|| Ending

691 36 3
                                    


Selamat Membaca!

----

"Cell!"

Danial langsung memeluk Cella erat, sembari terisak. Ia benar-benar sangat merindukan Cella.

"Danial jangan erat-erat, aku sudah napas."

Danial melepaskan pelukannya secara refleks saat mendengar ucapan sang istri. Ia begitu merindukan sang istri. Sungguh.

"Gimana keadaan kamu sekarang? Ada yang sakit? Badan kamu sakit? Apa cepet ngomong." Danial menangkup wajah sang istri dengan kedua tangannya.

"Aku enggak apa-apa. Kamu gak usah khawatir." Cella tersenyum hangat. Tangannya bergerak naik mengelus wajah sang suami.

Cella mendekati Danial lalu memeluknya, nyaman rasanya berada di pelukan Danial. Apalagi saat menghirup aroma tubuhnya yang khas.

"Kamu gak di impus lagi?"

Cella menganggukkan disela pelukannya. Tadi saat ia sadar dokter langsung memeriksa keadaan tubuhnya, setelah memastikan bahwa tubuhnya baik-baik saja mereka langsung menyarankan Cella untuk makan atau minum walaupun sedikit.

Cella saat sadar memang merasakan lapar yang sangat, ia langsung memakan bubur ayam dan teh yang disiapkan untuk dirinya.

Tubuhnya lumayan segar setelahnya. Ia sendirilah yang meminta perawat melepaskan impusnya, karena ia merasa tak membutuhkannya lagi.

Cella menjelaskan tentang kejadian saat ia pertama kali sadar pada Danial. Danial yang mendengarnya dengan seksama hanya tersenyum.

"Jadi waktu baru bangun kamu lapar?" tanya Danial lembut, sembari mengusap rambut panjang sang istri di sela pelukan mereka.

"Iya. Lapar banget. Perutku sakit pengen makan kayak lama gak makan aja."

Danial tertegun mendengar ucapan sang istri. Apa Cella tak menyadari bahwa ia telah tidur lama? Bahkan hampir setahunan.

"Emang kamu tidurnya lama."

"Masa sih? Paling tiga hari an."

"Kamu tidur hampir setahun sayang."

Cella sontak melepaskan pelukannya dari Danial, lalu menatap sang suami dengan pandangan bingung.

"Masa sih? Bohong." Cella kembali mendekati Danial lalu memeluknya lagi. Entahlah ia sangat merindukan Danial.

"Jujur sayang." Cella memilih tak menggubris lagi perkataan Danial, ia lebih memilih memeluk tubuh sang suami dalam diam.

"Anak kita mana?" tanya Cella, memecahkan keheningan menyelimuti mereka.

"Anak kita lagi di rumah." Danial terpaksa berbohong pada Cella, ia tak mau Cella drop atau khawatir berlebihan saat mendengar kondisi sebenarnya sang anak.

"Sama siapa anak kita?"

"Papa, Mama sama Rean. Anak kita enteng kok." Danial menjawab sembari mengusap rambut sang istri dengan lembut. Ia benar-benar sangat merindukan Cella.

"Anak kita cewek apa cowok?"

"Cowok. Gantengnya sama kayak papanya dong," ucap Danial. Cella tertawa pelan mendengarnya.

"Namanya?"

"Carlos Mahendra."

Cella lantas tersenyum lebar. Ia sedikit merutuki kebodohannya yang bahkan tak mengetahui jenis kelamin sang anak, walaupun nyatanya saat akan melahirkan dokter sudah mengatakan laki-laki, namun itu tak membuat Cella terlalu percaya. Bisa saja kan, saat lahir anaknya perempuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang