BAB 25 Kedai Kue

29 13 25
                                    

Sepulang sekolah Kiyana pergi ke kedai kue tempat Ibunya berjualan, Diantar oleh Tina, Kiyana sampai di sana.

"Lo nggak mau turun dulu?" Tanya Kiyana sebelum turun dari dalam mobil.

"Kapan-kapan gue mampir, salam ya sama nyokap lo."

Tina meninggalkan Kiyana setelah Kiyana turun dari dalam mobil. Kiyana masuk ke dalam kedai kuenya, ia melihat beberapa orang yang sedang menikmati kopi dan juga kue buatan Alivia.

"Sayang kamu udah pulang?" sapa Alivia yang sedang memasukkan adonan yang sudah jadi ke dalam panggangan.

"Udah Ma, hari ini nggak ada bimbel jadi pulang cepet."

"Itu temen kamu ajak masuk ke sini, di luar lagi banyak pengunjung."

Kiyana mengerutkan keningnya, pasalnya Tina baru saja pulang. Kiyana pun, menoleh ke belakang ternyata Galen mengikutinya. Melihat Kiyana masih mematung tidak mempedulikan Galen, Alivia menghampirinya.

"Galen ayo masuk! Jangan sungkan, Nggak tau tuh Kiya kenapa, diem aja jadi patung di situ."

Galen membungkuk sopan. "Nggak apa kok, Tan."

Kiyana dan Galen duduk di kursi pantry saling berhadapan, dan ia tetap tidak menganggap keberadaan Galen, sedangkan Alivia masih berkutat dengan adonan kuenya.

"Ki, bantuin Mama, Mama keteteran nih!" pinta Alivia.

Alivia hanya mempunyai tiga orang pegawai di kedai kuenya, karena sedang ramai pengunjung, pegawainya sibuk dengan tugasnya masing-masing. Kiyana dan Galen bergegas membantu Alivia.

"Kenapa, lo ikutin gue terus sih?" tukas Kiyana sinis.

"Siapa yang ikutin lo, gue mau bantu Tante di sana," jawab Galen dengan wajah polos tanpa dibuat-buat.

Kiyana berdecak. "Jelas-jelas ngikutin gue, so nggak ngaku!"

Terlihat Alivia sedang mengaduk adonan kue dipanci, Galen mendekat dan memperhatikannya.

"Apa yang bisa Galen bantu, Tan?"

"Tolong, ambilin Tante buah stoberi di dalam kulkas Len."

Buah stoberi adalah buah yang tidak Kiyana sukai, baik buah aslinya atau pun rasa yang berbau stoberi. Galen kembali dengan membawa sekotak buah stoberi dan memberikannya pada Alivia.

"Tan, kenapa Kiya nggak suka buah stoberi?"

Alivia yang sedang mengaduk adonan keu seketika berhenti, tatapannya menerawang. "Itu—karena Papanya Kiya suka banget sama stoberi, semenjak tante bercerai, Kiya jadi nggak suka sama buah stoberi atau pun rasa yang berbau stoberi."

"Jadi, Cuma itu alasannya Tan?"

Alivia mengangguk. "Kiya kecewa sama Papanya, satu-satunya orang yang jadi panutannya ternyata telah mengkhianati kami, makanya Kiya benci banget sama apapun yang berhubungan dengan Papanya."

Kiyana muncul tiba-tiba dari arah belakang. "Ngapain lo introgasi nyokap gue? Nggak ada kerjaan."

Galen terjengkat kaget, pasalnya ketika Alivia memanggil Kiyana untuk membantunya membuat adonan kue, Kiyana menghampiri meja pelanggan terlebih dahulu.

"Kiya jangan gitu ah! Galennya kaget tuh."

"Mana? Orang dia biasa aja kok, Ma. Kalau kaget pasti dia bilang, eh mbe mbe mbe, sambil tangannya di angkat ke atas."

"Masa Galen kamu samain sama Ajis gagap sih—" Alivia berhenti sejenak mencuci tangannya. "Ini kamu lanjutin, Mama mau beli bahan kue dulu buat besok."

Deskripsi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang