Jangan lupa VOTE dan RAMEIN ya kawan. Thx.
Dipagi hari yang sangat cerah, Jira terbangun dengan gerutuan. karena rencana luar biasanya, yang berniat melewatkan pagi ini untuk terus tidur, akhirnya dikacaukan dengan suara dering ponsel membuatnya terpaksa harus bangun. Melihat nama 'bapak ketu' yang tertera pada layar panggilannya Jira pun memilih mengangkatnya, mengingat jabatannya sebagai wakil ketua kelas, mungkin saja Zero memang sedang ada urusan penting dengannya.
"Apaan njir!" Sapaan tak ramah Jira.
"Sorry ganggu, gue cuma mo tanya, Lo ntar mau bareng gue nggak berangkatnya? Biar ntar gue sekalian mampir jemput Lo."
"Nggak usah, guenya gak berangkat hari ini." Katanya setelah mengecek lukanya yang ternyata belum kering dan masih terasa sakit.
"Emang kenapa Lo nggak berangkat? Lo sakit?"
"Gue ada acara keluarga, sekalian mau vacation. Lo jangan cepu ya.. soalnya gue ijinnya sakit." Dustanya untuk kesekian kalinya.
"Diih.. boong! Kualat Lo baru tau rasa."
"Awas aja tu mulut kalau sok suci didepan guru. Gue alusin mulut lo pake amplas."
"Terus gue harus bohong gitu? Ogah banget."
"Dih.. ngeselin banget ni anak! Membantu teman itu kebaikan yang mulia, Lo bakal dapet pahala. apalagi temen kayak gue yang Sholehah, baik dan tidak sombong!"
"Berlipat lipat zer pahala Lo!""Omongan Lo aja penuh kebohongan, mana ada Lo Sholehah?! "
"Dan lagi, saling membantu emang sebuah kebaikan tapi kalau yang dibantu Lo orangnya, ujung ujungnya cuma nambah dosa gue!""Dih makin bacot ni anak! Bodo ya.. gue sibuk, pokoknya Lo jangan cepu kalo ditanya guru. kalo gak bisa boong pura pura bisu aja."
Pasalnya Zero ini, kalo ditanya guru tuh kelewat jujur, apalagi kalo cepuin temen kelas, subhanallah sekali anak bapak Andara ini.
"Iya, yaudah have fun ya!"
"Heem.."
Setelah mengakhiri telfonnya Jira pun bergegas membuat surat ijinya, awalnya ia berniat untuk Alfa aja, tapi karna udah terlanjur bangun yaudah..
"Wahh.. gila gue. Udah kayak Dajjal kerjaannya nambah dosa mulu. Masih dapet tempat gak sih gue disurga firdaus?" Gumamya setelah menulis surat ijin yang akan menambah lagi dosanya.
Dengan sangat terpaksa Jira pun turun dari kasurnya untuk kebawah meminta tanda tangan.
"Argh...!" Erangnya saat kakinya menapak lantai kamarnya yang terasa dingin.
"Beneran ngesot nih gue?!" Bingung Jira yang tak tau cara lain untuk turun ke bawah.
Dangan rasa sakit yang ia tahan, akhirnya Jira pun tetap turun ke bawah.
"Morning, BITII.." sapa Jira pada seseorang yang ada di dapur.
"BITI siapa non?!"tanya bi Wati yang sedang sibuk dengan masakannya.
"BITI Kan nama gaulnya bi Wati, biar keren gitu sis.." bi Wati yang sudah biasa digonta ganti namanya hanya terkekeh.
"Eh YA ALLAH GUSTI!! Itu kenapa tangan pada luka gitu?! Astaghfirullah.. "Teriak bi Wati yang baru memerhatikan luka luka Jira. Demi apapun jira pun ikut kaget dibuatnya.
"Kenapa lagi itu non, ya Allah.."
"Sloww and take a deep breath. Tarik nafass.. buang. Okay.. Sekarang lanjut ngaduk bubur dulu, liat.. tuh kan, tumpah tumpah jadi kayak buburnya Masha." Bi Wati yang baru sadar pun dibuat tepok jidat saat melihat buburnya yang sudah tumpah tumpah. Jira yang melihat itu pun mengambil sendok, dan ikut membantu, dengan mengurangi isinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/274353293-288-k344937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAgpp
Teen FictionKEPOIN DULU YUK❗ JANGAN LUPA FOLLOW AUTHORNYA Y. Zero itu suka Jira, tapi Jira sayangnya sama Hyunaka. Hyunaka juga suka Jira,- bukan cuma Jira, tapi semua yang bergender cewek dan berparas cantik hyunaka menyukainya. BELUM DI REVISI MAAP KALO GAJEL...