Ardhan pulang dari camping langsung ke rumah sakit. Dia merindukan kekasihnya, dan dia juga ingin tahu bagaimana kondisinya Megan saat ini. Dengan riang, dia memasuki ruangan Megan.
"Megan?"
Lelaki tinggi itu menoleh, bibirnya yang sedari tadi datar kini tersenyum lebar.
"Sayang." Megan merentangankan tangannya, Ardhan segera menghampirinya dan memeluk tubuh besar itu.
"Miss you so bad." Bisik Megan ketika tubuh sang kekasih telah ia rengkuh.
"Aku juga, gimana? Udah mendingan?" Ardhan melepaskan pelukannya, dia memegang bahu Megan dan mengelusnya.
"Udah, besok aku di bolehin pulang."
Bibir coklat kemerahan itu tersenyum lebar "Yeay, akhirnya kamu bisa pulang."
Megan tersenyum lembut dan memperhatikan wajah Ardhan yang begitu bahagia walaupun terlihat ada rasa lelah disana. Bola matanya melihat tangan Ardhan yang terbalut plester. Tangannya segera mengamit tangan itu.
"Kenapa?"
"Oh ini, kemarin waktu aku nyari kayu bakar tangan aku ke tusuk ranting yang lumayan tajem. Darahnya lumayan banyak, untung ada anak OSIS yang nolongin."
Megan mengecup jari Ardhan yang terluka "Maaf ga bisa ikut, kalo aku ikut aku bakal jagain kamu."
Ardhan mendengus geli "Eh iya, anak OSISnya mirip kamu sumpah, aku aja sampe kaget. Aku kira kamu nekat nyusul ke camping."
"Mirip aku?" Tanya Megan dengan heran.
"Iya, asli mirip banget. Tapi kalo di perhatiin terus ga mirip. Cuma memang agak mirip ehehehe." Ardhan menggaruk pipinya yang gatal.
"Dia bantuin kamu?"
"Iya. Dia kan yang bantuin aku pakein plester."
"Siapa namanya?"
"Kalo ga salah, Devano anak IPA 1."
Suara pintu kamar mandi terbuka dan menampikan Setia yang tersentak melihat Ardhan yang kini memperhatikannya.
"Kamu udah pulang?"
Ardhan mengangguk pelan.
Gadis itu menghampiri keduanya, dia tersenyum cerah seperti biasa. "Syukur kalo kamu udah pulang. Oh iya besok Megan udah boleh pulang, hm boleh ga kalo aku jagain Megan di rumahnya?"
Ardhan langsung menoleh kearah Megan, sedangkan Megan hanya terdiam.
"Ga boleh!"
Ketiga orang itu langsung menoleh kearah pintu yang terbuka. Disana ada Karissa dan Cleo yang menghampiri ketiganya.
"Ardhannn."
Ardhan tersenyum senang, dia segera memeluk Karissa dan juga Cleo.
"Gimana di camping, seru ga?"
"Ga terlalu seru, biasa aja."
"Iyelah, orang laki lo lagi sakit gimana mau seru." Bisik Cleo menggodanya, dan mendapat usakan cepat dari Ardhan.
"Aarrhhhh jangan di acak-acakin rambut guenya setan!" Kesal Cleo yang membuat Ardhan ngakak dibuatnya.
Karissa menatap Setia yang sedang menatapnya dengan datar. "Ga boleh ya mbak, soalnya udah ada kita yang jagain Megan plus soulmatenya Megan. Lo cukup disini aja."
"Tanpa lo jagain Megan pun, Megan juga cepet sembuh kok. Yang jagain lebih telaten dari pada situ." Sambar Cleo dan merangkul tangan Ardhan.
Setia terdiam, dia merasa terpojok. Hatinya sungguh dongkol dengan kedua gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜
Teen Fiction❛❛𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐘𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚...