VOTE nya ya, jangan lupa. Komen juga biar rame.
Setelah selesai membersihkan diri, sekarang Jira tengah sibuk di meja belajarnya yang dipenuhi banyak buku. Sebenernya Jira sudah capek, dan rasa malasnya pun terus memintanya berhenti menulis hanya untuk sekedar mengeluh.
"Duh, banyak banget jawabannya, harus banget dijelasin secara rinci?!" Gerutunya, menghentikan tangannya yang menulis, lalu lanjut membunyikan jari jarinya.
"Kok masih banyak sih?! nggak ada gunanya banget dari tadi ngerjain." Gerutuanya yang masih berlanjut.
Dengan terpaksa ia kembali memegang Bolpoinnya dan lanjut melesatkannya pada bukunya. Belum ada lima kata ia menulis, tapi bolpoinnya tiba tiba mati membuatnya tambah frustasi.
"Liat! Semesta aja nggak ngerestuin gue ngerjain tugas!"
Ia masih berikhtiar dengan mencoret coretkan bolpoinnya pada kertas halaman belakang yang sudah penuh coretan. Jira memeriksa apakah memang tinta bolpoinnya sudah habis? Tapi ternyata tintanya masih ada, walau hanya tinggal sekuku.
Ia masih mencoba memancing tintanya keluar dengan mencoret coretkan hingga mengketuk ketukannya pada meja, saking semangatnya Jira, Bolpoin itu malah mleset hingga menusuk punggung tangannya.
Sakit, tapi Jira suka. Entah mengapa disaat seperti ini setiap luka pada fisiknya terasa candu baginya. pikirannya memang masih belum stabil saat ini. berbagai perkataan buruk yang baru saja ia dapatkan, dan bagaimana papanya terus memintanya menjadi kakaknya. Hal itu terus saja memutar mutar di kepalanya. Jira sudah berusaha untuk mengabaikannya, namun nihil, ia sulit mengontrol pikirannya sendiri disaat seperti ini.
Ia kembali melanjutkan kegiatannya, dan terus sengaja memlesetkan bolpoinnya hingga membuat punggung tangannya penuh luka.
"Aww, duh nggak sengaja." Ucapnya setiap membuat luka.
Sadar akan kegilaannya, ia pun menyudahi kegiatannya. Ia buang bolpoin itu ke sembarang arah. Lalu ia angkat tinggi tinggi tanganya yang terluka, ia amati hasil karya seni yang baru ia buat.
Ia tersenyum, namun air mata yang keluar. Tak tau apa alasan air matanya keluar, namun air mata itu semakin turun dengan derasnya seakan tengah mencari kebebasan, apakah ia terlalu menahannya?Mungkin kalian berpikir Jira gila, tidak, tapi mungkin hampir.
Ia sendiri tak ingin seperti ini. Hal ini benar benar sudah seperti kebiasaan yang sulit hilang. Ia juga lelah, tapi sangat sulit untuk mengendalikan dirinya.
Setiap batinnya terluka ia akan melukai fisiknya untuk menyamarkan luka itu.Setelah beberapa menit menangis dengan mulut yang tertutup rapat, sekarang perasaannya menjadi lebih baik. Ia hapus sisa air matanya kasar, lalu menjatuhkan dirinya ke kasur.
Menatap langit langit kamar membuat suasana hatinya kembali melow. Dengan segera ia pun mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas samping kasurnya mungkin memainkan ponselnya dapat melalaikan semua masalahnya.
Dan ternyata sejak tadi ada berbagai pesan masuk yang terabaikan olehnya, bahkan ada panggilan video dari Hyunaka dan 2 panggilan tak terjawab dari Ayu.
Perkumpulan perawan elit💃🏻
Lia : emang lo mo tanya apa?!Ayu best-tai
Anjir sok sibuk banget lu!Hyunjin mybabu
Gimana seragamnya pas?Pak ketu
PDst..
Seperti itulah gambaran roomchat Watsap Jira. Sedangkan Jira lebih tertarik membuka group gengnya yang begitu ramai. padahal anggotanya cuma 5 biji loh, cuma ya emang gitu.. gak di real life nggak di gc, kalo urusan ngebacot emang lancar banget kayak aliran sungai Nil.
![](https://img.wattpad.com/cover/274353293-288-k344937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAgpp
Roman pour AdolescentsKEPOIN DULU YUK❗ JANGAN LUPA FOLLOW AUTHORNYA Y. Zero itu suka Jira, tapi Jira sayangnya sama Hyunaka. Hyunaka juga suka Jira,- bukan cuma Jira, tapi semua yang bergender cewek dan berparas cantik hyunaka menyukainya. BELUM DI REVISI MAAP KALO GAJEL...