1

139 12 1
                                    

Kalau ingin mengumpulkan siapa orangtua yang beruntung di dunia ini, mungkin orangtua Juan akan masuk ke dalam perkumpulan itu.

Bagaimana tidak? Perpaduan dari paras pasangan itu berhasil membentuk wajah yang indah, sifatnya pun tak kalah indah dari wajahnya. Kepintarannya yang di atas rata-rata membuat lelaki itu tumbuh menjadi anak yang bijak dan pandai.

Lagi dan lagi, tidak semua orang bisa seberuntung anak itu, Juan. Tidak, Juan tidak bisa menghafal seribu rumus dalam sekali baca. Juan juga tidak bisa memecahkan permasalahan matematika dalam sekejap mata.

Beruntung yang dimaksud adalah lelaki itu menikmati hidupnya sebagai pelajar yang tugasnya pergi ke sekolah dan mengais ilmu setiap hari. Bukankah belajar biasanya menjadi hal yang berat bagi para pelajar?

Pasti menyenangkan sekali terlahir sebagai Juanda Arsya Kanigara, bukankah begitu? Apakah kalian tidak tertarik untuk memiliki kehidupan yang sama sepertinya?

"Juan, lagi apa?" tanya Kirana, ibunda dari anak itu dari depan kamar.

Yang diajak berbicara pun menutup novel bergenre sci-fi yang sebenarnya sudah selesai ia baca beberapa minggu yang lalu dan memutar kursi tempatnya duduk sehingga menghadap ke arah pintu kamarnya.

"Baca buku aja. Kenapa, Bun?" balas sang anak.

"Emang gak bosen baca terus?" Kirana yang hanya melihat anaknya membaca saja rasanya mual sekali membayangkan matanya hanya memandangi ribuan kata.

Juan menggeleng. "Enggak kok, seru." Tidak ada kata bosan kalau sudah membicarakan tentang buku bacaan. Andai saja lelaki itu dibayar jika dapat membaca satu buku, lelaki itu akan menjadi milyader dalam sekejap mata.

"Bunda gak ngelarang kok kalo Juan mau main sama temen Juan. Jalan-jalan atau nginep di rumah temen atau temen Juan nginep di sini, semuanya boleh," ujar Kirana.

"Iya, kalo Juan mau pergi Juan pasti bilang. Tapi Juan gak ada rencana buat main sama siapa-siapa," jawab anak itu.

Kirana mengangguk paham. Sepertinya dirinya memang harus bersyukur memiliki anak yang patuh dan bersifat baik tanpa harus diceramahi panjang lebar dengan suara yang ditinggikan. Di luar sana banyak orang tua yang harus membentak anaknya terlebih dahulu agar mereka mau menuruti perintahnya.

"Juan nanti rencananya mau SMA di mana? Bunda mau tau pendapat kamu dulu," tanya Kirana.

Juan memandangi langit-langit kamarnya juga menusuk pipinya dengan jari telunjuknya. "Gak tau, menurut Bunda mending di mana?" Sejujurnya ia tidak begitu peduli di mana ia melanjutkan pendidikannya. Menurutnya semua sekolah sama saja, yang berpengaruh untuknya adalah ketekunannya dalam belajar.

"Gimana kalau di SMA Belamour? Kayaknya kamu bisa dapet beasiswa untuk sekolah di sana. Apa lagi kamu kan mantan wakil ketua OSIS sama ketua OSIS juga, mungkin dapet poin lebih," ucap Kirana.

SMA Belamour adalah SMA yang cukup terkenal di kota tempatnya tinggal. Banyak orang-orang berpengaruh dan terkenal yang bersekolah di sana bahkan menjadi alumni yang terpandang.

"Oke. Juan mau coba kepoin dulu," balasnya seraya meraih ponselnya yang sedang ia isi baterainya di ujung meja. Ia mulai mencari informasi seputar SMA Belamour yang akan menjadi tempat ia melanjutkan pendidikannya nanti.

"Bagus deh, nanti kalau butuh sesuatu bilang Bunda ya," ucap Kirana sebelum dirinya beranjak dari kamar sang anak.

Juan mengangguk pelan lalu kembali fokus dengan ponselnya. Ia membuka setiap room chat aplikasi Whatsapp, memeriksa apakah ada yang memberinya pesan atau tidak. Tangan yang kosong sibuk menyugar rambut hitamnya yang belum sempat dipotong sehingga helaiannya menusuk matanya.

Satu notifikasi pesan membuat lelaki itu otomatis menegakkan tubuhnya yang tadinya bersandar ke kursi dan berhenti memainkan rambutnya. Seseorang yang memakai foto seorang artis dari negeri ginseng sebagai profilenya baru saja mengiriminya pesan.

Sakhi

|juaann
|kamu udah ngerjain mtk buat besok??
|pasti udah, gamungkin belom

iya udah|
kenapa?|

|boleh ajarin ga?
|aku pusing bgt ngeliatnya
|eh iyaaa btw kamu mau lanjut sma dmn??
|siapatau kita bareng :3

boleh|
di sma belamour kyknya|
lo?|

|DEMIAPA AKU JUGA
|asikk bareng juan lagi
|gausah takut gangerti pelajaran deh nanti
|yaudah lanjut tugas, aku tuh bingung yang soal bonusnya loh ju
|kalo gak ngerjain sayang nanti ga dapet nilai lebih
|kapan lagi kan aku dapet nilai 105

mau gue jelasin lewat chat vn atau vid?|

|telepon aja gimana?
|BERCANDAAA
|sebisa kamunya aja deh

Berbeda dengan cara berbicaranya yang dingin dan singkat di room chat itu, Juan sebenarnya sedang tersenyum sangat lebar bahkan ujung bibirnya seperti hampir menyentuh telinganya.

Ia pun mulai mengambil buku tugasnya dan membaca soal yang temannya tanyakan tadi. Setiap ada temannya yang meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas ia akan memberikan tiga pilihan bagaimana cara dirinya menjelaskan tugas tersebut.

Juan membuka kamera ponselnya dan merekam kertas yang ia coret dengan rumus penyelesaian soal matematika. Mulutnya juga tidak berhenti menjelaskan langkah demi langkah dengan detail dan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Kalau ditanya apakah ini memberatkan atau tidak, Juan akan menjawab tidak tanpa ragu sedikitpun. Banyak keuntungan yang ia dapatkan jika mengajari teman-temannya.

Pertama, ia bisa mengulang pelajaran dan secara tidak langsung ia belajar kembali dan menjadi lebih pandai dari sebelumnya. Kedua, ia bisa menjadi semakin dekat dengan teman-temannya.

Terutama Sakhi, perempuan yang membuatnya terjatuh dalam pesonanya. Mungkin beberapa orang dewasa akan tertawa mengetahui ini. "Masih SMP udah suka-sukaan aja, paling cuma cinta monyet," begitu katanya. Tapi apa salahnya menyukai seseorang?

Sakhi

📹01:15|
ini ya|
klo ada yg gangerti tanya aja|

|sipp makasih banyak juan
|maap yaa ngerepotin malem2 gini hsjsj

gapapa|

|btw suara kamu bagus deh, kamu suka nyanyi ga?

enggak|

|yah yaudah deh aku lanjut belajar dulu yaa

iya|

Pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh perempuan berambut pendek sepundak itu disela percakapan tentang pelajaran membuat Juan menautkan alisnya dan tersenyum secara bersamaan.

Aneh tapi hal itu membuatnya senang. Tidak pernah ada yang membicarakan suaranya sebelumnya, bahkan ia sendiri tidak pernah berpikir bahwa dirinya memiliki suara yang bagus.

"Ada-ada aja."

《《《 》》》

《《《 》》》

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KanigaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang