Chapter (49)

119 16 5
                                    

Slip inside the eye of your mind

Don't you know you might find

A better place to play

You said that you'd never been

But all the things that you've seen

Slowly fade away

Jalan terbaik yang dipilih Tuhan biasanya tidak pernah salah, kadang kita harus menunggu dalam kesedihan yang tiada akhir. Pelajaran yang bisa kita ambil dari rasa sakit adalah melepaskan apa yang menyakiti.

Aisyah tidak mampu menerima orang lain dalam hubungan nya dan Rega, merasa paling tersakiti membuatnya menjadi buta akan kesucian yang tersirat dalam cinta sejati. Pikiran buruk yang menempatkan dia pada sudut yang paling gelap hanyalah kamuflase dari kebencian, jika ia mampu menerima semua yang terjadi padanya dengan lapang dada maka hari-hari berikutnya hanyalah dipenuhi ketenangan. Bukan kegelisahan dan juga kecurigaan yang tiada henti menghasut jiwanya agar terus menyalahkan orang lain, andaikan dia mau mengkoreksi diri kenapa semua ini bisa terjadi dengan dirinya Aisyah akan menemukan kelemahan itu.

Dalam kisah Radha Krisna, kisah mereka hampir memiliki cerita yang sama. Sebanyak apapun perempuan dalam hidup Krisna, yang dicintai nya tetaplah Radha, meski rukmini merasa berhak memilikinya tetap saja Krisna tidak akan lengkap tanpa Radha didepan namanya.

Secara keseluruhan cerita ini menunjukkan pada kita semua bahwa cinta yang suci bukan sesuatu yang bisa diperebutkan, melainkan memberikan apa yang kita miliki tanpa peduli dibalas atau tidak. Rani sudah melakukan apapun untuk mendapatkan Rega, dimasa lalu mereka saling menginginkan kebersamaan tapi Tuhan tak memberikan kesempatan itu. Kemudian Rani menjalani hidup sendiri, menempuh ribuan mil jalan sunyi tanpa penghuni mencari keabadian dari sebuah kebesaran Tuhan. Dia percaya campur tangan tidak pernah mengecewakan, menjelma menjadi orang baru yang lebih kuat dan tangguh Rani menerima semua yang dia temui tanpa merasa bahwa itu hanyalah kepadanya, melainkan banyak orang diluar sana mungkin lebih buruk lagi mengalami penderitaan hidup.

Belajar mengenal Tuhan yang esa dengan cara yang berbeda, memandang langit bukan sekedar menganggumi keindahannya saja tapi juga mengakui bahwa Tuhan maha kaya, dan dia tidak perlu takut kekurangan. Memulai lembaran baru bersama keyakinan yang dia percayai, gaya hidup yang dulu sangat bebas mulai tertata, peraturan semakin ketat tapi tidak mengekang. Rani tidak hanya paham satu hal, melainkan banyak hal. Saat dia memutuskan berpindah haluan, Rani tahu jika akan banyak terpaan angin kencang dan juga kilat menyambar tubuhnya. Namun ia teguh pada keputusannya.

Lahir kembali menjadi pribadi yang lebih baik, Tuhan mempertemukannya lagi pada Rega. Mengulang kisah lama yang belum usai, ingin melihat perjuangan Rani sekali lagi dalam merebut cinta Tuhan dan lelaki yang dimintanya. Semudah yang mereka bayangkan, Rani menangis dalam sujudnya dimalam hari. Merintih diatas selembar sejadah yang menjadi saksi tumpahnya kesedihan itu, dia mengadu kepada Tuhan setiap saat. Dia mengatakan apa yang dirasakannya dalam bentuk isakkan. Aduan yang menyentuh hati sang pencipta agar menghapus airmata kesedihannya.

Dia yang maha mendengar

Maha mengasihi dan menyayangi

Maha bijaksana, maha adil

Maha melihat, maha kaya

Raja diatas segala raja dimuka bumi

Seorang hamba yang tidak layak meminta kesempurnaan namun Tuhan menyempurnakan nya melalui hati yang bersih dan bersinar.

Tetesan air mata yang membasahi lembar kitab suci miliknya menyisakan bekas yang tercetak jelas. Rani tidak kuasa melenyapkan kerinduan ini kepada suami, pujaan hati yang jauh disana.

Rega & Rani ( Book - 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang