Megan tersentak ketika merasakan seseorang yang berbaring diatasnya. Mata itu terbuka lebar dan melihat Ardhan yang sedang memposisikan tubuhnya untuk menyamankan dirinya yang berbaring diatas tubuh Megan.
Megan tersenyum, jemari besarnya mengusap rambut Ardhan yang basah dan berantakan.
"Tumben hm?" Gumamnya dan terus menatap puncak kepala Ardhan yang berada tepat di atas dada bidangnya.
"Abisnya ga bangun-bangun, sekarang udah jam 5.50 kamu ga mandi?!"
"Tidur aku nyenyak banget, makanya males bangun."
Ardhan mendongkakan kepalanya dan memandang Megan. "Biasanya juga tidur nyenyak."
Megan menggeleng pelan, bibirnya masih menyunggingkan senyuman manis. "Ga pernah se nyenyak ini."
Ardhan menaruh dagunya di dada bidang Megan "Kenapa?"
"Karena Ardhan pilih Megan buat jadi pendamping hidupnya."
Ardhan segera mengulum bibirnya, tangannya yang bebas mencoba mencubit pinggang itu "Jangan kaya gitu! Malu tau."
Megan terkekeh, dia memeluk Ardhan dengan erat membuat lelaki manis itu memekik karena tubuhnya yang terasa berat akibat tangan dan kaki Megan yang melilit tubuhnya.
"Berattttt."
"Tahan." Megan menarik tubuh itu di supaya mensejajarkan wajah mereka.
Kini Ardhan dapat merasakan hawa panas yang menerpa wajahnya. Bola mata itu mengejap-ngejap pelan.
"M-mau ngapain?" Ujar Ardhan pelan.
"Morning kiss."
"Ga ah, ga mau. Masa pagi-pagi minta cium?!"
"Loh memangnya kenapa? Cowoknya minta cium masa ga boleh?"
"Bu-bukan gitu, ini masih pagi."
"Mau pagi, siang, sore ga ada bedanya sayang."
"Anying! Ta-tapi—"
"Ga boleh ngomong kasar." Hardik Megan.
"Iya-iya maaf, ya kamu..."
"Apa?"
"Yaudah matanya merem." Ardhan mencoba menutupi mata Megan dengan telapak tangannya.
"Loh-loh, masa di tutup gimana mau menikmati."
"Ishh dasar mesum. Diem ih! Mau aku cium atau ga?!"
"Ahahaha yaudah iya-iya."
Ardhan menelan salivanya, dia mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir Megan dengan pelan.
"Udah."
"Apa-apaan cuma nempel doang, ga mau ah. Sekali lagi buruan."
"Dih ga mauuuu!" Rengek Ardhan dan melepaskan tangannya yang berada di area mata Megan akibat Megan melepaskannya secara paksa.
"Cepetan sayang, bentar lagi jam 6 pas, katanya ga mau telat."
"Loh kamu yang bikin telat."
"Sekali lagi ayo." Megan menangkup kedua pipi Ardhan dan menariknya dengan lembut.
Bibir keduanya beradu kembali, dengan Megan yang mulai melumat bibir bawahnya. Sedangkan Ardhan membalasnya dengan sedikit ragu. Rasa malunya begitu mengkoar dalam benaknya membuat pipi Ardhan begitu panas.
Ciuman lembut itu berubah menjadi lebih seduktif, membuat Ardhan menggerakan kakinya namun tanpa sengaja lutut Ardhan mengenai adik juniornya Megan.
"Shhh." Megan mengerang dalam ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜
Teen Fiction❛❛𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐘𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞. 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐫𝐨𝐦𝐚...