah gue setuju." Ayu langsung menarik teman temannya menuju ke lapangan.
***
"Gak usah di pikirin yang tadi, Lo harus fokus. Gue yakin Lo mampu buat ikut lomba ini." Ucap Zero mencoba menyemangati Jira yang tampak overthinking.
Zero benar, Jira sudah merelakan malam malamnya bergadang untuk belajar, ia harus fokus agar ia bisa lolos dalam test seleksi lomba LKS ini. Tidak tau sejak kapan Jira jadi anak ambis seperti ini. Yang pasti tujuan utama Jira sebenarnya itu untuk membuktikan pada papanya bahwa ia juga bisa menjadi kebanggaan.
"Iya, tapi gue agak takut, gimana kalo gue gagal kali ini?"
"Apapun hasilnya nanti, gak ada yang tau, yang penting Lo usaha dulu."Tanganya menepuk nepuk pundak Jira menyalurkan semangat. "Semangat!" Ujarnya dengan senyum hangatnya.
Namun Jira terlihat makin murung setelah mendapat semangat dari Zero. "Harusnya tadi gue gitu ya ke Hyunaka?"
"Udah, gak usah dipikirin lagi. sana buruan masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAgpp
Teen FictionKEPOIN DULU YUK❗ JANGAN LUPA FOLLOW AUTHORNYA Y. Zero itu suka Jira, tapi Jira sayangnya sama Hyunaka. Hyunaka juga suka Jira,- bukan cuma Jira, tapi semua yang bergender cewek dan berparas cantik hyunaka menyukainya. BELUM DI REVISI MAAP KALO GAJEL...