Minggu

17.9K 1.2K 83
                                    

Laskar merasa terusik ketika merasakan sesuatu di wajahnya. Bola matanya terbuka dengan perlahan, mulai melihat sosok lelaki yang kini sedang sibuk menciumi wajahnya.

"Res?"

"Hm?" Suara kecupan kembali terdengar setelah mencium bibir Laskar.

"Lo ngapain?"

"Cium lah, menurut lo apa?"

"Iya maksudnya ngapain ciumin gue."

Antares mensejajarkan wajahnya tepat di hadapan Laskar yang masih menunjukan wajah bantalnya.

"Bakal jadi keseharian gue cium lo setiap pagi, soalnya gue butuh energi." Antares mengusap pipi Laksar dengan lembut.

Laskar tersenyum manis, kedua tangannya segera merangkul leher jenjang sang dominan.

"Masuk angin ga?" Bisik Laskar.

"Ga, soalnya malem kita pelukan jadinya anget." Antares menelusupkan wajahnya di perpotongan leher kekasihnya. Mencium aroma alami yang di miliki Laskar.

Laskar terdiam, menikmati pelukan di pagi harinya. Tubuhnya merasakan nyaman terlebih hatinya yang selalu merasa dingin dan kesepian. Bibirnya tersenyum kembali, dia sangat mencintai lelaki gondrongnya ini.

"Las?"

"Iya?"

"Gue cinta sama lo." Antares menjauhkan wajahnya dari leher Laskar, dia kini menatap Laskar dengan dalam.

"Gue cinta sama lo."

Laskar tertawa malu "Iye gue denger."

"Gue cinta sama lo."

"Ya astagaaaa, iya Res." Laskar mendekatkan wajahnya, mencium bibir kekasihnya. Antares tersenyum lebar, dia membalas ciumannya.

TOK! TOK!

"Laskar?"

Keduanya tersentak dan menoleh kearah pintu.

"Iya?!"

"Mama pulang sayang, ayo turun. Mama bawa oleh-oleh dari Rusia."

Antares menoleh kembali "Mama lo balik?"

Laskar mengangguk ragu "Mau turun?"

"Ayo turun, sekalian nyapa Mama mertua." Goda Ares dan dapat tinjuan kecil dari Laskar

***

Megan memperhatikan Ardhan yang masih tertidur pulas dengan posisi terlentang, dia mengusak rambutnya yang basah sehabis mandi.

"Bangun Dan."

Megan mengela nafas, padahal dari semalem mereka telah berjanji untuk jogging bersama tapi tadi pagi Ardhan susah sekali di bangunkan maka dari itu Megan jogging sendirian dan berharap Ardhan bangun dan menyusulnya namun harapannya pupus, kekasihnya masih rebahan dan tertidur pulas.

"Bangun sayang." Megan mencubit lembut pipi Ardhan.

Rasa dingin yang begitu menyengat membuat Ardhan segera bangun dan memegang pipinya.

Ardhan menelisik, dia segera meringkuk.

"Ya Tuhan, malah tidur lagi. Heh bangun, udah siang gini. Tumben banget males bangun."

Ardhan memperhatikan Megan yang kembali mengusak rambutnya, kemudian memperhatikan tubuh Megan yang besar. Bola mata itu terhenti di perut Megan yang terdapat otot kotak-kotak tipis, belum terbentuk sempurna.

Megan kembali memandangi Ardhan, namun lelaki itu segera menutup kembali matanya. Megan tersenyum tipis, dia membuang handuk kecilnya kesembarang arah. Mulai menaiki ranjang, dan menelentangkan tubuh Ardhan.

𝗕𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 ? (𝗠𝗘𝗚𝗔𝗡 𝗫 𝗔𝗥𝗗𝗛𝗔𝗡) 𝗦𝗘𝗟𝗘𝗦𝗔𝗜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang