Chapter (51)

121 18 8
                                    

Loren menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, tatapan tajam sang kekasih membuatnya diam tak berkutik. Ia semakin gugup karena bingung harus menjawab apa jika seandainya Betran bertanya bagaimana bisa dia sampai disini, bertemu dengan sosok bidadari cantik yaitu Rani. Tadi ketika lelaki itu tiba-tiba muncul. Rani langsung menyuruh mereka berdua agar masuk kedalam ruangannya. Kalau ada masalah yang harus diselesaikan lebih baik ditempat tertutup, sekarang hanya ada mereka berdua karena Rani sedang menyelesaikan pekerjaan nya.

"Aku gak tahu kenapa kamu bisa disini".

"Aku juga gak tahu kenapa bisa kesini, tadi Cuma keliling aja."

Lorena menggigit lidahnya sendiri, dia tidak pandai berbohong, cepat atau lambat Betran pasti akan mengetahuinya. Apalagi jika pria itu sudah mengeluarkan tatapan penuh intimidasi seperti sekarang, nyali Loren menciut seketika. Astaga! Seharusnya Betran yang takut ketahuan berselingkuh dengan Rani, tapi kenapa sekarang justru dia yang ketakutan. Lorena menelan ludah kesatnya, jemarinya bergerak gelisah tidak percaya dia akan diposisi tersudut.

"Lorena."

"Apa sayang? Aku serius, tadi hanya berkeliling dan melihat butik ini jadi aku pikir bisa mampir dulu mencari gaun apakah ada yang bagus. Dan ternyata, semua gaun disini sangat cantik. Aku menyukai nya".

Betran masih tidak percaya dengan yang dikatakan Loren, tapi dia berusaha mengenyahkan segala pemikiran buruk dari kepalanya. Dia tidak mau Lorena merasa dikhianati jika tahu siapa Rani sebenarnya, dia belum lega meluapkan kemarahannya pada Rani soal kemarin. Tapi dia juga tidak tega melihat Rani sedih, maka berbaikan jalan satu-satunya.

Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian keduanya, Rani muncul dengan tiga gelas kopi dingin yang dia pesan melalui aplikasi. Wanita itu tersenyum kearah Lorena yang tidak lagi menatap aneh kepadanya seperti tadi, ia meletakkan gelas tersebut keatas meja lalu duduk didekat Lorena dan membiarkan Betran sendirian berdiri.

"Jadi, apa kalian saling mengenal? Atau hanya aku yang tidak tahu apa-apa?" Rani tidak bermaksud membuat posisi Lorena semakin tersudutkan, namun ia penasaran kenapa Betran tampak kesal ketika melihat gadis itu berada ditempat kerjanya.

"Dia calon istri gue, dan gaun yang waktu itu adalah miliknya".

Rani menutup mulutnya tidak percaya, segamblang itu Betran mengakui siapa Lorena yang tak kalah terkejutnya. Hatinya mendadak berbunga mengetahui jika pria itu ternyata menganggapnya lebih dari seorang gadis aneh yang mencari perhatian, Lorena merasakan pipinya memanas dan rona merah menghias wajah gadis itu.

"Serius? Jadi yang lo bilang waktu itu tentang hari penting penentu masa depan, adalah acara kalian? Astaga! Gue gak percaya ini". Ekspresi senang bercampur haru membuat Betran hanya memutar bola matanya malas, tadinya dia ingin melihat Rani cemburu atau menunjukkan ketidak sukaan tapi ternyata harapan itu sia-sia. Rani tetaplah Rani. ck

"Gue mau bilang ini nanti setelah gaunnya selesai, dan ngajak Lorena ketemu langsung sama lo. Tapi karena udah kayak gini, ya udah kenalan sekarang aja".

"Ish, lo emang nyebelin! Kenapa kamu bisa suka sama laki-laki nyebelin seperti dia? Lorena, harusnya kita bisa menjadi teman baik. Aku dan calon suami mu adalah sahabat sejak lama, sayang dia pergi tanpa pamit dan baru beberapa waktu kemarin ketemu lagi."

Lorena agak sedikit sangsi mendengar celotehan Rani yang sangat-sangat tidak canggung sama sekali padahal mereka baru bertemu, dan dia melihat sendiri pancaran bahagia itu dari wajah Rani. Apa itu artinya Lorena salah mengira soal masa lalu yang belum usai? Jadi mereka bukanlah sepasang kekasih yang saling meninggalkan, melainkan hanya sahabat. Betran mencintai Rani yang ternyata hanya menganggapnya teman, Lorena menoleh kearah pria itu. Tidak bisa dipercaya, bahkan dalam catatan itu ia tak menemukan kata sahabat yang ditulis Betran. Seperti gambaran bahwa dia hanya terluka dan mendapatkan rasa sakit ketika mencintai Rani yang direbut oleh lelaki lain. Kepalanya mendadak pening, Lorena tersedak air ludahnya sendiri.

Rega & Rani ( Book - 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang