"Brengsek!"
Lelaki eksotis itu melemparkan tasnya kesembarang arah. Emosinya meningkat ketika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Lionel, lelaki tinggi nan menyebalkan itu mengajaknya kembali berduel. Geng Wolves mengajak timnya untuk melakukan sebuah pertandingan basket. Ardhan, sosok lelaki yang tidak bisa dipancing, emosinya akan selalu berkoar jika dia diremehkan maka dari itu dengan tegasnya Ardhan menerima tantangan dari Lionel.
"Kapan lo tanding?" Megan menghampirinya dengan mengusak rambut basahnya setelah mandi.
"Besok." Jawabnya singkat dan merebahkan dirinya di kasur.
"Yakin cuma satu lawan satu?"
"Yakin, dia yang ngatur permainannya."
"Gue ngeri aja kalo Lionel main curang."
"Justru itu lo harus nonton pertandingan gue, kalo dia main curang kan gue ada saksi."
"Okee, geng Calz juga nonton kan?" Tanya Megan dan duduk disamping Ardhan yang masih betah rebahan.
"Kayanya sih nonton gue udah bilang ama mereka kok."
Megan mengangguk paham, dia kembali mengusak rambutnya melihat hal itu Ardhan segera mengubah posisinya menjadi duduk.
"Sini-sini gue keringin udah lama ga ngeringin rambut lo." Ardhan segera merebut handuk kecil itu dengan senang, sedangkan Megan hanya tersenyum kecil. Kemudian dia duduk dibawah kaki Ardhan.
"Yang kering Dan, rambut gue kemaren ada ketombenya gara-gara ga kering." Ujar Megan seraya memainkan ujung kaki Ardhan.
"Salah lo sendiri, lo udah gede masih aja ga bisa keringin rambut."
"Salah lo lah, lo kemaren kan ga nginep di apart gue." Megan mendongak dan menatap Ardhan dari bawah.
"Iya justru itu, kalo gue udah ga nginep di apart lo lagi gimana? Masa lo masih bergantung ama gue." Ardhan membenarkan kepala Megan untuk tidak mendongak karena susah untuk mengeringkan rambutnya.
"Jangan ngomong gitu."
"Gue ngomong itu buat kebaikan lo sendiri."
Megan memanyunkan bibirnya namun ekspresi Megan berubah ketika dia merasakan Ardhan mencium puncak kepalanya.
"Wangiiii." Ujar Ardhan dengan senang. Dia semakin semangat mengusak rambut Megan membuat sang empunya tersenyum lebar.
***
Geng Calz kini sedang bercanda gurau di kelas. Yang memang jam pelajaran mereka telah usai. Moreo lelaki imut itu terus melakukan hal yang konyol membuat Aiden gemas dibuatnya. Aiden menghampiri Moreo dan segera memeluknya.
"Lo ga cape apa ngelawak mulu?" Tanya Aiden yang kini merangkul Moreo.
"Kalo temen-temen gue ketawa gue lebih seneng." Ujarnya polos membuat geng Calz memberikan suara godaan.
"Sosweetnaa utututu." Goda Antares.
"Soiyeh lo." Ujar Ardhan yang pura-pura geli.
"Moreo buat gue ajalah." Ujar Laskar dengan santai.
"Enak aja lo, Moreo kagak ada duplicatnya. Cari yang lain aja sana." Kesalnya dan kembali memeluk posesif bromancenya itu.
"Najisss prosesif banget." Sambar Ardhan.
"Dihh lo ngaca! Megan juga posesif sama lo." Ujar Laskar bersungut-sungut. Dia kesal akibat tidak ada teman untuk di jadikan bromance.
Megan hanya mengangkat bahunya. Sedangkan Ardhan hanya berdecih menutupi rasa malunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜
Teen Fiction❛❛𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐘𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚...