|| 23. Perubahan sikap Danial

512 51 60
                                    


Hai selamat membaca!

Semoga suka!

___

Setahun telah berlalu, pernikahan keduanya. Cella dan Danial menjalani hari-hari seperti biasanya, namun akhir-akhir ini Danial sering melamun dan lebih pendiam.

Awalnya Cella ingin bertanya ada apa sebenarnya dengan Danial, namun Danial seolah bergeming dan menutupi masalahnya sendirian. Cella sadar, mungkin Danial belum mau berbagi cerita dengannya nanti ia akan kembali bertanya jika Danial sudah mulai membaik.

Cella menaiki tangga menuju lantai atas, ke kamarnya juga Danial. Ia ingin mengajak Danial untuk sarapan.

"Sarapan dulu, Nial," ucap Cella.

"Ayo!" ajaknya.

Danial menganggukkan kepalanya. Ia berjalan mengekori Cella.

Lagi, Cella hanya menghela nafasnya panjang. Selalu saja begini, dua bulan ini Danial nya benar-benar sudah berubah tidak lagi seperti dahulu yang selalu membuatnya kesal dan menggodanya.

"Mau lauk apa?" tanya Cella.

"Ikan goreng aja."

Cella menganggukkan kepalanya, lalu mengambil lauk yang Danial inginkan. Setelahnya mereka sarapan dalam keadaan hening, hanya dentingan sendok yang menemani.

Setelah sarapan, Cella mengantarkan Danial sampai ke teras. Ia menyalim tangan suaminya itu.

Cella terus memperhatikan Danial, baru saja Danial akan membuka pintu mobilnya, Cella memanggilnya.

"Danial!"

"Kenapa?"

"Gakpapa. Hati-hati!"

Danial menganggukkan kepalanya, lalu memasuki mobil dan berlalu. Niat hati ingin bertanya tadi Cella urungkan dahulu, ia ingin menunggu Danial kembali lagi nanti.

___

"Apa kabar Cell?" tanya Alana.

Cella dan Alana sedang berada di Cafe sekarang. Awalnya tadi keduanya tidak sengaja bertemu dengan Alana di minimarket, akhirnya keduanya memutuskan untuk mengobrol sejenak.

"Alhamdulillah sehat. Lo gimana?" tanya Cella balik.

"Sehat juga."

"Dari tadi ngelamun aja!" tegur Alana. Pasalnya sedari tadi ia memperhatikan Cella yang hanya diam saja, seperti sedang ada masalah.

"Cerita aja sama gue, kalo ada masalah." ucap Alana tulus.

Cella menggelengkan kepalanya. "Gue gakpapa, Na." ucap Cella.

Alana menganggukkan kepalanya, ia cukup tahu, jika semua orang memiliki privasi yang tidak ingin di bagi pada siapapun. Ia juga termasuk salah-satunya.

"Ouh iya! dua bulan lagi, gue sama Brian bakal tunangan."

Cella menatap Alana berbinar, lalu menyalami Alana.

"Selamat ya! Akhirnya lo nikah juga, btw, lo sama Brian udah lama pacaran?" tanya Cella. Cella mulai melupakan masalahnya sejenak.

"Sebenarnya sih iya, cuman diam-diam aja, Cell. Awalnya tadi pengen ngasih undangannya sebulan lagi, tapi kebetulan tiba-tiba ketemu lo langsung gue kasih tau." jelas Alana malu.

"Pacaran sama Brian udah lama, Na?"

"Sebenarnya kita gak pacaran, Cell. Komitmen aja dulu, eh tiba-tiba Brian langsung ngajak serius." Cella menganggukkan kepalanya mengerti. Ia senang akhirnya kedua temannya bersatu.

"Semoga lo nanti jadi pasangan yang sakinah mawadah warahmah. Aaminn."

Alana mengaminkan doa Cella.

"Doain ya, Cell semoga sampai ke harinya."

"Insyaallah, Na. Sekali lagi selamat ya."

"Makasih Cell."

__

Cella kembali ke rumah sekitar jam dua siang. Ia cukup lama mengobrol dengan Alana tadi, saat sampai di rumah ia bingung melihat mobil Danial yang sudah terparkir.

"Assalamualaikum!"

"Nial! Kamu udah pulang?"

"Nial!"

Kenapa Danial tidak menjawab panggilannya?

Cella meletakkan belanjaannya ke dapur dan menatanya sejenak, lalu menaiki tangga menuju kamar mereka untuk memastikan keberadaan Danial.

"Danial!" Cella membuka pintu kamar mereka, lalu tersentak saat melihat Danial. Ia langsung mendekatinya, lalu membantu Danial duduk ke atas ranjang.

"Lo kenapa?"

"Kenapa bisa gini?"

Danial hanya diam. Cella menghela nafasnya panjang, lalu mencari kotak Pt3k.

"Siapa yang gebukin lo?" tanya Cella, sembari mengobati luka Danial.

"Lo kenapa sih? Dari tadi gue ajak ngomong cuman diam? Akhir-akhir ini lo juga aneh banget. Seandainya kalo lo ada masalah, cerita sama gue, Nial." jelas Cella terisak.

"Sebenarnya kenapa? Kenapa lo gak mau cerita sama gue? Gue istri lo, apa gue gak ada di mata lo. Ha!" sentak Cella. Pertanyaan dan emosi yang ia tahan akhirnya ia luapkan. Apalagi saat melihat tubuh Danial serta wajah suaminya yang di penuhi dengan lebam. Hal itu tentu saja membuat Cella khawatir.

Lalu Danial, ia bahkan tidak bicara apapun mengenai masalahnya pada Cella. Sebenarnya Cella ini ia anggap apa?

Danial hanya diam mendengarkan ucapan Cella, lalu menarik Cella ke pelukannya saat istrinya itu sudah mulai dapat mengatur emosinya.

Danial memeluk Cella erat, membuat Cella yang tadi memberontak akhirnya diam di pelukannya dengan Idak tangisnya.

"Maaf, Cell."

"Maaf."

Tapi untuk saat ini Danial benar-benar belum bisa untuk bercerita masalahnya. Bukannya tidak bisa, hanya ia belum siap dan tak ingin membuat Cella khawatir dengannya, juga memikirkan masalahnya.

"Maaf, Cell."

____

Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Danial sama Cella?

Sampai ketemu di part selanjutnya. Bye-bye!
____

25Agustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang