Hyunaka mampir pulang ke rumahnya untuk berganti seragam. Seperti biasa rumah nya selalu sepi, apalagi dipagi hari pasti ayahnya belum pulang.
Setelah mandi dan berganti seragam ia pun segera turun dan bergegas untuk berangkat ke sekolah.
"Den Naka! Nggak makan dulu?" Tawar mbok Yuyun
"Nggak mbok, udah telat nih. saya masih harus jemput temen." Jawab Hyunaka.
"Itu kenapa mukanya? Abis berantem ya? Kurangi atu den berantemnya. Kalo pak Adji tau Aden Bisa dihukum." Tutur mbok Yuyun khawatir.
"Sini mbok obatin lukanya." Tawar mbok Yuyun.
"Nggak usah mbok, nanti juga ada yang ngobatin." Sahut Hyunaka tersenyum penuh arti.
"Naka pamit ya mbok!" Pamit Hyunaka yang sudah berlari keluar rumah.
"Iya hati hati." Jawab mbok Yuyun diiringi helaan nafas lesu.
***
Hyunaka yang sudah sampai depan kompleks Jira membunyikan klakson motornya, membuat atensi Jira pada ponselnya beralih padanya.
*Diid!
"Napa muka Lo? Kayak maling abis ketangkap anjir. Abis tawuran Lo?!" Tebak Jira yang melihat wajah Hyunaka penuh dengan lebam.
"Biasa inikan kerjaan anak LAKIK!" Jawab Hyunaka mencoba membuat jokes. Tapi menurut Jira jokesnya terlalu murahan.
"Ck, terus belum Lo obatin?!"
"Belum, obatin Lo ya?"
"Naka Goblok! kenapa nggak langsung diobatin sih?" Kesal Jira karena Hyunaka membiarkan luka lukanya tanpa diberi penanganan.
"Bentar gue ambil p3k dulu dirumah. Lo tunggu sini!" Ujar Jira bergegas kembali kerumah.
Hyunaka tersenyum simpul melihatnya. Ia senang Jira begitu peduli padanya. Ia bisa melihat wajah jira yang begitu khawatir, dan itu cukup membuat Hyunaka jadi setengah gila, Karna senyum senyum sendiri sedari tadi.
Jira datang terengah-engah sembari menenteng kotak p3k.
Dengan cekatan Jira membersihkan luka Hyunaka dengan kapas yang telah diberinya alkohol. Hyunaka meringis kesakitan setiap lukanya itu disentuh. Karna jengah melihat Hyunaka yang terlalu lebay merengek kesakitan, Jira pun memukul kepala Hyunaka membuat Hyunaka berhenti merengek dan memasang muka cengonya.
"Diem anjir! Jangan kayak bocah TK!"
"Gila Lo, gue babak belur gini masih Lo pukulin... Aauuu! Aduh! Pelan pelan Napa sih!" Pekik Hyunaka.
"Kayaknya kita perlu kerumah sakit deh ka, congor Lo tu perlu dijahit! Gue yakin hidup gue pasti lebih tentram kalo Lo nggak bisa ngebacot." Ucap Jira membuat Hyunaka mendelik tak percaya. Ternyata ada yang lebih tak punya hati darinya.
"Halah.. bibir gue sobek aja Lo gelagapan ngobatinnya, yakin tega Lo ngejahit bibir seksi gue?" Cibir Hyunaka.
"Sekali lagi ngebacot, gue bogem muka lu biar jadi jelek sekalian tu muka!" Ancam Jira yang sudah selesai mengobati Hyunaka.
Hyunaka mengunci mulutnya rapat-rapat. Sebenarnya ia ingin memprotes karena Jira menyumpahinya jadi jelek, hah? seperti lelucon kuno saja batin Naka. Mana mungkin ia bisa jadi jelek? Wajahnya terlalu asing dengan sebutan jelek, buriq maupun kentang. Ia pun mengambil ponselnya untuk bercermin apakah luka lukanya mengurangi ketampanannya? Tapi ternyata itu mustahil, Naka merasa ketampanannya jadi bertambah berkali lipat karena luka luka di wajahnya yang menambah aura badboynya.
Jira hanya menatap malas melihat Hyunaka yang tengah mengagumi ketampanannya sendiri.
"Gue balikin ini dulu. Lo tunggu sini." Ucap Jira yang lalu berlari kembali ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IYAgpp
Teen FictionKEPOIN DULU YUK❗ JANGAN LUPA FOLLOW AUTHORNYA Y. Zero itu suka Jira, tapi Jira sayangnya sama Hyunaka. Hyunaka juga suka Jira,- bukan cuma Jira, tapi semua yang bergender cewek dan berparas cantik hyunaka menyukainya. BELUM DI REVISI MAAP KALO GAJEL...