Gadis itu mengusap wajahnya dengan bedak, menatap dirinya di cermin dengan senang. Bibirnya yang di lapisi lipgloss tersenyum simpul.
"Ga nyangka yang gue serempet ternyata ganteng banget." Jeritnya dengan tertahan.
Bola matanya melihat jam dinding, yang sudah menunjukan pukul 5.40 dengan cepat menaruh perlengkapan make-upnya dan bergegas turun ke bawah.
"Bi mana buburnya?"
Pelayan paruh baya itu segera menghampirinya dengan membawa totebag. Tangannya terulur untuk memberikan bubur yang telah ia buat.
"Ini Nona."
Gadis yang bernama Setia itu mengambil totebagnya dengan senang.
"Nanti kalo Papa nyariin bilangin, aku ada urusan kerja kelompok harus pagi-pagi berangkat."
Pelayan rumah mengangguk patuh.
***
Tangan lentiknya membuka pintu rawat inapnya Megan. Kakinya melangkah pelan, bola matanya mengelilingi ruangan yang terlihat berantakan. Bibirnya mengela nafas. Dia malas sekali untuk membereskan semua barang-barang milik Megan tapi dia harus mencari muka di depan lelaki tampan itu.
Dengan perlahan tapi lembut, dia menghampiri lelaki yang sedang tertidur di kusi seraya meringkuk. Di lihatnya wajah Ardhan, kemudian dia menoleh pada Megan.
"Hmm kayanya mereka ade-kaka, wajahnya mirip walaupun beda warna kulit." Gumamnya.
Tangannya menepuk pelan bahu Ardhan.
Tak lama Ardhan terusik, dia membuka matanya perlahan dengan masam. Setelah menetralisir penglihatannya, Ardhan merasa bingung dengan gadis yang masih menatapnya dengan senyuman.
"Siapa lo?"
"Ehh— maaf, saya oknum yang nabrak pasien Megan. Saya menepati janji untuk mengurus Megan sampai sembuh." Jawabnya dengan pelan.
Ardhan terdiam, kemudian dia mengubah posisinya menjadi duduk. Mengusap wajahnya yang terasa kaku. Setelah Ardhan merasakan semuanya telah merasa lebih baik, dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Megan yang masih tertidur pulas.
Tangannya mengusap pipi Megan dengan lembut.
"Bangun." Bisiknya. Suara Ardhan dapat di dengar oleh Setia, bibirnya tersenyum tipis melihat perlakuan manis kakak-beradik itu.Melihat Megan yang masih tertidur pulas, membuat Ardhan nyerah. Dia tidak ingin menganggu tidur kekasih— Ardhan mengulum bibirnya menahan malu. Dia menyadari kini status mereka telah menjadi sepasang kekasih.
Tidak kuat menahan pipinya yang terasa panas, dia segera mengambil handuk didalam tasnya dan juga baju bersih. Kakinya mulai melangkah menuju kamar mandi, namun langkahnya tertahan ketika melihat Setia yang sedang membereskan barang-barang miliknya dan juga milik Megan.
"Eh ga usah diberesin, biar gue aja nanti." Hardik Ardhan yang membuat Setia tersentak.
"Ga apa-apa, sekalian. Mumpung Megan juga masih tidur, daripada aku diem jadi aku beresin."
Ardhan terdiam, kemudian dia mengedikkan bahunya. Kakinya kembali melangkah menuju kamar mandi.
Setia yang melihat Ardhan masuk kamar mandi, mengela nafas. Bibirnya mencebik kesal "Ck, kalo bukan karena Megan ganteng terus adiknya juga ganteng ogah banget gue beresin barang-barang begini." Keluhnya dengan ngambil baju dengan kesal.
***
Bola mata hitam itu terbuka perlahan, dia memegangi kepalanya yang terasa pening. Suara erangan kecil membuat Setia menoleh kearah Megan. Dengan sigap, ia menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜
Teen Fiction❛❛𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐘𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚...