KEPOIN DULU YUK❗
JANGAN LUPA FOLLOW AUTHORNYA Y.
Zero itu suka Jira, tapi Jira sayangnya sama Hyunaka. Hyunaka juga suka Jira,-
bukan cuma Jira, tapi semua yang bergender cewek dan berparas cantik hyunaka menyukainya.
BELUM DI REVISI MAAP KALO GAJEL...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah berbicara dengan zero jira memutuskan untuk membolos. Ini bukan pertama kalinya Jira membolos, walaupun ia sudah hampir tak pernah melakukannya di SMA.
Untung saja tasnya masih ia gendong, jadi ia tidak perlu kembali ke kelas untuk mengambil tas.
Dengan langkah buru buru ia pergi menuju belakang sekolah. Rencananya ia akan memanjat tembok belakang sekolah itu dan keluar dari sekolah ini.
Saat berada disana, sekarang Jira dibuat bingung, ternyata temboknya begitu tinggi, tidak seperti apa yang dipikirkannya kalo begitu bagaimana caranya memanjat.
"Butuh patner buat manjat?" Ucap seseorang yang dari tadi memperhatikan dalam diam, Jira yang tengah kebingungan.
"Lo ngapain disini?!" Pekiknya terkejut, tarnyata ada orang.
"Lah, Lo yang ngapain kesini? Gue mah nunggu besti besti gue."
"Gak ada kerjaan banget nungguin orang orang telat."
"Itu namanya setia kawan!"
"Setia kawan gundulmu!"
"Lo ngapain sih kesini? Mau bolos Lo?!" Tuduh hyunaka.
"Bacot! Mending bantuin gue manjat!"
"Tumben bolos? Kenapa?" Tanyanya yang mulai menghampiri Jira.
"Pengen aja." Balasnya, lalu mulai naik ke pundak hyunaka yang sudah menunduk.
"Jangan ngintip! Atau mata Lo gue congkel Nanti!"
"Dasar pisco."
"Psyco ka! PE! SAI! CO! tulilut banget sih Lo!"
"Iya iya, buruan naik! Lo berat!"
Jira berhasil sampai di atas, namun dirinya Masih bimbang untuk melompat kebawah. "Tinggi banget ka, gue takut mati!"
"Gak akan sampai mati kalo bukan kepala Lo duluan yang jatuh! Udah buruan lompat! Dasar noob gegayaan banget mau bolos." Cemoh hyunaka.
Jira pun memberanikan diri untuk melompat turun. Benar kata Naka sekarang ia memang payah. Pendaratannya saja berakhir buruk hingga membuat kedua lututnya sedikit lecet karna berbenturan dengan aspal jalan. Hanya luka kecil tentu tak seberapa bagi Jira yang mati rasa.
Baru saja berdiri sempurna, Jira dikejutkan oleh hyunaka yang melompat dari atas.
"Lo ngapain?!"
"Ngikut Lo lah!"
"Nggak! nggak! Lo tuh bodoh, jangan kebanyakan bolos!"
"Siyapdeh yang udah jadi juara olimpiade."
Mendengar itu perasaan Jira kembali berkecamuk. Ia jadi ingat, padahal dirinya sudah sangat puas akan pencapaiannya namun semua itu palsu, ia memang tidak sepintar itu. Seharusnya ia sadar dirinya tak akan pernah bisa menjadi seperti Jihan.