Sunmori

18.8K 1.8K 283
                                    

"Jangan lupa bawa minyak kayu putih."

"Iya-iyaaaa bapak Megan." Keluh Ardhan yang jengah dengan titahan Megan, pasalnya Megan telah mengatakan itu sebanyak 10 kali. Ardhan memang terlalu gabut untuk menghitungnya. Heuheu.

"Liat nih." Ardhan memasukan minyak kayu putih kedalam tasnya dengan senyuman meledek.

Megan tersenyum, dia gemas dengan lelaki manis itu. Kakinya melangkah untuk mendekatinya, menarik tangan Ardhan untuk semakin dekat dengannya.

"Mau ngapain?!" Ardhan gelagapan, dia mempunyai insting jika Megan pasti mau menyosornya.

"Ciumlah, kenapa masalah?"

Ardhan memalingkan wajahnya, kulit pipi dalamnya ia gigiti dengan gelisah.

"Ke-kemarin kan udah."

"Kening doang, mana kenyang."

Ardhan berjengit, dia menoyor kepalanya Megan "Lo kira gue nasi?! Sekali cium langsung bikin lo kenyang dih."

"Emang." Megan segera menangkup kedua pipi Ardhan. Memajukan wajahnya, dan berhasil mencuri kecupan tepat di bibir kering itu.

Ardhan mematung dengan mata mengejap-ngejap cepat. Jatungnya kembali berdetak cepat, serta darah yang terus berdesir diseluruh tubuhnya.

"Masih kering hmmm." Gumam Megan yang menatap bibir Ardhan, ibu jarinya mengelus bibir itu dengan lembut.

"Sekali lagi ya biar lembab hehe." Megan kembali menempelkan benda kenyalnya, namun kali ini mengeluarkan lidahnya untuk membasahi bibir Ardhan, dan melumatnya dengan lembut.

Ardhan kini mulai memejamkan matanya, sentuhan yang masih terasa aneh namun membuatnya tak berdaya dan ingin merasakannya lagi. Ciuman yang entah kenapa begitu candu lebih dari ciuman dia dan Karissa.

Astaga mengingat Karissa, membuat Ardhan membuka matanya cepat. Dia segera mendorong tubuh Megan membuat sang empu terkejut.

"S—sorry, hmm gue aaa itu suara motor Aiden, ayo turun kebawah." Ardhan tersenyum canggung, dia segera mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Megan yang masih terdiam mematung.

Megan mengela nafas kasar, romantis sedikit kayanya susah banget kalo ama Ardhan. Pikirnya.

Tangannya memgambil tas gendongnya dengan kasar, kemudian menutup pintu kamarnya dengan cukup kencang.

***

"Lo diem ya Res!" Laskar memukul punggung lebar itu dengan kesal, dia ga paham sama tingkahnya Antares yang akhir-akhir ini selalu menggodanya. Entah mengambil barang miliknya, mencolek dagunya, dan menggoda dengan kata-kata. Semisal tadi, sewaktu Antares sampai kerumahnya.

"Gemes banget sih bapak Laskar."

Laskar merasa jengah dengan tatapan Antares yang terlihat minta di pukul itu.

"Gemes apanya sih?!"

"Cuma gue yang bisa ngeliat kegemesan dalam diri lo."

Laskar terdiam, dia mengulum bibirnya. Ada rasa malu yang tiba-tiba menyerangnya. Dalam hidupnya Laskar tidak ada satu orangpun yang bilang dirinya ini menggemaskan, malah dia selalu di juluki si sangar, ya karena memang wajahnya yang cowok banget tidak ada imut-imutnya.

"Akhirnya pada datang, ngaret lo pada."

Lamunan Laskar buyar dengan coletahan Ardhan yang tiba-tiba mengusik telinganya.

"Sorrylah, kitakan kudu prepare." Ujar Moreo yang masih betah memejamkan matanya seraya memeluk Aiden dari belakang. Moreo sebenernya masih ngantuk, tapi karena udah janji mau sunmori jadi dia terpaksa bangun pagi.

𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang