Rencana

15K 1.5K 139
                                    

Cleo gelagapan, pertanyaan Megan membuatnya bingung harus menjawab apa. Soal perasaan suka? Tentu Cleo menyukai Karissa, gadis yang satu frekuensi dengannya.

"Suka? Suka karena sahabat, ya tentu aja Gan."

Megan menggeleng pelan, dia kembali melangkah pelan dan di ikuti oleh Cleo.

"Suka dalam artian lo cinta sama Karissa."

Bugh—

"Aww, kok gue dipukul." Megan meringis seraya mencoba mengusap punggungnya yang terasa nyeri.

"Lagian lo kalo ngomong lancar banget." Cleo menunduk menahan rasa malunya.

"Jadi bener atau ga?"

"Gue ga tau, perasaan gue belum sampai situ. Masih bimbang."

Megan terkekeh, melihat Cleo yang malu-malu seperti ini jadi teringat Ardhan. Ngomong-ngomong tentang Ardhan lelaki manis itu tidak pulang ke apartnya, mungkin Ardhan menginap dirumah Karissa, pikirnya. Dan Megan membawa buku pelajaran Ardhan, dia tidak ingin lelaki itu melewatkan pelajarannya.

"Gue anterin sampe kelas." Megan merangkul Cleo dan mereka mulai membahas hal random sampai tidak terasa mereka telah sampai di kelas Cleo.

"Makasih ya buat hadiahnya." Ujar Megan dengan tersenyum tipis.

"Sama-sama Gan hehehe."

"Cleo?"

Cleo menoleh dan melihat Karissa diambang pintu bersama Ardhan. Gadis itu memperlihatkan wajah terharunya, dengan cepat Karissa memeluk Cleo dengan erat.

"Gue kangen banget sama lo." Lirihnya dengan terisak.

Cleo terhenyuh, dengan lembut membalas pelukan sahabatnya "Gue juga Sa, maaf ya ninggalin lo. Gue ga bisa nolak ajakan Ayah. Maafin gue ya."

"Ga apa-apa yang penting sekarang lo masuk sekolah. Gue ada temen buat cari vitamin mood bareng lagi." Karissa melepaskan pelukannya dengan tersenyum manis.

"Iya yeayyyy seneng banget gue." Keduanya saling berpegangan tangan seraya meloncat-loncat membuat Ardhan tersenyum simpul.

Dia mendekati kekasihnya dan mengelus puncak kepala itu dengan lembut "Aku balik ke kelas ya sayang."

"Okay sayang, heh Megan jagain Ardhan." Todongnya dengan menunjuk Megan dengan jari telunjuknya.

Ardhan menatap Megan yang sedang menatapnya juga. Namun ada rasa sakit ketika bola mata hitam itu menatapnya dengan dingin tidak seperti biasanya yang selalu lembut.

"Dia udah gede, ngapain gue jagain." Megan segera membalikan tubuhnya dan melangkah santai menuju kelasnya.

Ardhan mengela nafas, dia tahu lelaki itu pasti marah padanya.

"Bye sayang."

"Dah sayang."

Ardhan mengikuti Megan dengan langkah yang pelan. Dia merasa takut untuk memulai percakapan, aura yang di miliki Megan saat ini terasa gelap, walaupun Megan terlihat baik-baik saja namun tempramentalnya akan keluar jika Ardhan memancingnya. Ardhan tidak pernah tahu suasana hati Megan seperti apa, lelaki tampan itu terlalu misterius. Karena terus menunduk dan otaknya memikirkan hal-hal lain membuat Ardhan menabrak punggung itu dengan keras.

"Aw sakit." Lirihnya dengan mengusap-ngusap dahi itu.

Megan menoleh "Ngapain sih lo?"

"Harusnya gue yang nanya, kenapa lo tiba-tiba berenti. Gue jadi nabrak punggung lo." Ujarnya pelan.

Tangan besar Megan segera mengambil tas Ardhan, membuat lelaki manis itu tersentak. Ardhan melihat Megan sedang memasukan buku-buku miliknya ke dalam tas. Setelah selesai, dia memberikan kembali tasnya. Kakinya mulai kembali melangkah namun Ardhan menahannya.

𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang