|| 21. Moments

484 47 19
                                    

Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

"Ini di goreng?" tanya Danial. Cella menganggukkan kepalanya. Danial bersikeras untuk membantunya memasak, padahal Cella sudah melarang. Namun suaminya itu tetap keras kepala, Cella lalu membiarkannya.

Danial memasukkan ayam yang tadi ia bersihkan kedalam minyak yang belum panas, setelah memasukkan minyak ke wajan dan menghidupkan kompor ia langsung memasukkan ayamnya. Sedangkan Cella menyiapkan bumbu, mereka akan membuat oper ayam.

Danial menjerit saat ayamnya meletup, ia langsung berlari, membuat Cella yang sedang menyiapkan bumbu menoleh padanya lalu menghela nafasnya panjang. Sudah ia bilang tadi, Danial bukan akan membantunya tapi akan menambah pekerjannya.

Cella mendekati kompor lalu mematikannya, ia mengangkat ayam yang belum matang tersebut lalu menatap tajam Danial.

"Kan udah gue bilang, biar gue aja yang masak. Lo si keras kepala banget, malah nambah kerajaan gue," omel Cella kesal.

Danial hanya terkekeh. Awalnya ia berfikir memasak tidak begitu sulit, tapi ternyata ekspetasinya tidak seperti kenyatannya. Memasak bukan pekerjaan berat, namun sulit dan rumit.

"Maaf, Cell," ujar Danial. Cella menghela nafasnya.

"Gakpapa. Lo duduk aja liatin gue masak aja, gak udah bantu-bantu. Ngerti?"

Danial menganggukkan kepalanya patuh. Ia segera berlalu, ia duduk di meja makan yang langsung berhadapan pada dapur dimana Cella sedang memasak.

Danial memperhatikan Cella dalam diam, sambil mengulum senyumannya. Cella benar-benar telaten, meskipun dari keluarga yang mampu apalagi ia mempunyai pembantu. Cella tetap bisa memasak dan mandiri.  Danial menyukainya. Cella benar-benar sempurna bagi Danial.

"Lo cantik banget, Cell," puji Danial.

Cella yang sedang menggoreng ayam, menatapnya sejenak lalu tertawa pelan. Ia tidak baper lagi, karena Danial sudah begitu sering memujinya begitu. Eh...

"Ayamnya di opor semua?"

"Enggak. Ayamnya banyak, sisanya mau aku goreng aja."

Setelah Cella memasak, mereka sarapan dalam diam karena jika sedang makan keduanya lebih memilih menikmati sarapan mereka masing-masing.

"Hari ini lo gak kerja?" tanya Cella. Mereka sudah selesai sarapan, Cella sedang membereskan bekas makan mereka.

"Enggak, ambil cuti. Soalnya kerajaan di kantor gak banyak-banyak amat," jelas Danial. Cella hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Gue aja yang cuci piring!" ucap Danial.

"Gak usah biar gue."

"Cell, biar gue aja. Sini!" Danial langsung merebut piring kotor yang berada di tangan Cella, membuat Cella mengalah membiarkan Danial melakukan kemauannya.

*

"Bosen banget gue," ucap Cella, mereka berada di kamar menonton film. Danial fokus menonton, sedangkan Cella memainkan ponselnya.

"Mau pindahin, pindahin aja. Mau nonton Drakor?"

"Gue gak suka Drakor," ucap Cella jujur.

"Terus mau nonton apa?" tanya Danial bingung.

Cella menggelengkan kepalanya.

"Gue gak tahu. Gue gak mau nonton," ucap Cella. Ia ingin melakukan sesuatu namun ia bingung, ia harus melakukan apa.

Danial menggelengkan kepalanya, lalu tertawa pelan. Ia mendekati Cella lalu duduk di paha istrinya itu dan memeluk perut rata Cella, sambil sesekali menciumnya membuat Cella geli.

"Geli, ih," ucap Cella, sambil mengusap kepala Danial.

Danial mendongakan kepalanya menatap Cella, ia menatap Cella lamat.

"Kenapa?"

"Gak sabar nunggu Danial junior," ucap Danial. Cella tersenyum, ia juga tidak sabar sebenarnya. Namun bukankah mereka harus menunggu dan berusaha?

Danial kembali mendongakan kepalanya, menatap pada Cella. Ia menatap Cella dalam.

"Aku sayang sama kamu, Cell. Banget."

"Aku juga."

___

Kata-kata untuk Cella?

Kata-kata untuk Danial?

Pesan buat Author?

_

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

17Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang