Ardhan melihat ponselnya yang menunjukan pukul jam 3 sore, dia melihat ke lorong sekolah siapa tahu ada Megan yang sedang berjalan menghampirinya tapi ternyata sosok itu lama sekali datang.
"Lo yakin ke perpustakaan?"
"Yakin kok tadi dia bilangnya gitu." Jawab Moreo.
"Coba lo samperin ke perpus, soalnya bentar lagi kaya mau hujan. Sekarangkan musim hujan." Ujar Laskar seraya memakai jaket kulitnya.
"Yaudah oke." Ardhan membenarkan tasnya seraya melangkah santai menuju perpustakaan.
"Mor gue butuh ngomong sama lo." Aiden segera menarik Moreo, namun lelaki manis itu menahan tubuhnya.
"Gue ga mau."
"Kalo lo ga mau dengerin penjelasan gue, gimana kita baikannya Mor. Please sekali ini aja oke." Aiden memohon dengan serius, dia menatap dalam bola mata yang tidak ingin menatapnya itu.
"Iya Mor kasian." Ujar sang ketua.
Laskar tersentak ketika Antares memeluknya dari belakang "Sialan Res! Bikin kaget aja babi." Laskar mencoba melepaskan tautan tangan yang melingkari perutnya. Namun Antares menahannya.
Bibir itu mengecup pipinya "Ga boleh ngomong kasar kalo sama gue, by."
Laskar segera menutupi wajahnya, meredamkan hawa panas yang menyapa pipinya. "Sialann Ares bangsat!"
Moreo ternganga melihatnya, dia tidak menyangka hubungan Antares dan Laskar begitu intim. Karena Moreo lengah, dengan mudahnya tangan Moreo di tarik oleh Aiden.
"Menurut lo, Aiden-Moreo bakal balikan ga? Kita taruhan." Bisik Antares tepat di telinga Laskar.
Laskar menelan salivanya, dia menjilat bibir keringnya menahan gugup "Gue ga tau."
"Ko ga tau, tinggal bilang iya atau ga?"
"Tunggu, hukumannya apa?" Tanya Laskar.
"Kalo lo kalah, lo nginep dirumah gue selama seminggu. Tapi kalo gue yang kalah gue bakal nginep dirumah lo selama seminggu juga."
Laskar berjengit, segera menoleh ke samping, membuat wajah Antares begitu dekat dengannya. Siallll padahal pengen gue maki tapi kenapa gue salah langkah, jeritnya dalam hati.
Antares menatap bibir yang berwarna merah muda itu, dengan perlahan mendekatkan wajahnya. Mengecup bibir kenyal namun terasa kering. Antares mengelurkan lidahnya, mengusap bibir Laskar dengan lembut.
Laskar terdiam, otaknya memberitahu untuk segera menjauh namun tubuhnya tidak membiarkannya. Laskar mematung seraya menikmati ciuman lembut sang ketua.
***
Bola mata Ardhan terlihat memerah, pandangannya mulai berkabur akibat genangan air mata yang tiba-tiba hadir. Hatinya merasakan perih, nafasnya tercekat akibat sesak.
Disana dia melihat Megan sedang berciuman dengan seorang gadis. Gadis itu menjauhkan diri dari Megan dan kini Ardhan dapat melihat dengan jelas bahwa gadis itu adalah Cleo. Megan yang memunggunginya masih setia menangkup pipi gadis cantik itu.
Ardhan melangkah ke belakang, dia tidak sanggup harus berhadapan langsung dengan Megan. Jantungnya berdetak kencang dengan emosi yang ingin meledak. Dengan cepat dia membalikan tubuhnya dan berlari nelusuri lorong sekolah.
Tanpa melihat ke depan, pikiran Ardhan pun kosong dia menabrak Antares dan Laskar yang masih asik memadu kasih.
Brugh—!
"ASTAGFIRULLAH!"
Mereka bertiga terjatuh dengan pantat yang mencium lantai duluan.
"Anjing Ardhan, kalo jalan liat-liat bangsat." Kesal Antares yang telah berdiri dan membantu Laskar yang meringis dengan wajah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜
Teen Fiction❛❛𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐘𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚...