Chapter (66)

140 22 25
                                    

Rega tidak berhenti bersungut saat Altar adik bungsu Rani memintanya memakai motor pergi ke acara Betran, kesal bukan main karena seumur hidup Rega tidak rela kulit seksinya terbakar sinar matahari. Eleh gaya mu bang!

Berhubung Betran dikenal semua orang dalam keluarga istrinya jadi mau tidak mau ia pun menuruti permintaan Altar, motor matic yang selalu dipakai Rani saat masih bekerja dikantor Ari itu masih sangat bagus, pemuda itu sangat sayang pada kendaraan roda dua yang dibeli oleh kakak sulung nya tersebut. Ini adalah hasil gaji pertama Rani, mereka beruntung mempunyai kakak perempuan yang sangat kuat menggantikan posisi ayah setelah kepergiaannya. Pakaian yang sudah rapi sangat tidak pantas dipadukan berkendara menggunakan motor, apalagi wajah ditekuk Rega menunjukkan semua perasaan kesalnya. Altar pura-pura tak melihat raut kakak iparnya, dia terus mengoceh menceritakan bagaimana kebaikan Betran terhadap mereka semua, semakin memanaskan hati juga telinga Rega.

Gue kakak iparnya, kenapa jadi Betran yang dipuji terus. Sial

Dan Rega juga tidak tahu ternyata pernikahan laki-laki itu berpindah lokasi, dari Ballroom Hotel termewah di Jakarta menjadi tempat terbuka yang disewa agar tidak ada pengunjung yang datang kesini. Tak habis pikir dengan ide gila ini, Rega dan Altar tiba dilokasi namun belum ada satu pun manusia yang terlihat. Alasannya adalah karena sekarang masih pukul lima pagi, LIMA PAGI OKE!

Matahari bahkan belum muncul brengsek!

Sedari rumah, ia sudah dibuat kesal dengan ibu nya karena menumpahkan kopi dicelana, berganti pakaian lain. Raquel yang tak berhenti menyuruhnya merapikan rambut, atau Zia yang bahkan meminta izin untuk berpacaran jika Rega nanti sudah merasa bahagia.

Apa hah? Pria itu bahkan tidak bahagia sama sekali karena tidak ada istrinya disini, Rani, gadis itu benar-benar lenyap bak ditelan bumi. Sial

Mungkin hanya dia yang tidak waras, atau bisa jadi Altar pun mengerjainya karena sejak tadi anak itu tersenyum-senyum sendiri memainkan ponsel membiarkan Rega sendirian seperti orang bodoh. Melupakan semua keanehan yang terjadi, Rega menelpon nomor Betran siap menyembur lelaki itu dengan kemarahan. Sambungan pertama tidak ada jawaban, kesal semakin bertambah dan kesabaran Rega tetap saja tidak bertambah. Dia masih tuan pemarah yang mengumpat kasar, brengsek! Apa dia sedang dikerjai oleh semua orang sekarang?

Bajingan kecil ini tampak tak peduli dengan raut kakak ipar yang memerah menahan emosi, Altar tidak tahu bahwa suami kakaknya bisa menjadi monster mengerikan bila terusik. Tidak mau terpancing kemarahannya, Rega pun berlalu meninggalkan adik iparnya yang masih duduk diatas motor. Berjalan tak tentu arah mengingat kenapa hari ini dia begitu sial, kemarin juga menyebalkan karena Ari tak berhenti menyuruhnya melakukan hal sepele seperti menjaga Andin saat rapat, atau membuatkan susu Athif padahal mereka memiliki pengasuh. Rega diuji dengan cara yang sangat menyebalkan, disaat semua orang sudah bahagia dengan kehidupan mereka, ia justru menikmati kesendirian penuh penantian.

Winda yang hampir setiap hari datang ke butik, membuat kepala Rega tak berhenti berdenyut nyeri, katanya menjaga agar Rega tidak melirik pelanggan yang datang. Ditemani Lorena, dia hanya bertemu dua orang yang mempunyai karakter sama menambah sakit kepala. Susi dan Ibunya juga tak berhenti merecoki dirumah, astaga!

Kalau diingat-ingat semua orang bertingkah aneh belakangan ini, seakan sedang menutupi sesuatu yang Rega sendiri tak pernah sadar.

Tak terasa ia telah tiba dipinggiran tebing, berdiri disana menunggu sambungan telponnya diangkat oleh Betran. Melakukan pernafasan demi melenyapkan kemarahan dalam dirinya, Rega pun menyimpan gawai kedalam saku jas yang dikenakan nya. Udara dipagi hari masih sangat sejuk dan menyegarkan karena belum banyak kendaraan yang lalu-lalang, melihat ke ujung samudera mengukur seberapa luasnya kehidupan tak pernah bisa dilakukan oleh semua orang. Rega merasakan kulitnya mulai ditusuk rasa dingin yang berasal dari percikan air dibawah sana, namun sesuatu yang mengganggu membuatnya menoleh kesamping.

Rega & Rani ( Book - 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang