|| 11. Pertemuan

544 64 105
                                    


Hai selamat datang di Cerita MPC!

Selamat membaca!

_

"Perhatian banget sih, Calon istri!"

Danial

_

Hari ini Cella akan berangkat menemui Danial, karena ingin mengantarkan makan siang untuk Danial. Sebenarnya bukan ingin Cella, namun Mamanya yang memaksanya.

"Kamu harus terbiasa, Cell. Ingat nanti kamu akan jadi istri dari Danial." Pesan Mamanya.

Kayla berada di rumah menemani Mamanya, awalnya Cella ingin mengajaknya, sekalian bertemu dengan Danial. Namun mengingat ia baru sampai, pasti Kayla lelah. Jadi, ya, bagaimana lagi Cella mau tak mau harus pergi.

Gadis itu menyetir mobil dengan santai, sesampainya di kantor Danial. Ia menyapa balik para karyawan yang menyapanya. Mereka sudah mengenal Cella, sebagai calon istri CEO muda disini. Danial Mahendra.

Baru saja akan masuk, tiba-tiba Cella menghentikan langkahnya saat mendengar perdebatan di dalam ruangan Danial.

Cella mendengarnya dengan seksama.

"Nayla sekarang udah nikah."

Meski samar Danial dapat mendengar dengan jelas ucapan seseorang tersebut.

Nayla?

Bukankah dia adalah mantan pacar Danial, itu cerita dari Alana.

"Terus? Kenapa bilang sama gue?"

Sudut bibir Cella tertarik ke atas mendengar ucapan Danial, yang terdengar sinis saat membicarakan tentang Nayla. Mantannya.

"Ada pesan dari Nayla, katanya dia mau minta maaf soal kejadian Enam tahun lalu, Bang. Sekarang Nayla udah nikah, dan lagi hamil. Dia nikah sama temen gue yang di Inggris," jelas seseorang tersebut.

Cella lagi-lagi tersenyum mendengarnya. Apalagi saat mengetahui Nayla itu sudah menikah.

Tapi, tunggu, siapa pemuda itu? Kenapa dia mengetahui tentang Nayla? Apa dia sepupu Danial, seperti yang di katakan Alana waktu itu.

Cella lagi-lagi masih setia mendengarkan percakapan keduanya. Sampai saat ia mendengar Pemuda itu sepertinya menangis.

Apa jangan-jangan ia benar sepupu Danial? Yang pernah mengkhianati Danial dahulu.

"Buk Cella! Kenapa tidak masuk?"

Cella tersentak kaget saat Seno memegang bahunya. Seno adalah sekertaris Danial yang sekarang ini.

"Eh!"

"Iya!" jawab Cella.

"Masuk aja! Saya juga pengen masuk, ngasih laporan sama Bos!" ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepala ku saja.

Seno membuka Pintu ruangan Danial, sedangkan aku mengekor di belakangnya.

Danial sedang duduk di kursinya, seseorang yang membuat Cella penasaran juga ada. Pemuda itu membelakangi mereka, menghadap ke gedung luar menatap pemandangan dari kaca tebal, gedung ini.

Cella tersenyum, saat Danial menatapnya sembari tersenyum. Ia menghampiri Danial, lalu meletakkan keranjang makanan yang ia bawa di meja kerja Danial.

Setelah Seno memberikan laporan, dan memberikan penjelasan pada Danial tentang berkas-berkas itu, ia langsung pamit.

"Udah makan belum?" tanya Cella, saat Seno sudah benar-benar hilang dari balik pintu.

"Belum," jawab Danial.

Cella tersenyum senang, saat mendengar jawaban Danial. Berarti tidak sia-sia ia datang ke sini, membawa makan siang untuk Danial.

Cella menarik tangan Danial, lalu duduk di sofa panjang ruangan Danial yang biasanya di gunakan untuk Danial bersantai.

Cella membukakan persatu makanan yang ia bawa. Danial memperhatikan Cella dengan senyum lebar.

"Perhatian banget sih, Calon istri!" ucap Danial gemas, sembari mencubit hidung Cella.

Cella mendelik, di perlakukan seperti itu oleh Danial.

"Ini juga di suruh Mama, kalo gak males banget, mending tidur." Jelas Cella.

Sekarang, gantian Danial yang mendelik.

"Lo yang masak?" tanya Danial.

"Enggak. Mama yang masak!" jawab Cella.

"Lo tau gak?"

"Apa?"

"Temen kecil gue datang ke sini, lho. Jauh-jauh dari California, cuman pengen nge hadirin pernikahan kita." Danial mengangguk-anggukkan kepalanya, mendengar cerita Cella.

"Cewek atau Cowok?"

"Cewek."

Syukurlah bukan cowok, batin Danial lega.

"Kok Lo, kayak seneng banget dia Dateng?" tanya Danial penasaran. Pasalnya wajah Cella sangat sumringah, juga berseri-seri. Bukankah hanya bertemu dengan teman? Kenapa sampai segitunya? Danial jadi curiga.

"Dia udah Enam tahun gak balik, Nial. Gimana gue gak seneng coba?"

Cella bahkan menyuapi Danial, entah apa mimpinya sampai mau saja menyuapinya. Mendapatkan perlakuan begitu dari Cella, tentu saja Danial senang. Sangat malah.

Ia menerima suapan yang Cella berikan dengan senang. Danial melupakan  tentang Gavin, yang bahkan masih dalam ruangan ini.

"Cella! Lo calon istri Bang Danial?" tanya Gavin tiba-tiba.

Tunggu,

Gavin mengenal Cella?

____


___

Gimana sama part ini?

Kata-kata untuk Danial?

Kata-kata untuk Gavin?

Kata-kata untuk Cella?

Pesan buat Author?

____

Sampai ketemu di part selanjutnya! Bye-bye!

____

3Angustus2021

Danial & Cella [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang